JATENG

Proyek Rehabilitasi Bendungan Daerah Irigasi Kupang Krompeng Diduga Rawan Penyimpangan

■ PPK BBWS Pamali Juana Harus Tanggung Jawab

BATANG, JATENG, BN- Proyek rehabilitasi Bendungan saluran irigasi Krompeng yang mana Pekerjaan tersebut, dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jendral Sumber Daya Air dari Balai Besar Wilayah Sungai Pamali Juana, Sumber Dana pekerjaan tersebut dari SBSN dengan Total Pagu Anggaran Rp. 38.355.240.446,96,- Pekerjaan ini dilaksanakan Penyedia Jasa oleh PT. PROFIL MAS Dan PT. TRIDECON sebagai Konsultan Supervisi.

Pekerjaan yang jumlahnya milyaran rupiah dari Balai Besar Wilayah Sungai Pamali Juana di area pekerjaan Desa Krompeng Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan sampai Desa Pejambon , Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Jawa Tengah Diduga banyak kejanggalan.

Berdasarkan hasil penelusuran langsung dilapangan dari awak Media, sejak Senin (19/07/2021) menemukan banyak kejanggalan seperti pengambilan material batu dari saluran irigasi dan batu tersebut langsung di pecah di lokasi untuk membuat pondasi di sinyalir dengan penggunaan batu dari irigasi diduga bertentangan dengan aturan.

Dan Pantauan awak BN juga pembuatan Pondasi tidak menggali kedalaman tanah sebagai tekstur penguat pondasi yang di gunakan berupa batu blondos yang ditumpuk dan langsung diberi adonan dari semen sebagian di lakukan secara manual.

Ironisnya pekerjaan yang menelan anggaran Puluhan Milyar tersebut disalah satu titik lokasi Desa Kaliwareng Kecamatan Warungasem menggunakan Semen Merek Dynamix, dan tidak menggunakan mesin molen disalah satu titik pekerjaan tersebut menggunakan manual.

Selain itu ada pengambilan batu pasir dari saluran Irigasi dengan alat berat (Bego) dan di pindahkan ke truk untuk mengangkut di bawa ke sekitar wilayah Wisata Alam yang ada di Pandansari. Dugaan pengambilan batu pasir dari saluran irigasi tersebut ada indikasi dengan hal yang tidak wajar untuk kebutuhan proyek tersebut.

Saat dikonfirmasi Pak Taufik Mengaku sebagai pengawas menjelaskan,” Bahwa pekerjaan kita itu di fokuskan untuk rehabilitasi Bendung karena kondisinya sudah sangat kritis. Yang kedua tentang penguras yang di pintu ada Bronjong itu baru, karena penguras juga penting, makanya penguras kita rehat total, terus larinya ke saluran induk, sampe pasar Pandansari ke utara, induk 7,” jelas nya.

Ia juga menambahkan ,”Bahwa pemasangan batu talud itu menggunakan batu tersedia sesuai RAB, tersedia di saluran irigasi hasil galian, karena yang di bayar itu hanya material selain batu tersedia itu, karena batu gak di bayar yang di bayar hanya tenaga belahnya dan alat berat yang digunakan. Karena kita bisa memperpanjang panjang pekerjaan kita dari itu keuntungannya,” ujarnya.

“Karena item pekerjaaan batu ada 3 yaitu batu baru, batu tersedia, batu bongkar-pasang, itu yang masuk pasangan batu tersedia. Itu udah sesuai RAB, ada pasangan batu tersedia ada bongkar pasang, ada batu baru, makanya kita yang memilah milah, untuk bisa memaksimalkan panjang saluran,” katanya.

“Kalau pekerjaan saluran irigasi Desa Kaliwareng, kalau tidak pakai molen itu tidak bener. Molennya ada Dua yang satu masih rusak, yang rusak di benerin yang punya, mungkin laporan ke saya itu molennya rusak karena sewa, kalau manual itu gak boleh nanti saya tegur mandornya. Dan Kalau K3 sendiri wajib diterapkan, untuk k3 ada Nilainya, untuk K3 itu sudah di lakukan, itu sudah berkali kali di kasih, barangnya hilang terus, di bawa pulang kalau semen sendiri kita pakai standarnya,” pungkasnya.

Terpisah Kepala Cabang ESDM(Energi Dan Sumber Daya Mineral) Pak Supriyadi, Senin 26/7/2021 ditemui tim investigasi Bidik Nasional (BN) dikantor kerjanya menanyakan perihal pengambilan batu dilokasi untuk pekerjaan proyek Daerah Irigasi Kupang Krompeng,mengatakan bahwa apapun harus ada ijinnya dan tidak dibenarkan untuk pengambillan kalau tidak berijin bisa melanggar hukum,sekarang ijin harus dari pusat mas” terangnya. (bambang/dikin)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button