JATIMLAMONGAN

Perahu Peninggalan Belanda di Lamongan Kondisinya Sangat Memprihatinkan

Kondisi perahu peninggalan zaman kolonial belanda pada perang dunia I kondisinya memprihatinkan dijadikan bak tempat alat-alat kebersihan dan pembuangan barang bekas serta sampah. Rabu (20/04).

LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com – Dua buah perahu peninggalan zaman kolonial Belanda yang mempunyai nilai sejarah dan saat ini berada di parkiran Dinas Kebudayan dan Pariwasata (Disbudpar) Kabupaten Lamongan, kini kondisinya sangat memprihatinkan.

Pasalnya perahu peninggalan zaman kolonial Belanda yang sebelumnya ditemukan oleh warga Mertani Kecamatan Karanggeneng yang berhasil diangkat dari dasar Bengawan Solo sejak 7 November 2019 ini terbengkalai alias kurang terawat.

Berdasarkan pantauan wartawan kantor berita Bidik Nasional di lokasi, waktu itu perahu tersebut resmi diserahkan ke Pemkab. Lamongan pada era kepemimpinan Bupati Lamongan Fadeli.

Benda bersejarah tersebut diserah terimakan oleh perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, ke Pemkab. Lamongan.

Miris, kondisi perahu sebagai cagar budaya peninggalan sejarah masa lampau ini mestinya diruat dan dirawat.

Namun, tidak halnya apa yang terjadi dengan kondisi perahu saat ini, dijadikan bak tempat alat-alat kebersihan dan pembuangan barang bekas serta sampah.

Bahkan kini kondisi perahu yang dianggap peninggalan zaman kolonial belanda pada perang dunia I tersebut sudah berkarat dan kropos-kropos pada badan perahu.

Sementara, Siti Rubikah,S.E. M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayan (Disparbud) Kabupaten Lamongan saat dikonfirmasi berkaitan dengan hal tersebut mengatakan, “Sebenarnya tidak maksud menelantarkan.

“Memang belum ada tempat yang pas untuk menaruhnya, perahu peninggalan sejarah tersebut,” kata Ka Disparbud Siti Rubikah bersama Kepala Bidang Kebudayaan Mifta Alamudin di Hall ruang rapat depan ruang pribadinya sebagai Kepala Dinas. Rabu, (20/04).

Selain itu, Rubikah panggilan karibnya, bahwa pihaknya menyampaikan permohonan maaf berkaitan dengan hal tersebut karena semua tidak ada unsur kesengajaan.

Sebenarnya dua buah perahu peninggalan zaman kolonial Belanda ini, lanjut Rubikah, sudah dilakukan perawatan rutin oleh pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur dengan menggunakan media air jeruk.

” Pihak kami sendiri tidak berani melakukan perawatan, karena menyakut keahlian khusus oleh tim yang ahli dibidangnya.

Menurutnya, karena keterbatasan anggaran jadi pihak kami, Disparbud Lamongan, belum bisa memberikan tempat yang layak untuk benda bersejarah tersebut.

“Yang jelas progres dari pihak Disparbud Lamongan kedepan 2 (dua) buah perahu itu, 1 (satu) perahu akan ditaruh ditempat wisata, bisa di Wisata Waduk Gondang dan satunya lagi akan ditempatkan di Musium Lamongan, tepatnya di timur Kantor Dinas Pendidikan Lamongan,” tutup Rubika.

Penulis     : Bang IPUL

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button