KALTENG

Diduga Penerima Beasiswa Kedokteran Tahun 2012 Adalah Para Anak Pejabat

 

BUNTOK, KALTENG, BN – Mahasiswa penerima beasiswa kedokteran Kabupaten Barito Selatan tahun 2012, adalah anak-anak pejabat daerah dan merupakan anak-anak dari keluarga yang dikategorikan sebagai orang berada.

Dalam lampiran Surat Keputusan (SK) Bupati Barsel, Nomor 482 Tahun 2012, Tentang Mahasiswa penerima bantuan beasiswa kedokteran tahun anggaran 2012, tercantum dalam daftar nama semua penerima beasiswa adalah anak-anak pejabat daerah setempat dan merupakan kategori anak-anak orang berada.

Terdapat sebelas nama Mahasiswa yang terdaftar dalam lampiran SK Bupati Barsel tersebut, yang kesemuanya adalah anak dari orang-orang berada, ada yang merupakan anak dari anggota DPRD Barsel, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di beberapa Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) di Barsel, anak dari salah satu Kepala SMK Negeri di Buntok, dan bahkan ada nama penerima merupakan anak dari Sekretaris Daerah Barsel, Edi Kristianto.

Menurut Koordinator Lapangan, Lembaga Penyelidikan Pengawasan Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (LP3KRI) DPC Barsel, Herman Susilo, hal ini sangat miris, mengingat masih banyaknya anak-anak kurang mampu di Barsel yang tidak mendapatkan beasiswa meskipun sebenarnya berprestasi.

“Namanya beasiswa, tapi kenapa kok penerimanya semua merupakan anak para pejabat, kasihan yang miskin tapi berprestasi dan benar-benar ingin melanjutkan sekolah, masih banyak yang tidak menerima beasiswa,” ujar Herman Susilo

Sebelumnya, awak media BN telah mendatangi Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Barsel, Aslianson, Selasa (8/5/2018). Kepada awak media BN, dijelaskan oleh Aslianson, bahwa pihaknya tidak memiliki data menyangkut hal tersebut, untuk itu kemudian awak media BN disarankan meminta data terkait beasiswa tersebut kepada pihak Dinas Pendidikan Barsel, sebagai leading sektornya.

“Kami tidak punya data itu (Beasiswa kedoteran), coba cari saja di Disdik sebagai SOPD yang menangani hal tersebut,” sarannya.

Di hari yang sama, Selasa (8/5/2018), awak media BN kemudian menemui Kasi PTK PAUD dan Pendidikan Non Formal Disdik Barsel, Karta Jayadi, yang saat itu juga mengakui bahwa pihaknya tidak memiliki data yang dimaksudkan, terkait dengan beasiswa kedokteran bagi Mahasiswa asal Barsel tahun 2012, karena dirinya baru menangani perihal program beasiswa bagi Mahasiswa baik umum maupun kedokteran adalah di tahun 2017.

“Kami tidak punya data itu, karena saya sendiri baru mengurus soal ini (beasiswa), adalah di tahun sebelumnya,” terang Karta.

Namun kemudian Karta mengarahkan agar awak media BN, mengkonfirmasi kepada Sekretaris Disdik Barsel, Edi Suharto, sebab selain berlaku sebagai Pejabat Pembuatan Kebijakan (PPK) di Disdik, diketahui bahwa salah satu penerima beasiswa kedokteran adalah anak yang bersangkutan.

“Lebih baik mas, kalau mau lebih jelas tanya saja langsung dengan pak Sekretaris (Edi Suharto), karena dia yang lebih tahu perihal ini!” ucapnya.

Namun sayangnya, saat hendak ditemui guna mengkonfirmasi hal tersebut, Edi Suharto, sempat menolak awak media untuk bertemu, melalui staf khususnya, sampai akhirnya yang bersangkutan kemudian mempersilahkan awak media bertemu, ketika tahu bahwa di dalam daftar nama penerima beasiswa dimaksud ada tercantum nama anaknya.

Dalam keterangan yang diberikan oleh Edi Suharto, dirinya berkilah bahwa anaknya mendapatkan beasiswa kedokteran yang berdasarkan kontrak ikatan dinas, karena menurutnya anaknya adalah menerima beasiswa jalur mandiri, jadi tidak diwajibkan untuk mengabdi di Barsel.

“Anak saya kan beasiswanya jalur mandiri, bukan kontrak ikatan dinas, jadi tidak mengikat. Lagipula bukti apa yang mau saya tunjukkan, karena memang tidak ada kontraknya,” tukasnya.

Ketika ditanya mengenai data siapa saja penerima beasiswa dimaksud yang telah lulus dan yang drop out, Edi Suharto kemudian mengarahkan agar awak media BN menemui Sekretaris Daerah Barsel, Edi Kristianto, selaku Kuasa Pengelola Anggaran (KPA) dan diyakininya sebagai orang yang tau persis menyangkut persoalan beasiswa tersebut.

“Lebih mas menemui Sekda saja, disana pasti ada datanya!” tegasnya.

Selasa (8/5/2018), setelah menunggu sekitar dua jam, Sekda yang saat itu berada di ruang kantornya, menolak untuk bertemu dan bahkan mengarahkan agar awak media BN lebih baik menemui kembali Sekretaris Disdik, Edi Suharto. Penolakan itu, dituliskan Edi Kristianto di disposisi Kartu Tamu, yang diserahkan oleh staf khususnya.(STV)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button