JATIM

Kampung Tangguh Membuat Covid-19 “Mental”

Salah satu kampung tangguh di Jatim (foto: istimewa)

SURABAYA, JATIM, BN-Sejak adanya “kampung tangguh” yang ada di desa dan kampung berbagai kota/ kabupaten di Jawa Timur, jumlah penularan virus corona (covid-19) secara perlahan bisa ditekan. Corona seakan menjauhi kampung tangguh karena situasi dan kondisinya tidak memungkinkan virus tersebut berkembang biak. Pengetatan protokol kesehatan menjadi kunci sukses karena diberlakukan secara ketat peraturan yang harus ditaati warga, seperti warga yang keluar rumah harus mengenakan masker, menjaga jarak dan sering cuci tangan.

Keberadaan kampung tangguh semakin populer karena masyarakatnya semakin kreatif dalam menjaga daerahnya agar tidak menjadi klaster baru penularan covid-19. Salah satu kampung tangguh yang ada di perumahan Tropodo Asri, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo menambah aktivitasnya selain mengharuskan warga mentaati protokol kesehatan seperti melakukan penyemprotan rutin disinfektan seminggu dua kali yakni pada hari Sabtu dan Minggu.

Penyemprotan dilakukan di atas mobil terbuka sepanjang jalan kawasan kampung tangguh tepatnya depan rumah. Sementara iring-iringan kendaraan roda dua yang ada didepan atau di belakang mobil tersebut memberikan pengumuman kalau penyemprotan dilakukan sembari membunyikan klakson berkali-kali. Bagi warga yang beraktivitas seperti menjemur pakaian depan rumah bisa memasukkan dahulu pakaian yang dijemur ke dalam rumah dan mengeluarkan kembali manakala rombongan penyemprotan sudah melalui rumahnya.

Petugas yang sudah terbentuk di Tropodo Asri juga rajin berkomunikasi dengan ketua-ketua RT untuk mencari info khususnya masalah covid-19 dan akan ditindak lanjuti manakala ada salah satu warganya ada tanda-tanda terinfeksi corona. Selanjutnya petugas langsung bergerak yakni mendata dan melaporkan ke Puskesmas terdekat untuk mencari tahu sekaligus memonitor perkembangannya.

Warga yang bergejala kena covid-19 itu diwawancara dan dilakukan swab untuk mencari tahu apakah benar-benar positif atau negatif. Kalau diketahui positif maka ditawarkan isolasi bisa ke rumah sakit yang telah ditunjuk atau isolasi mandiri. Pihak Puskesmas tidak akan memaksakan kehendak untuk 2 tawaran tersebut karena diserahkan kepada yang bersangkutan.

Kalau saja memilih isolasi mandiri disarankan untuk mengungsikan keluarga lain yang negatif hasil swabnya. Hal itu dilakukan agar yang bersangkutan tidak menularkan virus yang dibawanya ke keluarga baik istri dan anak-anaknya.

Sembari menunggu proses isolasi warga yang lain memberikan suport dengan mengirimkan makanan secara bergantian dengan membagi waktu kapan mereka mengirim dan kapan tidak. Pengiriman makanan itu sendiri dilakukan tiga kali dalam sehari dan akan dihentikan manaka yang bersangkutan sudah dinyatakan negatif oleh petugas kesehatan dari Puskesmas.

Di Perumahan Oasis Residence yang ada di Semampir Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo yang juga memberntuk kampung tangguh memberi warna lain selain merealisasikan protokol kesehatan, karena telah diberlakukan pelarangan bagi tukang sayur, ojek dan kurir yang akan mengirimkan barang untuk berhenti depan pos satpam.

Mereka tidak diperkenankan masuk karena takut bisa memasukkan covid-19 dengan cara berhubungan langsung dengan para penghuni. Apa yang dilakukan oleh perumahan tersebut, menurut Jumali bagian keamanan di sana, sudah menjadi keputusan dari pengurus kampung dan juga pengurus kampung tangguh.

Dikemukakan, selain melakukan protokol kesehatan dan juga melarang orang yang berjualan masuk, di gerbang perumahan juga dipasang alat penyemprotan otomatis sehingga bisa mengenai bagi orang yang melewatinya.

Garakan kampung tangguh di Jawa Timur terus bertambah dalam penanggulangan covid-19 yang berbasis masyarakat dengan ampuan TNI-Polri karena telah terbukti mampu membantu dalam upaya memutus mata rantai penularan covid-19. Bahkan model dan prinsip-prinsip yang ada di kampung tangguh Jawa Timur kini sudah direplikasi oleh provinsi lain secara nasional, meski menggunakan nama lain yang berbeda-beda.

Tidak salah kiranya kalau Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sangat tertarik atas tumbuhnya kampung-kampung tangguh di berbagai daerah itu. Seperti pada Rabu(17/6) lalu Khofifah meresmikan sebanyak 30 kampung tangguh di Kota Probolinggo. Dua kampung tangguh di antaranya bahkan ditinjau langsung bersama Walikota setempat dan pejabat terkait yakni kampung tangguh semeru Kampung Benteng RW 2 Kelurahan Mayangan Kecamatan Mayangan dan kampung tangguh Kelurahan Kanigaran Kota Probolinggo.

Partisipasi masyarakat di dua kelurahan tersebut begitu besar dalam menggerakkan sesama warga untuk penanggulangan covid-19. Di kampung Benteng Mayangan, misalnya, ada ibu-ibu tangguh yang melakukan sosialisasi penerapan protokol kesehatan dengan cara yang humanis. Juga masyarakat di sana bersatu-padu membangun kemandirian ekonomi dan pangan. Terdapat lumbung pangan dengan menyediakan sembako murah, dan juga pemberdayaan UKM membuat masker dan faceshield.

“Hari ini kita berada di kampung tangguh Kota Probolinggo. Inovasinya kaya sekali. Tidak hanya menyiapkan pendisiplinan masyarakat tapi juga disiapkan pula UKM untuk layanan ekonomi yang menyertakan seluruh energi yang dipunyai,” kata Khofifah sembari menyebut menciptakan lagu-lagu jinggle pemersatu warga kampung dalam melawan kondisi pandemi covid-19.

Penerapaan program Kampung Tangguh Semeru di wilayah Jawa Timur terus bertambah khususnya yang dikoordinir oleh Polda Jatim dan diberi nama Kampung tangguh Semeru. Menurut Kapolda Jatim Irjen Pol Muhammad Fadil Imran ada 1.559 Kampung Tangguh Semeru di wilayah Polda Jatim.

“Kampung Tangguh ini merupakan pilot project kolaboratif antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Forkopimda yakni Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya. Pembentukannya memang diprioritaskan pada kampung atau desa yang angka penyebaran Covid-19 baik pasien positif, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) masih cukup tinggi. Sampai dengan saat ini sudah ada 1.559 Kampung Tangguh Semeru di wilayah Polda Jatim,” katanya saat melakukan talkshow dengan salah satu stasiun televisi di Mapolda Jatim, Rabu (17/6/2020) malam.

Ia menjelaskan, kolaboratif dalam memperkuat Kampung Tangguh sesuai arahan Gubernur yakni sistem pentahelix. “Penerapan dengan sistem pentahelix ini, menggabungkan unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kekuatan dalam mengeliminir kasus Covid-19,” jelasnya.

Menurutnya, konsep Kampung Tangguh juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan keamanan. “Kami menerapkan konsep problem oriented policing. Jadi Polda Jatim melalui Bhanbinkamtibmas dibantu Babinsa juga mengajarkan cara menyelesaikan masalah yang berorientasi seperti sistem dalam kepolisian,” ungkapnya.

Dalam pada itu Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah menjelaskan, peran tiga pilar di tingkat terendah melibatkan Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Kepala Desa juga cukup strategis dalam memperkuat Kampung Tangguh. “Tiga Pilar juga melatih dan mengisi kemampuan masyarakat. Di tingkat kecamatan juga dibantu Koramil dan Polsek, di kabupaten atau kota dibantu Kodim dan Polres serta Bupati atau Wali Kota,” tuturnya.

Seiring penerapan Kampung Tangguh, kata dia, kini di Jatim juga mulai menerapkan banyak Pesantren Tangguh, Kawasan Industri Tangguh, bahkan ke depan juga diterapkan Sekolah Tangguh. “Tentunya, Ibu Gubernur dan Bapak Kapolda bersama kami juga memberikan pelatihan dan bantuan. Untuk Industri Tangguh kami melatih para security atau satpamnya tentang penerapan protokol kesehatan. Untuk Pesantren Tangguh diberikan bantuan peralatan penunjang,” katanya.

Dengan adanya Kampung Tangguh di tingkat RT, RW, Desa atau Kelurahan, hingga Kecamatan, serta ditambah dengan Pesantren Tangguh dan Industri Tangguh, maka akan menjadi kekuatan dalam menjaga ketahanan nasional. Hal itu, tidak lepas dari konsep pastisipasi dan kepedulian masyarakat, sehingga dengan keberagaman suku, agama, dan bahasa dapat menjadi bagian perekat membangun ketahanan nasional secara substansif.

Kampung Tangguh memang fokus pada percepatan penanganan Covid-19 di Jatim. Ke depan dalam waktu jangka panjang akan menjadi pondasi tujuan strategis dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu Kampung Tangguh dilakukan pembagian peran yang saling menguatkan antara Pemprov Jatim bersama Forkopimda. Namun, kuncinya adalah partisipasi dari bawah atau masyarakat pada pemerintah.

Di balik kesuksesan kampung tangguh yang saat ini menjadi percontohan Jawa Timur, ada sosok yang menginisiasi pendiriannya. Dia adalah Mangku Purnomo SP MSi PhD, anggota Tim Satgas Covid-19 Universitas Brawijaya (UB). Awalnya Mangku yang didapuk meracik hand sanitizer untuk Universitas Brawijaya UB itu merasa prihatin dengan merebaknya virus corona dan permasalahannya yang ikut meluas.
Pandemi Covid-19 yang sulit diprediksi kapan berakhir itu membuat pemerintah dan aparat memiliki keterbatasan dalam mengatasi permasalahan yang ada. Hal inilah yang melatarbelakangi bahwa harus ada upaya gotong royong hingga level kampung atau grass root.

“Atas dasar itulah saya dan Kol (Inf) Zainuddin Komandan Korem 083 Baladika Jaya membuat kerangka konseptual dibantu oleh para ahli UB bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, ekonomi, politik juga hukum, dan pertahanan keamanan,” kata pria yang saat ini menjabat Wakil Dekan II FP UB tersebut.

Setelah konsep jadi lalu diujicobakan ke beberapa wilayah, seperti kampung lingkar kampus dan Kampung Cempluk. “Di Cempluk itu dihadiri Danrem, Bupati Malang, Dandim dan Kapolres. Setelah simulasi, disusunlah buku manual PSBB kampung tangguh,” kata laki-laki 43 tahun tersebut.

Kampung Tangguh memiliki tujuh kriteria ketangguhan, yaitu tangguh logistik, tangguh sumber daya manusia (SDM), tangguh informasi, tangguh kesehatan, tangguh keamanan dan ketertiban, tangguh budaya, dan tangguh psikologis.

Saat ini ada 100 kampung (RW) mendapat pelatihan bagaimana menangani dan mengatasi dampak penyebaran Covid-19. Program tersebut telah tersebar di kota dan kabupaten se-Jawa Timur, bahkan beberapa kampung di luar Jawa.

Dalam proses penyempurnaan Kampung Tangguh, untuk memperkuat konsep, SOP-SOP yang ada diujikan di Kota Malang setelah sebelumnya di Kabupaten Malang yakni Kampung Putih Klojen dan Kampung Narubuk, Sukun.

“Sambil uji coba itu, Satgas UB dan Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC) menginstal kampung-kampung tangguh di Kota Malang hingga 60 kampung tangguh. Setelah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kunjungan di Narubuk dan akhirnya menjadi program Malang Raya dan Jawa Timur,” tambah Mangku.

Meskipun saat ini, Kampung Tangguh menjadi percontohan Jawa Timur Mangku Purnomo dan Satgas Covid UB terus bergerak mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat dalam mengatasi dan melawan Covid-19. (dji)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button