SULSEL

Mantan Pengamen Jadi Caleg, Dengan Motto “PAN TAU KAMI”

MAKASSAR, SULSEL, BN – Tak disangka H.Saharuddin Said salah satu dari 50 legislator di DPRD Kota Makassar yang sukses melenggang ke parlemen pada pemilu legislatif (pileg) 9 Juli 2014 lalu, ada satu sosok pemuda yang sedikit menyita perhatian dari mayoritas wakil rakyat.

H.Sahruddin Said. Beliau merupakan pemuda asli kelahiran pulau Barrang Ca’di, Kecamatan Ujung Tanah, 16 Juni tahun 1988 lalu. Selain menjadi jawara di daerah pemilihan 2 (Dapil-II) dengan unggul 6.363 suara atas 9 legislator lainnya yang lolos, Ajid sapaan akrabnya juga adalah salah satu legislator termuda di DPRD Makassar.

“Pulau Barrang Ca’di adalah tempat saya lahir dan dibesarkan dan saya sangat bersyukur dapat ikut berkontribusi bersama teman lainnya di dewan untuk memekarkan kecamatan kepulauan,” katanya di Makassar, Minggu (15/3).

Tak banyak yang menyangka seorang Sahruddin Said ternyata juga pernah mengalami hidup miskin dan berjuang untuk sesuap nasi dengan mengamen. Pengalaman inilah yang ia kisahkan saat berbincang dengan Rakyat Sulsel Online.

Ajid sapaan akrabnya mengaku, meski orang tuanya dikenal sebagai seorang pengusaha sukses, namun hal itu tidak membuatnya bermanja diri untuk menikmati fasilitas mewah yang ditawarkan.

Ia menjadi pengamen saat dirinya dan kedua orang tuanya berbeda paham soal pendidikan. Ia ingin kuliah di Bandung sementara orang tuanya berharap Ajid kuliah di Makassar. Ia pun nekad berangkat kuliah ke kota Bandung tanpa restu kedua ayah dan ibunya.

Tanpa uang kiriman serta komunikasi dari orangtua, membuat Ajid rela menjadi pengamen sembari tetap fokus mengenyam pendidikan di kota kembang itu.

“Sebelum jadi anggota dewan, saya juga pernah rasakan hidup susah. Bahkan, untuk bertahan hidup di Bandung saya harus ngamen, dan pelan-pelan saya sudah belajar usaha dengan buka rental play station,” kata politisi Golkar ini.

Legislator berlatar belakang pengusaha ini mengaku, dari pengalaman berharga itu dirinya banyak belajar tentang arti hidup sebenarnya dengan mandiri secara ekonomi. Ia mengaku hasil yang dicapai dengan jalan usaha sendiri akan sangat terasa berbeda dengan sokongan langsung dari orang tua.

Karena kemandirian itulah yang membuatnya menaruh perhatian cuku besar pada perkembangan pemuda di Makassar. Apalagi dengan kian maraknya pemuda-pemuda melakukan tindak kejahatan membuatnya bertekad untuk ikut berperan serta mengembangkan kualitas pemuda Makassar.(**)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button