Kesultanan Kota Pinang Tinggal Kenangan Masa Silam
LABUSEL, SUMUT, BN – Kesultanan Kota Pinang ini berada di kabupaten Labuhanbatu Selatan, tepatnya di Kelurahan Kota pinang Kecamatan Kota Pinang.
Jika kita berkunjung di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, nampak puing-puing dari kerjaan ini aja yang bisa kita lihat.
Upaya pemerintah untuk melakukan renovasi pada istana ini belum menemukan titik terang, kita juga tidak mengetahui secara pasti apa yang menjadi halangannya.
Namun disini kita coba mengulas sekilas sejarah istana ini.
Kesultanan Kota pinang dahulunya bernama ” Pinang Awan ” yang didirikan oleh Sultan yang bernama ” Batara Sinomba atau Batara Gurga Pinayungan Tuanku Raja Nan Sakti putra dari Sultan Alamsyah Syaifuddin dari kerajaan Pagaruyung.
Beliau menikah dua kali pada putri setempat yang dari pernikahan pertama dianugerahi dua orang putra dan satu orang putri yang bernama Putri Siti Ungu Selendang Bulan dan dari istri kedua beliau dianugerahi seorang putra.
Dari putri Siti Ungu inilah lahir raja-raja di wilayah kesultanan Asahan, Pannei, dan Bilah yang mana beliau menikah dengan raja Aceh Sultan Iskandar muda.
Akhir dari pendudukan Jepang di Republik Indonesia pada Tahun 1945 Republik Indonesia menyatukan semua kerajaan kedalam wilayah Republik Indonesia.
Harapannya Pmerintah Kabupatenb Labuhanbatu Selatan dapat melanjutkan koordinasi dengan ahli waris agar istana kota pinang ini dapat diputar dan menjadi icon bagi Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan dapat menjadi objek wisata yang mendatangkan PAD bagi Kabupaten Labuhanbatu Selatan. (swt)