JATIM

Desa Kandangan Adakan Musyawarah dan Sosialisasi Edukasi Wisata Berkelanjutan

BANYUWANGI, JATIM, BN-Pemerintah Desa (Pemdes) mengadakan musyawarah dan sosialisasi edukasi wisata untuk membahas pengembangan desa wisata dan pembangunan pariwisata berkelanjutan di balai desa, beberapa waktu lalu.

Hadir dalam musyawarat, diantaranya BPD, LPMD, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan karang taruna.

Riyono Kepala Desa (Kades) Kandangan mengatakan musyawarah ini untuk pembangunan desa wisata, yakni pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Menurutnya, di Desa Kandangan ada dua titik pembangunan dan pengembangan desa wisata yakni Dusun Krajan Pantai Poncomoyo dan Dusun Sumberdadi Punak Gunung Sumberdadi.

Di dua titik tersebut akan di bangun menara untuk melihat pemandangan alam gunung, juga akan dibuatkan kantin, yang menyediakan kopi lokal dan makanan asli Sumberdadi.

“Pembangunan desa wisata berkelanjutan telah menjadi agenda anggaran 2021 desa Kandangan, kecamatan Pesanggaran, kabupaten Banyuwangi Jatim,” katanya.

Menurutnya, Pemdes Kandangan akan memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada. Oleh karenanya, seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah desa dalam berbagai sektor pembangunan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiap kebijakan maupun rencana pembangunan yang akan dilaksanakan.

“Sekaranh masih dalam musyawarah sosialisasi ekowisata bersama tokoh masyarakat Kandangan,” terangnya.

Menurutnya, pembangunan pariwisata berkelanjutan intinya mengandung pengertian pembangunan pariwisata yang tanggap terhadap minat wisatawan dan keterlibatan langsung dari masyarakat setempat dengan tetap menekankan upaya perlindungan dan pengelolaannya yang berorientasi jangka panjang.

Upaya pengembangan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan harus diarahkan agar dapat memenuhi aspek ekonomi, sosial dan estetika. sekaligus dapat menjaga keutuhan dan atau kelestarian ekologi, keanekaragaman hayati, budaya serta sistem kehidupan.

Proses pembangunan harus layak secara ekonomi, dilaksanakan secara efesien untuk dapat memberikan nilai manfaat ekonomi yang berarti baik bagi pembangunan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Pembangunan harus tanggap dan memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan (alam maupun budaya), dan seminimal mungkin menghindarkan dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekologi.

Kades Riyono menjelaskan pembangunan harus dapat diterima secara sosial, dimana upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan agar memperhatikan nilai-nilai, norma-norma yang ada dilingkungan masyarakat dan bahwa dampak pembangunan tidak boleh merusak tatanan tersebut.

Menurutnya, memanfaatkan sumberdaya lokal dan dapat diadopsi oleh masyarakat setempat secara mudah untuk proses pengelolaan yang berorientasi jangka panjang.

Menurutnya, kualitas sumber daya lingkungan (alam dan budaya), dimana pembangunan pariwisata harus tetap menjaga keutuhan sumberdaya alam dan budaya yang ada, serta memperhatikan daya dukung kawasan tersebut apakah masih mampu menerima/mentolerir pembangunan pariwisata Kualitas hidup masyarakat setempat (sosial ekonomi), dimana pembangunan pariwisata harus mampu memberikan dampak positif (benefit) bagi sosial ekonomi masyarakat setempat, seperti menumbuhkan kesempatan kerja, atau bahkan menjadikannya sebagai masyarakat yang mandiri secara ekonomi.

Kualitas pengalaman berwisata (wisatawan), dimana pembangunan pariwisata harus peka terhadap tingkat kepuasan wisatawan, sehingga menjadikan perjalanan wisatanya sebagai sebuah pengalaman yang berharga.

“Kualitas produk wisata serta interpretasinya memiliki peranan sangat penting bagi kualitas pengalaman berwisata seseorang,” pungkasnya. (Jojo BN)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button