JATIM

Warga KTP Surabaya Juga Peserta BPJS Berobat Di RSIA Diduga Tetap Bayar ? (2)

Kartu JKN Sumber bidiknasional.com (BN) & Bukti Bayar

SURABAYA, JATIM, BN -Menindaklanjuti pengaduan sumber BN ( bidiknasional.com ) ketika berobat ke RSIA Pura Raharja tanpa ditanya terlebih dahulu oleh petugas administrasi apakah yang bersangkutan peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) atau ber KTP Surabaya dan setelah melalui proses registrasi pendaftaran membayar sejumlah uang sebesar Rp.120.000,- (Seratus Dua Puluh Ribu Rupiah) menjadikan catatan tersendiri bagi orang tua dari pasien tersebut.

Sumber yang mewanti-wanti supaya namanya tidak dimediakan ini meminta agar pelayanan kesehatan di Surabaya baik itu Rumah Sakit (RS), Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas, Klinik maupun praktek dokter perorangan yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan Cabang Surabaya mematuhi himbauan walikota Surabaya Eri Cahyadi tentang berobat gratis per 1 April 2021 hanya dengan menunjukkan KTP warga Surabaya.

Sumber BN menyebutkan, bermula saat istri dari anaknya sumber BN mengalami keguguran dan mendatangi RSIA Pura Raharja beralamat di Jl. Pucang Adi 12-14, Kertajaya, Gubeng, Surabaya.

” Hari itu tanggal 01 April 2021, anak saya berada di jalan Pucang sewu RS Pura Raharja untuk berobat ( pagi sekitar jam 9 pagi sampai selesai jam 1 siang kurang lebih). Kartu JKN atau kartu BPJS nya ketinggalan di rumah mas,” ucap Sumber di Surabaya (5/04/2021), malam.

Setelah itu ia menyampaikan seharusnya pada saat pasien mendaftar petugas administrasi menanyakan, apakah mempunyai kartu BPJS kesehatan atau tidak.

” Kalau misalnya ketinggalan di rumah,ya dibantu dengan mencarikan BPJS kesehatan digital. Yang terakhir tanya KTPnya Surabaya atau bukan. Kan begitu seharusnya jadi petugas RS terutama penerima pasien dan UGD,” terangnya.

Berita yang dimuat sebelumnya sambung sumber BN, itu benar adanya, hanya masalahnya istri dari anaknya sumber, tidak berkenan diperpanjang apalagi sampai ribut.

” Khawatir diceng (ditandai) mas kalau berobat di RS yang sama itu,” ungkapnya.

Sumber menjelaskan, seyogyanya petugas RS turut aktif membantu masyarakat dengan mencarikan kartu BPJS kesehatan digital karena kartu digital juga dapat dipergunakan sehingga tidak ada pembayaran tunai dan pasien tidak dirugikan.

> Direktur RSIA Pura Raharja Klarifikasi Berita bidiknasional.com

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan pemberitaan media online bidiknasional.com berjudul Warga KTP Surabaya juga Peserta BPJS Berobat di RSIA Pura Raharja Diduga Tetap Bayar, ternyata berdasarkan data telusur di internal RSIA Pura Raharja tidak ada.

Dalam berita yang diunggah pada Sabtu (3/4/2021) tersebut, membahas seorang pasien yang mengalami keguguran pada Kamis (1/4/2021). Dalam narasinya, seorang narasumber berinisial BN mengaku tidak ditanyakan apakah pasien merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun tidak menanyakan identitas kependudukan yaitu KTP.

Hal itu ditepis langsung oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pura Raharja, dr Ary Sylviati. Dia mengatakan setelah ditelusuri, tidak ada kunjungan pasien dengan keluhan keguguran. Bahkan, pihaknya pun memastikan telah menelusuri mulai dari awal registrasi di customer service, rawat jalan dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) pun tidak ada kasus tersebut.

ā€œSudah kami telusuri dan kami pastikan tidak ada kasus itu. Apalagi juga tidak ada nama pasiennya,ā€ kata dr Ary Sylviati, MARS saat dihubungi melalui sambungan telephon, Senin (5/4//2021).

Tidak hanya itu, dr Ary memaparkan setiap kali ada pasien baru, prosedur di RSIA Pura Raharja adalah menanyakan identitas pasien dari KTP hingga asuransi pelayanan apa yang digunakan. Makanya, apabila dalam narasi pemberitaan tersebut menyebut petugas langsung menarik uang senilai Rp 120 ribu saat pendaftaran, juga tidak benar.

“Pasti kami tanya identitasnya, menggunakan asuransi apa BPJS, asuransi lain atau biaya pribadi. Itu wajib bagi semua pasien yg akan berobat ke RSIA Pura Raharja” jelas dia.

Di samping itu, dr. Ary mengurai sejak akhir Maret 2021 dia telah melakukan koordinasi dan memberi arahan secara intens kepada jajarannya tentang pemberlakuan Universal Health Coverge (UHC) yang telah diberlakukan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi per tanggal 1 April 2021 lalu. “Semua petugas sudah kami briefing agar ikut mensukseskan program Walikota Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada semua warga kota Surabaya. Dan saya pastikan tidak ada pasien dengan kasus itu. Karena kami sudah memberlakukan sistem UHC di rumah sakit ini,” papar dia.

Dia berharap, ke depan tidak ada lagi warga Surabaya yang memberikan pernyataan tidak benar kepada siapapun termasuk media. “Itu termasuk pelanggaran. Jadi mohon memberikan statement atau pemberitaan yang sesungguhnya. Karena bisa diusut hingga tuntas,” pungkasnya.

Dihubungi terpisah Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita telah menggelar sosialisasi penerapan Universal Health Coverage (UHC) kepada seluruh Lurah, puskesmas, 42 rumah sakit serta 8 klinik yang tergabung dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, tujuan sosialisasi ini memberikan pemahaman kepada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan kelurahan dalam melakukan entry data. Terutama, apabila masyarakat yang membutuhkan pelayanan, namun belum memiliki kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

ā€œUntuk warga yang belum memiliki JKN secara otomatis dapat datang ke kelurahan untuk dimasukkan datanya ke aplikasi di aplikasi Cek Kependudukan Disdukcapil Surabaya dan Edabu Jamkesda BPJS Kesehatan. oleh petugas dengan menunjukkan KTP Surabaya,ā€ kata Febria Rachmanita, Rabu (31/3/2021).

Febria menjelaskan, apabila warga tersebut dalam kondisi sakit dan belum memiliki JKN, maka tidak perlu datang ke kelurahan. Pasien dapat langsung mendatangi puskesmas terdekat bekerjasama dengan BPJS untuk berobat. Di situ lah, petugas puskesmas akan menginput data pasien melalui aplikasi Cek Kependudukan Disdukcapil Surabaya dan Edabu Jamkesda BPJS Kesehatan cukup dengan membawa KTP Surabaya. Akan tetapi untuk rujukan, Febria memastikan mengikuti mekanisme rujukan berjenjang. Artinya, apabila pasien dapat tertangani di puskesmas saja maka tidak perlu dirujuk ke rs.

ā€œSaya tekankan jadi tidak bisa langsung serta merta datang ke rumah sakit ya. Faskes pertama adalah puskesmas/klinik. Nanti, jika memang membutuhkan rujukan pihak puskesmas pasti memberi rujukan kepada rs yang dianjurkan. Tetapi, jika cukup terselesaikan di puskesmas, tidak perlu datang ke rumah sakit. Semua layanan tetap sesuai peraturan BPJS,ā€ papar dia.

Feny ā€“ sapaan akrab Febria Rachmanita ini pun mengurai, apabila warga ingin menonaktifkan layanan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) atau istilah lamanya adalah Penerima Bantuan Iuran (PBI), karena ingin upgrade ke BPJS kelas satu maupun dua dapat langsung melaporkan kepada puskesmas atau kelurahan.

ā€œKarena yang diterima ini adalah BPJS kelas tiga. Biasanya warga ingin upgrade ke kelas yang lebih tinggi. Atau non aktif ini juga diperuntukkan bagi warga yang meninggal dunia wajib melaporkan,ā€ tegas Feny.

Di kesempatan yang sama, dia juga memaparkan delapan klinik utama yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan yakni Klinik Utama Dasa Medika, Klinik Mata Java Katarak, Klinik Mata Dr. Syamsu, Klinik Mata Tritiya, Klinik Utama Hemodialisa 3D, Surabaya Eye Klinik, Klinik Utama 3D, Klinik Rawat Inap Usada Buana.

Kemudian, untuk 42 RS yang bekerjasama dengan BPJS diantaranya, RSUD Dr Soetomo, RSAL Dr Ramelan, RSJ Menur, RSUD Dr Sowandhi, RSU Haji Surabaya, RS Islam Jemursari, RS Universitas Airlangga, RS Bhayangkara Samsoeri, RS Mata Undaan, RS Mata Masyarakat Surabaya, PHC, RSUD Bhakti Dharma Husada, RS William Booth Surabaya, RS Al Irsyad, RS Islam A Yani, RS Royal, RS Bhakti Rahayu, RS Paru, RSAD Brawijaya Surabaya, RSIA Pura Raharja, RS Darus Syifa, RS Siloam Hospital, RS Adi Husada Kapasari, RSIA Putri Surabaya, RSIA Nur Ummi Numbi, RS Bedah, RSIA Graha Medika, RSIA Lombok 22 Lontar, RS Gotong Royong.

RS PKU Muhammadiyah, RS Mitra Keluarga Kenjeran, RS bunda, RS Soemitro, RS Wijaya, Rumkital Dr Oepomo, Rumkitalmar Ewa Pangalila, RS Mudji Rahayu, Rumkitaban Surabaya, RS Wiyung Sejahtera, RS Husada Utama , RS Surabaya Medical Center. (boody)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button