NTT

Pemkab TTU Akan Mengembangkan Pariwisata Budaya dan Religi di Tahun 2018

Rumah adat Maslete yg akan di kembangkan Pemkab TTU di thn 2018

KEFAMENANU, BN – Menarik wisatan lokal dan manca negara untuk datang ke kabupaten TTU, Pemkab TTU serius mengembangkan pariwisata budaya dan religi di Kabupaten Timor Tengah Utara ( TTU ), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2018.

Potensi periwisata di bidang budaya dan religi di kabupaten Timor Tengah Utara punya peluang utk menarik wisatawan lokal maupun manca negara. Perlu sentuhan dan pembinaan dari pihak Pemkab TTU.

Campur tangan pihak Pemkab TTU di bidang finansial maupun promosi di tingkat Nasional maupun ke Manca Negara guna untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Kabupaten yang berbatasan darat langsung dengan Distrik Oecuse Timor Leste.

Dibidang aspek budaya, Pemerintah Kabupaten ( Pemkab ) setempat akan memperjuangkan rumah adat dari tiga suku besar yang ada yakni suku Biboki, suku Insana dan suku Miomaffo sebagai destinasi baru di Kabupaten TTU.

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes saat di temui awak media di gedung DPRD. “Di Maslete, ada rumah adat milik Suku Sanak. Di Noetoko ada juga peninggalan budaya, di Insana ada Sonaf di Kiupasan dan Oelolok dan di Biboki ada sonaf Tamkesi. Ini potensi besar yang kalau dikelola dengan baik dan tanggung jawab, bisa mendatangkan pemasukan yang cukup besar bagi daerah ini,”tandas Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes.

Selain pariwisata budaya, pada tahun 2018 Pemkab juga akan mengembangkan pariwisata di bidang religi. Di antaranya wisata  Noemuti dan juga Taman Doa Kristus Raja yang akan dibangun di Puncak Bukit Neonbat, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu yang akan mulai dibangun pada tahun 2018.

Dua aspek ini yang akan kita fokuskan untuk pengembangan pariwisata pada tahun 2018. Kalau Tanjung Bastian belum bisa kita kembangkan karena memang lokasi tersebut masuk dalam kawasan hutan. Dan sampai saat ini kita belum mendapatkan ijin dari kementerian kehutanan, lanjutnya.

Secara bersamaan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten TTU, Agustinus Kaesnube mengatakan ada tiga buah rumah adat yang mendapat dana pemeliharaan dari Pemerintah. Antara lain rumah adat Sarbabu di Kelurahan Upfaon dan rumah adat Suku Nabu di Desa Tunbaen, Kecamatan Biboki Selatan serta rumah adat Suku Sanak di Maslete, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu.

“Selama ini, 3 rumah adat tersebut untuk pemeliharaan dan orang yang jaga dibiayai oleh Propinsi, kalau tidak salah per bulan Rp 1,5 juta. Kita akan lakukan evaluasi apakah tiga rumah adat ini masih perlu untuk kita danai atau harus kita ganti dengan rumah adat yang lain,” jelas Agustinus Kaesnube mantan Asisten II Setda TTU.

Berkat wisata religi Kure, Kaesnube beberapa waktu lalu menerima sertifikat penghargaan dari pemerintah pusat lantaran dinilai sukses melestarikan budaya religi tersebut.

Sehingga pihaknya berkomitmen akan terus berinovasi untuk menjaga dan melestarikan wisata religi peninggalan bangsa Portugis tersebut.

“Kure akan terus kita gelar setiap tahun dan untuk semakin menarik minat wisatawan tahun 2018. Kita pastikan taman doa yang di dalamnya ada Patung Kristus Raja akan mulai kita bangun dan targetnya harus selesai pada tahun 2020,” pungkasnya. (Lius/adi )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button