Pendataan Studi Status Gizi Indonesia di Subulussalam Urutan Tertinggi Kasus Stunting di Aceh
● Pendataan E- PPGBM Menurun Drastis
Ilustrasi
SUBULUSSALAM, BIDIKNSIONAL.com – Subulussalam urutan pertama tertinggi kasus stunting se kabupaten/ Kota di Provinsi Aceh.
Per februari 2023, Angka stunting Subulussalam 47,9 persen. Angka tersebut mengalamai kenaikan 6,1 Persen yang sebelumnya 41,8 persen.
“Jumlah tersebut berdasarkan pendataan yang dilakukan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada beberapa kecamatan yang ada di Subulussalam,” Kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Munawaroh,S.SI.,Apt.,M.Kes.
Hal ini juga dibenarkan oleh, Nuraini Kepala Bidang Pengendalian pendudukan dan Keluarga Berencana Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Subulussalam di konfirmasi ulang BIDIKNASIONAL.Com pada selasa (21/2/2023).
Dikatakan Nuraini, Sesuai dengan pendataan yang dilakukan SSGI angka stunting di Kota setempat mengalami kenaikan, sebelumnya 41,8 persen dan per februari 2023 mengalami kenaikan menjadi 47,9 Persen. Pendataan tersebut dilakukan di beberapa Kecamatan dalam wilayah Kota Subulussalam.
Namun, Menurutnya berdasarkan pendataan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E- PPGBM ), angka stunting di Kota Subulussalam mengalami penurunan drastis . Data juni 2022 sebanyak 20,5 persen, sementara pada januari 2023 angka stunting Kota Subulussalam 11,10 persen.
Data yang disajikan oleh E-PPBGM lebih akurat Lantaran cara pendataannya langsung dilakukan Dor To Dor atau rumah ke rumah yang dilakukan oleh kader di Desa dan dilaporkan setiap bulannya dengan menginput data tersebut melalui Aplikasi E-PPGBM.
Sedangkan Data SSGI yang mengatakan angka Stunting tertinggi di kota Subulussalam Se Aceh itu kata Nuraini BM, mereka hanya mengambil datanya secara acak, tidak secara keseluruhan Desa dan Posyandu, hanya sekitar 10 per desa, itu pun hanya berkisar 12 Desa menggunakan aplikasi.
“Kalau sebenarnya, tingkat akurasi Data itu lebih bagus ya Data E-PPGBM, gak apa-apa menurut SSGI data Stunting kita tinggi, gak masalah, namun sesuai dengan Perpres 72 Tahun 2021, yang kita intervensi itu adalah data E-PPBGM” Kata Kabid Dalduk Nuraini BM.
Ia mengatakan, bahwa upaya-upaya yang sudah di lakukan oleh Pemerintah kota Subulussalam untuk menekan angka Stanting ini sudah cukup banyak, seperti dari Dinas P3AKB diantaranya, 1000 APK, Pendampingan Keluarga penempatan TPK di Desa mulai dari Bidan Desa, Ibu PKK Desa dan kader KB di Desa.
Terpisah, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam, Munawaroh,S.SI.,Apt.,M.Kes mengatakan upaya dalam percepatan penurunan angka stunting ada dua cara, intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan
“Intervensi yang paling utama penguatan pemberian tablet darah pada anak remaja/siswi sekolah SMP dan SMA.
“Pada bumil (ibu hamil) untuk selalu memeriksakan secara rutin ke posyandu, kelas ibu hamil atau di fasilitas kesehatan lainnya kunjungan pertama sampai dengan kunjungan ke enam (K1-K6,),” Terang Plt. Kadis Kesehatan.
Selanjuntya dikatakan, pada balita untuk selalu di bawa ke posyandu di lakukan penimbangan berat badan (BB) dan pengukuran tinggi badan (TB) bayi sehingga bisa di pantau perkembangan BB dan TB balitanya. Rutin balita melakukan imunisasi Dasar Lengkap,” Jelas Munawaroh,S.SI.,Apt.,M.Kes.
Sementara itu, Intervensi sensitif melalui dinas-dinas terkait, seperti PUPR, peendidikan, Dinas Sosial, Disdukcapil, Dinas Pangan, Distanbunkan, Kemenag dan lain-lain.
Laporan: Agus Darminto
Editor: Budi Santoso