JATIM

Dinas Industri, Perdagangan dan Pasar Magetan Launching Kampung Batik Parang Selo ‘Mekar Aruming Parang Selo’

■ AWAL SUPRAWOTO-NANIK DI LANTIK SEBAGAI BUPATI-WAKIL BUPATI KABUPATEN MAGETAN BARU 7 UMKM INDUSTRI PENGRAJIN BATIK KHAS DAN 2 TAHUN KEMUDIAN TUMBUH DAN BERKEMBANG 37 PENGRAJIN BATIK

MAGETAN, JATIM, BN-Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Magetan terus berpacu dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsi ( tupoksi) khususnya dalam industri yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil & Menengah ( UMKM ).

Pengrajin batik khas Magetan terus tumbuh dari 7 pengrajin menjadi 37 pengrajin batik baik dari design hingga pemasarannya.

Puluhan pengrajin yang ada menggelar kegiatan launching Batik Parang Selo di Balai Desa Pragak Kecamatan Parang Kab Magetan, Kamis (27/12) dengan mengundang Ulfa Mintaza sebagai desainer yang sudah cukup terkenal dan Embran Nawawi.

Sambutan dan sekaligus laporan Sucipto Kadin selaku Kepala Dinas Industri, Perdagangan dan Pasar menyampaikan bahwa berdasarkan disposisi Bupati no. 510/403.1.15/2020 tertanggal 17 Nopember 2020 adapun maksud dan tujuan launching ini diadakan untuk menggairahkan kembali dan memotivasi pengrajin batik di Magetan di dalam meningkatkan kualitas dan design nya sehingga dapat bersaing dan produk batik khas Magetan merupakan salah satu produk unggulan Magetan.

“Dimana Batik Parang Selo yang berada di Desa Pragak Kecamatan Parang yang beragam di dalam wisata Sarangan sangat menjanjikan dalam salah satu destinasi wisata yang berada di Kabupaten Magetan”, kata Sucipto.

Sementara itu Bupati Magetan Suprawoto dalam sambutannya mengatakan, setahun setelah di Lantik sebagai Bupati dan Bu Nanik sebagai Wakil Bupati Magetan tidak pernah ganti-ganti karena pemakaian batik harus seragam.

“Setelah dipikir-pikir pemakaian batik tidak harus seragam ataupun sama sehingga punya kebijakan untuk seluruh PNS untuk hari Kamis dan Jum’at pemakaian batik itu tidak perlu sama tetapi tetap menggunakan busana Batik khas Magetan untuk membentuk sebuah ekosistem dalam membuat kebijakan yang memberikan ruang kepada kita untuk berkreasi tumbuh,” kata bupati.

“Tidak ada artinya kita bisa membantu para pengrajin tanpa tidak membuat ekosistem kebijakan yang dapat menumbuhkan pengrajin , karena salah satu kelemahan batik khas Magetan tidak mau mau menggunakan busana batik karena identik dengan pegawai negeri dan untuk itu pakaian seragam batik tidak harus sama, sehingga kepercayaan masyarakat Magetan dalam menggunakan batik saat-saat acara tertentu akhirnya akan membeli dan menggunakan batik khas Magetan dan pada akhirnya para pengrajin batik bisa tumbuh dan berkembang sehingga bisa berinovasi dan berkreasi dalam motif ataupun design nya dan atau bila perlu di sini ada ibu Ulfa Mintaza seorang desainer bisa dimintakan tolong dalam hal itu “, tutur bupati dalam sambutannya.

Acara selanjutnya yaitu ngobrol inspirasi masa pandemi bersama Embran Nawawi, S.Ds, M.Sn dan Ulfa Mintaza.

Sebelum penutupan acara ditampilkan peragaan busana batik khas Magetan hasil karya desiner ibu Ulfa Mintaza .( Adv/ Ashar )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button