
Handoko (64), peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ Foto: ist
SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Handoko (64), salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), menceritakan bahwa kehadiran Program JKN telah memberikan banyak manfaat baginya. Terlebih lagi, program ini menjamin seluruh biaya pengobatan penyakit kronis yang mengancam nyawa, salah satunya gagal ginjal. Hal yang sama berlaku untuk tindakan hemodialisis, yang dikenal sebagai cuci darah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program JKN.
“Pada awal tahun 2018, dokter penyakit dalam RS Husada Utama mendiagnosis saya mengalami kelebihan protein, yang menyebabkan kecenderungan kekentalan darah. Gejala awal yang saya rasakan adalah sesak napas, kemudian saya mengalami kolaps selama tiga hari. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan medis, dokter menyarankan agar saya rutin menjalani cuci darah untuk menjaga keseimbangan kadar protein dalam tubuh dan mencegah komplikasi lebih lanjut,” ujar Handoko di Surabaya, Jumat (14/02).
Handoko, yang terdaftar dalam segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas tiga, menceritakan bahwa pada awal pengobatan gagal ginjal, ia menggunakan biaya pribadi. Kondisi tersebut sempat menjadi beban finansial baginya, mengingat biaya perawatan dan prosedur medis yang harus dijalani tidaklah murah. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari tingginya biaya pengobatan, terutama setelah dirinya memasuki masa purnatugas.
“Sebelumnya, saya sempat terdaftar dalam asuransi lain dan menggunakannya untuk berobat selama satu tahun. Setelah itu, saya beralih menjadi peserta JKN. Perbedaannya cukup signifikan, saya merasakan berbagai kemudahan dalam proses administrasi dan proses klaim juga lebih sederhana. Layanan yang diberikan lebih terstruktur dan tidak membebani biaya tambahan sepeser pun,” cerita Handoko.
Pria yang berdomisili di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya tersebut menambahkan bahwa Program JKN sangat membantu dalam mengakses layanan kesehatan, terutama bagi pasien penderita penyakit kronis yang membutuhkan perawatan rutin. Dengan adanya JKN, ia tidak lagi terbebani oleh biaya pengobatan yang tinggi dan dapat menjalani terapi secara berkelanjutan tanpa kendala finansial.
“Saya harus menjalani cuci darah secara rutin dua kali dalam seminggu, yang berarti delapan kali dalam sebulan. Bayangkan jika saya tidak terdaftar sebagai peserta JKN, setiap bulan saya harus mengeluarkan biaya sekitar 10 hingga 15 juta rupiah, sementara saya hanya seorang pensiunan,” ungkapnya.
Meskipun awalnya sulit menerima kondisinya, Handoko berusaha tetap menjalani hidup dengan pola makan yang lebih sehat serta mengikuti anjuran dokter. Selain itu, dukungan dari keluarga dan tenaga medis menjadi salah satu faktor utama yang membantunya melewati masa-masa sulit ini.
“Hingga kini, saya terus menjalani pengobatan dan berusaha menjaga kesehatan agar dapat beraktivitas dengan lebih baik. Tentunya, pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk lebih memperhatikan pola makan dan kesehatan tubuh mereka,” imbuhnya.
Handoko juga mengapresiasi kemudahan dalam proses administrasi. Menurutnya, prosedur pendaftaran, rujukan, hingga klaim pembayaran berjalan lebih praktis dan tidak mempersulit pasien. Ia tidak perlu lagi mengurus banyak dokumen atau menghadapi proses yang berbelit-belit.
“Semua sudah terintegrasi dengan baik, sehingga saya bisa fokus pada pengobatan saja. Bahkan, pelayanan obat bagi pasien JKN juga semakin dipermudah, dengan pihak rumah sakit yang menyediakan sistem pengantaran obat ke rumah. Dengan layanan ini, pasien tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk antre di apotek rumah sakit,” kata Handoko.
Handoko mengimbau seluruh masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN agar segera mendaftarkan diri beserta keluarganya. Hal ini sangat penting, terutama bagi mereka yang menderita penyakit serius seperti dirinya. Dengan Program JKN, masyarakat dapat memperoleh akses ke layanan kesehatan yang memadai tanpa harus khawatir terhadap biaya yang besar.
“Dengan berbagai kemudahan yang diberikan, saya berharap Program JKN terus berkembang. Selain itu semakin memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi pasien dengan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang,” pungkas Handoko.
Laporan: rn/md
Editor: Budi Santoso