JATIM

Siswa SMPN 1 Srono Banyuwangi Nguri-nguri Maulid Nabi Muhammad SAW di Era Modern

BANYUWANGI, JATIM, BN-Keluarga besar SMPN 1Srono Banyuwangi menggelar Peringatan Maulid Nabi 1441 Hijriah di sekolah setempat. Kepala SMPN 1 Srono Banyuwangi Saroni mengatakan, kegiatan digelar sebagai salah satu upaya mengingatkan kembali sejarah lahirnya Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, ‎Nabi Muhammad SAW merupakan penutup para nabi dan rasul.

“Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak dan tidak diutus Allah SWT kecuali menjadi rahmat bagi alam semesta. Atas kemuliaan-kemuliaan inilah maka tepat kiranya jika kita memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,” katanya.

Ia menambahkan, dari panitia penyelenggara telah mengundang Ustadz Jaenal Mustofa dari Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Banyuwangi.

Selain menggelar pengajian, keluarga besar SMPN 1 Srono juga mengajak masyarakat lingkungan sekolah dan memberikan bantuan sembako berupa, beras, mie, kecap dan gula dalam satu wadah yang diberikan kepada 10 orang kaum duafa.

Menurut Ustadz Jaenal mustofa, Imam al-Suyuthi, tercatat Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l. 549 H – w. 630 H) sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW dengan perayaan yang meriah luar biasa.

“Tidak kurang dari 300 ribu dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan Maulid ini. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah SAW,” katanya.

Lanjutnya, diantaranya yang paling terkenal adalah karya Syeikh Al-Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi SAW dalam bentuk natsar (prosa) dan nazham (puisi). Karena populernya, karya seni Barzanji ini hingga hari ini masih sering kita dengar dan dibacakan dalam seremoni peringatan Maulid Nabi SAW.

Menurut Ustadz Jaenal, sejak itu ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi SAW di banyak negeri Islam. Inti acaranya lebih kepada pembacaan sajak dan syi`ir peristiwa kelahiran Rasulullah SAW.

“Namun untuk menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam, maka saya diundang untuk memberikan ceramah atau tauziah kepada semua yang hadir di Aula SMPN 1 Srono ini,” jelas Ustadz Jaenal Mustofa.

Menurutnya, di Indonesia terutama di pesantren, momentum tradisi Maulid Nabi SAW yang sudah melekat di masyarakat ini sebagai media dakwah dan pengajaran Islam. Sebagian organisasi Islam telah mencoba memanfaatkan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW ini tidak hanya sebatas seremoni dan haflah belaka, tetapi juga untuk melakukan amal-amal kebajikan seperti bakti sosial, santunan kepada fakir miskin, pameran produk Islam, pentas seni dan kegiatan lain yang lebih menyentuh persoalan masyarakat.

“Beberapa hikmah dari Maulid Nabi Muhammad SAW yang bisa kita teladani yaitu, meneladani akhlak dan sifat Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” katanya.

Lanjutnya, Ibnu Katsir menafsirkan bahwa ayat tersebut merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada kita agar mencontoh Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan kepada kaum mukmin agar mencontoh sikap Rasulullah SAW Ketika Perang Ahzab, yaitu dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allah SWT. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sampai hari kiamat.

Selain itu, akhlak Rasulullah SAW adalah cerminan Al-Qur’an. Bahkan beliau sendiri adalah sosok sempurna yang hadir di tengah-tengah umat manusia, membawa kabar gembira, menerangi kegelapan dengan membawa cahaya Islam. Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW, Aisyah menjawab, “Akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an” (HR Muslim). Sungguh, jawaban Aisyah ini singkat, namun sarat makna yang luar biasa. Ia menyifati beliau dengan satu sifat yang dapat mewakili seluruh sifat yang ada.

Rasulullah SAW juga memiliki sifat yang layak diteladani, yakni shiddiq , amanah, tabligh , dan fathonah . Shiddiq adalah integritas, kejujuran, selalu menjunjung tinggi kebenaran. Amanah adalah memegang teguh kepercayaan, bisa dipercaya. Tabligh adalah menyampaikan dengan benar dan baik atas apa yang menjadi perintah Allah. Fathanah adalah kecerdasan, kepintaran, ketangkasan.

Kedua , ungkapan kecintaan dan kegembiraan kepada Rasulullah SAW. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW, pungkasnya Kyai Ustadz Jaenal Mustofa.

Sementara itu, salah seorang guru di sekolah tersebut, Ima mengatakan, kami sebagai guru SMPN 1 Srono merasa bersyukur acara Maulid Nabi Muhammad SAW dapat berjalan lancar dan kondusif. Semoga siswa-siswi yang ikut mendengarkan Tauziah dari Ustadz Jaenal Mustofa bisa diterima dan menambah keimanannya kepada Allah SWT serta kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW. (Jojo BN)

Related Articles

Back to top button