PASAMANSUMBAR

Bupati Pasaman Harapkan Babimba Tidak Hanya Menjadi Event Berskala Nagari

Sabar AS saat menyampaikan sambutan dalam acara Alek anak Nagari Kototangah (5/5/2024)/ Foto: Rf BN.com

PASAMAN, BIDIKNASIONAL.com – Sabar AS Bupati Pasaman beserta rombongan disambut dengan tari gelombang oleh sanggar tari anak Nagari Kototangah saat menghadiri acara Babimba di Jorong Kototangah Nagari Tanjung Beringin Selatan Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, (5/5/2024).

Sabar AS dalam sambutan nya menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan acara tradisional BABIMBA tersebut.

“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan acara alek anak Nagari Koto Tangah Babimba, yang dilaksanakan terus menerus, turun temurun setiap tahun. Ungkap nya.

“Babimba merupakan Budaya yang sangat elok, sangat berguna untuk dilestarikan yang menurut pikiran saya Babimba merupakan sebuah Alek yang unik, khusus dan spesial.

“Meski lokasi dan yang menjadi tuan rumah acara ini adalah anak kemanakan Kototangah, tapi saya berfikir ini merupakan kebanggaan kearifan lokal dari daerah kita Kabupaten Pasaman. Dan ini patut mendapatkan apresiasi yang tinggi.

“Apa lagi ini sejalan dengan Implementasi atau pelaksanaan Program Prioritas Pasaman Berbudaya, sangat sejalan dengan prioritas pembangunan daerah Pasaman berbudaya, Pasaman berimtaq dan Pasaman Tujuan Wisata, ungkap Sabar AS.

Selain itu Sabar AS Juga meng himbau kepada Kadis Pariwisata yang turut hadir dalam kegiatan tersebut untuk mengemas kegiatan tersebut untuk menjadi lebih baik dan tertata.

Kemudian Sabar AS Mengakhiri sambutan nya dengan memberikan sumbangan kepada Panitia Acara sebesar Rp 3000.000,00 ( Tiga juta rupiah).

Selanjut nya Nan Bagadiang salah seorang tok adat Jorong Kototangah dalam sambutan panjang lebar menjelaskan makna dan filosofi dari acara Babimba tersebut.

Menurut nya Babimba merupakan acara tradisional yang telah diselenggarakan secara turun temurun setiap tahun dari masa leluhur nya.

“Babimba berasal dari kata Bamimbar (Bermimbar) yang mana setelah sebulan penuh berpuasa dibulan suci Ramadhan maka di bulan Syawal para tokoh adat dan ulama membuat jadwal silaturahmi bersama anak kemanakan.

Di Mimbar Penghulu zaman dulu berdiri untuk mengucapkan permintaan maaf lahir dan batin jika memiliki salah dan khilaf kepada anak keponakan selama setahun berlalu.

Kemudian Para penghulu mengevaluasi apa yang telah dilakukan dan apa langkah langkah yang akan dilakukan setrus nya dimasa mendatang, bersama anak kemanakan, tutup Nan Bagadiang.

Laporan: Refdinal

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button