JABAR

Tiga Wanita Warga Pamanukan Subang Diduga Jadi Korban Trafiking

SUBANG, JABAR, BN-Tiga wanita muda warga Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang diduga menjadi korban perdagangan manusia. Dugaan tersebut muncul berawal dari adanya chating facebook (fb) antara Bidik Nasional dengan ketiga wanita berinisal DW (14 tahun), SP (20 tahun) dan Nn seorang janda beranak satu.

Melalui sarana fb mereka mengaku sebagai warga Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang. Mereka mengaku merasa di bohongi oleh seseorang berinisial T yang bertindak selaku penyalur kerja. Menurut mereka, T berjanji akan menyalurkan kerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Surabaya.
Namun pada kenyataannya SP dipekerjakan sebagai Pekerja Seks komersial (PSK) dan pelayan minuman di tempat karaoke di Papua. Akibat seringnya melakukan chatting fb, SP mendapatkan perlakuan tidak senonoh dan sering kali mendapatkan ancaman dari sang mucikari di tempat dia bekerja.

Mendengar adanya kejadian tersebut salah satu keluarga SP yang mengaku sebagai bibinya mengatakan ia merasa kaget mendengar ponakannya bekerja sebagai PSK di daerah Papua.
Menurutnya, sebelum berangkat dia izinnya mau ke Surabaya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Yang mengajaknya adalah ST yang masih ada ikatan keluarga.

‎Terpisah, seseorang berinisial DH yang mengaku sebagai orang tua DW saat di konfirmasi Bidik Nasional mengatakan tidak mengetahui secara pasti dimana anaknya bekerja. Dengan adanya kedatangan dirinya baru mengetahui kalau anaknya bekerja di Papua dijadikan PSK dan pelayan minuman.

Menurutnya, awalnya waktu mau berangkat, DW ingin bekerja di surabaya sebagai asisten rumah tangga. Menurut DH, DW sering komunikasi dengan anaknya tapi dia tidak pernah bilang bahwa dirinya ada di Papua.

‎Hasil investigasi Bidik Nasional di lapangan diperoleh informasi jika ST seorang penyalur yang diduga kerap melakukan dugaan human Trafiking. Salah seorang warga yang namanya minta dirahasiakan mengatakan, ST dulu pernah diperiksa di Polres Subang dengan kasus serupa.

Sementara ‎data yang dihimpun oleh Bidik Nasional. ada ancaman dari mucikari jika SP dan DW sampai mengadu secara jujur kepada keluarga atau kepada kepala desa. Jika itu terjadi maka keduanya diancam akan dipotong kaki dan kepalanya.

Dengan adanya kejadian ini pihak keluarga memohon kepada pihak kepolisian untuk turun tangan dan menangkap para pelakunya sampai ke akar-akarnya. Jika itu dibiarkan dikhawatirkan akan menelan lebih banyak korban. (M.Tohir)

Related Articles

Back to top button