NTT

Bupati Belu Ikuti Rapat Bersama Menteri Pertanian RI Melalui Video Conference

ATAMBUA, NTT, BN-Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu,Gerardus Mbulu mengikuti rapat bersama Menteri Pertanian Republik Indonesia,Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH., M.Si, MH, melalui Video Conference (Vidcon) bertempat di Ruang Rapat Bupati Belu, Senin,(11/5/2020).

Rapat yang dilakukan melalui Vidcon ini membahas tentang Gerakan Percepatan Tanam yang diikuti oleh 227 peserta dari seluruh Provinsi/Kabupaten, diantaranya Gubernur, Bupati dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan se-Indonesia.

Kegiatan Gerakan Percepatan Tanam ini sudah disusun dan disebarkan dalam bentuk panduan percepatan tanam dengan strategi menggerakan seluruh sarana produksi alat musim pertanian pada wilayah-wilayah kawasan anggaran, kawasan utama maupun kawasan pertimbangan dengan memperhatikan kondisi agrosistem dan memantau secara rutin kondisi iklim dari data BMKG untuk melakukan percepatan tanam.

Dalam arahannya, Menteri Pertanian RI, Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH,M.Si, MH, mengatakan bahwa persiapan pangan kita adalah bagian dari solusi Covid-19 yang ada dan untuk Negara Indonesia yang luas ini kita harus dihadapkan dengan upaya yang lebih keras, lebih terpadu, dan lebih bergotong royong dengan semua pihak, agar ketersediaan makanan untuk rakyat harus bisa kita lakukan lebih baik.

“Saya mengajak kita semua para Gubernur dan Bupati untuk bahu membahu agar semua aspek pertanian bisa berjalan dengan baik, saya juga berharap dalam menghadapi tantangan yang cukup berat di tahun ini, kita semua dapat mempersiapkan pangan kita baik padi maupun jagung dan lainnya. Karena selain Covid-19 dan dengan segala dampaknya yang mengglobal tidak ada dunia dan akselerasi dunia yang tidak terimbas dengan covid-19 tersebut,” ujarnya.

Lebih lanjut Mentan RI juga mengatakan bahwa kita juga akan menghadapi musim kekeringan serta kemarau yang panjang sesuai dengan rekomendasi dari WHO dan rekomendasi dari BMKG. WHO memberikan gambaran bahwa sesudah Covid-19 di dunia ini akan hadir krisis pangan dunia.

“Sangat diharapkan untuk menghadapi krisis pangan dunia ini, kita dapat bekerja lebih giat lagi, lebih tepat lagi, sehingga dengan adanya krisis pangan ini kita lebih optimis tidak terjadi di negara kita,” pintahnya.

Mentan RI juga mengajak para Gubernur dan Bupati se-Indonesia untuk melakukan gerakan penanaman lebih cepat sebelum musim kekeringan dan kemarau panjang pada akhir bulan Juli tahun 2020 mendatang, oleh karena itu Mentan RI mengajak mulai bulan Mei ini kita semua harus melakukan percepatan secara maksimal.

“Saya berharap para Gubernur dan Bupati untuk supaya sempat menyiapkan lahan-lahan yang ada, dan yang sudah melakukan panen untuk segera mempersiapkan tanam kembali, jangan lagi menunggu, sehingga bisa mengejar hujan yang tersisa di bulan Mei dan Juni ini, dan jika persiapan lahan itu sudah dilakukan maka langkah selanjutnya percepat momentum penyaluran segala sarana dan prasarana yang memungkinkan untuk mendukung, atau penyaluran saprodi yang intinya ada bibit, pupuk dan obat-obatan segera dipersiapkan dan saya juga berharap kerjasama yang intens dari kita semua,‘’ harapnya.

Sementara, Gubernur NTT,Victor B. Laiskodat melalui Via Vidcon mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Pusat yang telah membantu selama ini.

“Saat ini Provinsi NTT telah menyiapkan lahan untuk ditanam kembali, namun seperti yang kita ketahui bahwa di Provinsi NTT ini terdapat banyak sekali tanah atau lahan yang berbatu, sehingga sangat di harapkan bantuan dari Kementerian Pertanian berupa alat-alat berat seperti traktor 50 unit, exafator 50 unit, benih jagung 80 ton untuk tahun ini,” pintahnya.

Selain Gubernur NTT dalam rapat via video conference tersebut, Bupati Belu,Willybrodus Lay, SH mengatakan bahwa di Kabupaten Belu saat ini juga mengalami kekeringan, oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Belu sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah Pusat berupa pembangunan embung, pengadaan pupuk dan obat-obatan.pintahnya singkat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu,Gerardus Mbulu, saat ditemui media ini usai mengikuti rapat vidcon mengatakan, sampai saat ini Kabupaten Belu belum melakukan pencanangan dikarenakan kesulitan air.

“Kami telah menyiapkan lahan namun dengan kondisi kemarau seperti saat ini tentunya tidak bisa ditanam, sehingga harus disiram terlebih dahulu,” ujarnya.

Lanjutnya, menghadapi musim kekeringan dan kemarau yang panjang pada akhir bulan Juli mendatang, dari Dinas Pertanian Kabupaten Belu sendiri telah menentukan langkah-langkah antisipasi.

“Untuk daerah-daerah yang ada airnya terutama bendungan dan embung, kami akan mendorong mereka untuk melakukan tanaman hosti, karena hosti tidak terlalu banyak membutuhkan air namun dalam waktu 1 atau 2 bulan kita sudah bisa mendapatkan hasilnya,” jelasnya.

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu juga mengharapkan, untuk kedepannya Pemerintah Kabupaten Belu akan melakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu terkait pencanangan tersebut, dan apabila telah siap maka akan dicanangkan sesuai kondisi lahan maupun karakteristik wilayah agar hasil panen melimpah, harapnya. (anis ikun).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button