KLATEN, JATENG, BN – Sebanyak 196 tim mengikuti Festival Gethek Tradisional 2018 di kawasan Rowo Jombor, Desa Krakitan, Bayat, Klaten, Selasa (19/6).
Festival yang digelar dalam rangka perayaan Grebek Syawalan Rowo Jombor itu mengu-sung tema, Kita Lestarikan Budaya Sya-walan melalui Lomba Gethek Tradisional.
Kegiatan dibuka Bupati Sri Mulyani dan diha-diri antara lain, Sekda Klaten, Asisten II Sekda, Kepala Disparbudpora dan seluruh camat se-Kabupaten Klaten.
Ketua panitia festival gethek tradisional 2018 yang juga Kepala Desa Krakitan, Nurdin mengatakan, peserta lomba berasal dari perwakilan pelajar di Klaten, kecamatan se-Kabupaten Klaten, Koramil, Polsek, Orga-nisasi Perangkat Daerah (OPD) dan seluruh desa yang ada di Kecamatan Bayat.
“Peserta lomba terdiri atas, 52 tim putra putri pelajar, 52 tim putra putri kecamatan, 26 tim dari Koramil, 26 tim dari Polsek, 22 tim dari OPD dan 18 tim dari desa se-Keca-matan Bayat,” jelas Nurdin.
Sementara itu, Camat Bayat Edy Purnomo mengatakan, tujuan lomba antara lain untuk menanamkan rasa cinta wisata bahari dan mendukung pelestarian gethek di Kabu-paten Klaten.
Selain itu, sebagai upaya menciptakan me-dia olah raga yang mudah dan murah di kalangan masyarakat dan pelajar serta memberikan wadah bagi apresiasi olah raga tradisional.
Bupati Sri Mulyani dalam sambutannya me-ngatakan, gethek merupakan salah satu alat transportasi tradisional warisan leluhur yang memiliki ciri khas kebudayaan tersendiri yang hingga kini masih tetap eksis di tengah masyarakat.
“Dulu keberadaan gethek di Klaten difung-sikan sebagai alat transportasi masyarakat yang nyaman, aman dan ramah lingkungan. Pemerintah Kabupaten Klaten menyambut baik dan mendukung festival gethek di objek wisata Rowo Jombor sebagai upaya menga-jak generasi muda untuk mengenal dan mencintai alat tradisional khususnya gethek,” kata Bupati Sri Mulyani. (rkt)
