JATENG

Bandara Ngloram Mulai dibangun Tahun ini

Djati Walujastono

BLORA, JATIM, BN – Rencana pengaktifan kembali (reaktivasi) Bandar Udara (Bandara) Ngloram di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tahun 2018 ini mulai dilakukan pembangunan.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Fisik dan Prasrasarana, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora, Djati Walujastono.

Djati menyatakan, tahun ini kementerian perhubungan mulai melakukan tahapan perbaikan landasan.

“Selain dilakukan pemagaran aset, juga dilakukan perbaikan landasan. Rencana di aspal supaya bisa dimanfaatkan sementara waktu untuk pesawat kecil, ” katanya.

Menurut Djati, rencananya kementerian perhubungan akan memberlakukan bandara tersebut sebagai bandara umum.

“Untuk sementara, perusahaan sektor pertambangan dan migas bisa ikut manfaatkan fasilitas transportasi udara di Bandara Ngloram ini untuk menunjang pekerjaan bagi para pekerja atau untuk kepentingan lain, “tambahnya.

“Karena nanti pengelola akan menyediakan penyewaan pesawat, sebelum sepenuhnya bandara Ngloram benar-benar dibuka untuk umum,” ungkapnya pada Rabu, (17/1/2018) lalu.

Secara bertahap, menurut Djati diperlukan lahan untuk memperluas landasan bandara, sehingga bisa digunakan jenis pesawat jet, atau air bus.

“Secara bertahap nanti lahan akan terpenuhi, mulai dari 900 seperti sekarang ini, kemudian di tambah menjadi 1.200 meter, kemudian menjadi 1.800 meter, dan terakhir 2.500 meter,” terang Djati.

Pihak Pemkab sendiri akan menyediakan lahan guna memperluas landasan, “Pemkab Blora akan menyediakan lahan yang dihibahkan kepada pemerintah pusat untuk keperluan landasan. Namun, tetap ada MoU untuk kerjasama pengeloaan bandara,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora sebelumnya telah beberapa kali diundang oleh Kementerian Perhubungan maupun Kementerian ESDM untuk membahas pengalihan aset Bandara Ngloram.

Jika pengalihan aset telah selesai, tahapan pengaktifan bandara bisa dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Yakni ke tahapan perencanaan pembangunan fisik bandara. Dengan panjang landasan pacu mencapai 900 meter, bandara tersebut sempat menjadi primadona bagi kalangan pelaku pertambangan minyak dan gas (migas) yang hendak menimba ilmu di Akamigas STEM Cepu maupun mengembangkan usaha pertambangan migas di wilayah Blora dan sekitarnya di era 1980 an. Hanya saja bandara tersebut tidak difungsikan lagi selepas tahun 1984.

Pemkab Blora dengan dukungan Pemprov Jateng menghendaki bandara tersebut diaktifkan lagi, antara lain untuk menunjang mobilitas seiring menggeliatnya pertambangan migas di wilayah Blok Cepu.

Menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat berkunjung di Blora belum lama ini menyatakan, berkat adanya pertambangan migas di Blora, pertumbuhan ekonomi Blora melejit, bahkan tertinggi dibanding kabupaten dan kota lainnya di Indonesia.

“Pertumbuhan ekonomi Blora itu nomor satu. Presiden sendiri yang mengungkapkan hal itu dalam rapat kerja di Jakarta belum lama ini, ” katanya.

Sekadar diketahui, Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Pemerintah (RKP) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10/2017) lalu menyebutkan, sejumlah kabupaten yang pertumbuhan ekonomi 2016 tertinggi di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di daerah tersebut ditopang adanya pertambangan di wilayah setempat. Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menduduki rangking pertama pertumbuhan ekonomi sebesar 37,12 persen karena gas alam, kedua Kabupaten Blora sebesar 23,53 persen, dan ketiga Kabupaten Bojonegoro Jatim sebesar 21,95 persen.

Di Blora dan Bojonegoro terdapat industri migas Blok Cepu dan pertambangan migas lainnya. (M.Jo/ali)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button