JABAR

Berli Hamdani: Jangan Biarkan Wabah DBD Terus Berkembang, Harus Segera Diantisipasi

BANDUNG, BN – Aedes aegypti adalah nyamuk yang termasuk dalam subfamili Culicinae, famili Culicidae, ordo Diptera, kelas Insecta. Nyamuk ini berpotensi untuk menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). DBD sendiri adalah suatu penyakit yang ditandai dengan demam mendadak, perdarahan baik di kulit maupun di bagian tubuh lainnya serta dapat menimbulkan syok dan kematian.

Penyakit DBD ini terutama menyerang anak-anak termasuk bayi, meskipun sekarang proporsi penderita dewasa meningkat.

Penyebab penyakit demam berdarah ialah virus Dengue yang termasuk dalam genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Terdapat empat serotipe dari virus Dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, yang semuanya dapat menyebabkan DBD. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit DBD kini tengah menyerang hampir di seluruh Kabupaten/kota se-Jabar. Untuk itu, harus diantisipasi agar wabah penyakit DPB tidak terus berkembang. Untuk itu harus dilakukan Gerakan Satu Rumah Satu Jumatik dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dr. dr. Berli Hamdani Gelung Sakti saat acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) ke 65 di Gedung Sate Bandung, Jum’at (13/3/2020).

Turut menjadi narasumber pada JAPRI ini Dosen Universitas Unjani Bandung, Dr.KM.Agus Riyanto SKM, M.Kes serta Kader Jumatik dari Kelurahan Neglasari Kec. Cibeuying Kaler Kota Bandung, Wiwin.

Menurutn Berli selama tahun 2020 ini, sudah ada sebanyak 15 orang yang meninggal dunia dari 5.000 kasus akibat DBD di Jabar. Sedangkan pada tahun 2019 lalu ada sebanyak 49 orang yang meninggal dunia.

“Hal ini tidak boleh dibiarkan, harus diantisipasi, salah satunya menggelakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumatik dan bersama-sama dalam pemberantasan sarang nyamuk,” tegasnya.

Wabah DBD, sambungnya sudah menyerang 25 Kabupaten/kota se Jabar, hanya kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu yang sampai saat ini tidak ada kasus DBD-nya.

Dijelaskan, ada tiga pengelompokan daerah kasus DBD 2020 yaitu Kelompok daerah merah yang banyak warga terserang DBD dan sudah ada yang meninggal dunia.  Diantaranya terdiri dari Kota Depok, Kab/kota Bogor, Kab/kota Sukabumi, Kota Bandung, Kab Cirebon, Kab.Ciamis, Kab/Kota Tasikmalaya.

Lebih lanjut Berli mengatakan, daerah Merah yang sudah ada kematian warganya yaitu Kab. Ciamis, Kab Bogor dan Kab. Bekasi. Sedangkan kasus terbanyak terjadi di kota Bogor, Kota Bandung dan Kab. Karawang, jelasnya.

Semantara dijelaskan Dr. Agus Riyanto, ada beberapa trik mencegah DBD yaitu melalui kegiatan menguras dan membersihkan bak kamar mandi satu minggu sekali; menutup perabotan rumah tangga yang dapat menampung air; jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama; serta gunakan lotion anti Nyamuk.

Agus juga menyarankan kepada masyarakat untuk memelihara ikan cupang. Karena ikan cupang disebutnya suka memakan jentik-jentik nyamuk. Oleh karenanya, hal tersebut sebagai upaya antisipasi tumbuhkembangnya jentik nyamuk.

“Untuk itu wajib dipelihara untuk memberantas DBD. Selain itu juga untuk menanam bunga Lavender, tanaman hias warna ungu, Nyamuk sangat tidak suka dengan bau bunga Levender,” paparnya seraya mnambahkan masyarakat juga dapat menanam Sereh atau Serai, sebab bisa mengusir nyamuk Anopheles atau nyamuk Malaria.

Adapun dikatakan Kader Jumatik, Wiwin dirinya sebagai Kader Posyandu/PKK, menghimbau dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan kebersihan dalam rumah dan lingkungan. (Ihsan)

Related Articles

Back to top button