JATIM

Ikhlas Gotongroyong Untuk Indonesia

Keluarga Wahyu Ardi, warga Kelurahan Sidorukun, Gresik, Jawa Timur

GRESIK, JATIM, BN – Sudah sepatutnya masyarakat mengerti akan pentingnya jaminan sosial kesehatan. Seperti penjelasan sumber Koran Mingguan Investigasi Bidik Nasional & bidiknasional.com kali ini, adalah keluarga Wahyu Ardi, warga Kelurahan Sidorukun, Gresik, Jawa Timur.

Wahyu Ardi menerangkan bahwa mereka sadar betul akan pentingnya jaminan kesehatan, sehingga keluarga dengan sadar bergabung menjadi peserta mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Meski belum sempat menggunakan kartu JKN-KIS nya kata Wahyu, ia tetap rutin membayar iuran.

“Karena kita ingin membantu sesama juga, bahu membahu dalam membantu. Mengingat sakit itu datangnya tak terduga dan biayanya juga besar,” ujar Wahyu ketika menjawab pertanyaan wartawan.

Ia bersama istri sebelumnya telah tergabung menjadi peserta JKN-KIS dari segmen PPU (Pekerja Penerima Upah) atau peserta yg di daftarkan oleh perusahaan. Namun setelah berhenti, istrinya kembali mendaftarkan diri menjadi peserta mandiri JKN-KIS sejak 2015 lalu.

“Kami juga ingin semua masyarakat bisa terlayani dengan baik, kami ikhlas bila uang iuran kami dijadikan subsidi silang untuk dipergunakan peserta yang memang membutuhkan biaya besar dan perlu dibantu,” terangnya.

Bahkan keluarga ini biasa membayar iuran langsung selama satu tahun, atau tiga bulan kedepan.

“Kita ini khan usaha sendiri, jadi selama ada uang langsung kami sisihkan untuk biaya kesehatan yang nantinya juga dibutuhkan keluarga,” papar dia.

Meski beberapa kali mengalami sakit ringan seperti batuk dan pilek atau ISP, mereka hanya diperiksakan ke dokter praktek tanpa menggunakan kartu JKN-KIS.

“Pokoknya kita berniat baik dan shodaqoh, tidak ada pikiran apa-apa. Siapa yang berharap sakit juga. Pokoknya tetap rutin membayar iuran dan menjaga kesehatan,” lanjut dia.

Sementara itu, sang istri Anis Susiawati menjelaskan, ia pernah memiliki pengalaman dari kakaknya yang merupakan peserta JKN-KIS sempat mengalami kanker paru-paru sebelum akhirnya meninggal pada tahun 2015. Kakaknya mendapat perawatan di Rumah Sakit dengan baik. Keluarganya tak mengeluarkan uang sama sekali untuk pengobatan yang menghabiskan banyak biaya tersebut.

“Bayangkan satu kapsul yang dikonsumsi bisa sampai Rp. 1 juta dan sehari bisa menghabiskan banyak kapsul, jadi saya semakin tergerak membantu sesama melalui gotong royong dalam program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan,” kata Anis.

Perempuan yang juga berprofesi sebagai perias ini berharap, semakin banyak masyarakat yang peduli dengan pentingnya menjaga kesehatan. Terlebih, bisa sadar akan pentingnya jaminan kesehatan dan membantu sesama yang membutuhkan.

“Namanya manusia, pasti kita tidak ingin sakit. Tapi bukan berarti mengikuti program JKN-KIS harus menunggu sakit. Harus sadar, harapannya seluruh masyarakat bisa berpartisipasi dan berkomitmen menjadi peserta JKN-KIS,” imbuhnya. (boody/rp)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button