JATIM

Digerojok APBN Puluhan Milyar, RTH Keputih Mengecewakan

PPK: Kami Butuh Rp 100 Miyar Lebih

SURABAYA, JATIM, BN – Niat baik pemerintah presiden Jokowi melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupr)   untuk menyediakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di kota-kota besar, patut didukung dan diacungi jempol. Namun sayang pelaksanaan di lapangan diduga  tidak benar dan mengecewakan masyarakat.

Seperti pembangunan RTH Keputih, Sukolilo, Kota Surabaya, meski tiap tahun telah digelontor APBN yang jumlahnya tidak sedikit, namun hasil yang terlihat sangat mengecekan masyarakat. Sampai saat ini RTH tersebut masih terkesan mangkrak dan belum bisa dimanfaatkan masyarakat. Bahkan, proyek tersebut sebagian sudah rusak dan sebagian fasilitas hilang tak terawat.

Seperti lampu penerangan taman sebagian bola lampunya sudah hilang, paving terlihat kualitas jelek dan pecah-pecah, gazebo pondasinya sudah amblas, kursi taman belum terpasang. Bahkan, bangunan gedung untuk food court terasa bergoyang ketika dinaiki. Lebih ironis lagi tangga naik ke lantai 2 juga bergoyang sehingga sangat berbahaya.

Data diperoleh BN pekerjaan pembangunan RTH Keputih dimulai tahun 2016. Selaku pelaksana saat itu yakni PT Faradis Mulia Makmur dengan nilai kontrak Rp 2.247.299.000. Pekerjaan tersebut berlanjut di tahun 2017, dengan nama paket pekerjaan penataan kawasan pengembangan kota hijau kws Keputih Sukolilo.

Kota Surabaya. Selaku kontraktor pelaksana yakni PT Damaean Jaya Mandiri dengan nilai kontrak Rp 18.698.493.000. Di tahun 2018 ini, dianggarakan pagu Rp 14.409.000.000 dengan nama paket pekerjaan Pembangunan RTH Kws Sukolilo, Kota Surabaya (Lanjutan). Selaku pelaksana yakni PT Bahana Prima Nusantara dengan nilai kontrak Rp 13.864.329.000. Total Rp 34.810.121.000,-

PT Bahana Prima Nusantara, menurut sumber BN, tercatat pernah diusut Kejati Riau dengan dugaan penyimpangan pembangunan RTH eks Kaca Mayang di Provinsi Riau,  namun anehnya tahun 2018 ini  malah memenangkan tender di RTH Keputih.

Panji selaku PPK RTH Keputih, Ditjen Cipta Karya, Kemenpupr di Wiyung Surabaya ketika dikonfirmasi BN mengakui jika proyek RTH Keputih belum tuntas karena anggarannya masih kurang.

“Perkiraan anggarannya  sampai tuntas Rp 100 milyar lebih,” kata Panji di kantornya.

Panji beralasan bagian yang rusak karena kondisi tanah labil karena bekas tumpukan sampah,

” Jadi sulit mendirikan bangunan di atas bekas tumpukan sampah, jadi kemungkinan retak atau ambles itu cukup besar,” tandasnya, sambil tertawa. (es/bersambung edisi depan) 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button