DESTINASI WISATA IKAN MOLA-MOLA JADI IKON NUSA PENINDA
DENPASAR, BALI, BN – Nusa Peninda berada di sebelah Tenggara Pulau Bali namun pulai kecil ini termasuk kedalam kawasan Kabupaten Klungkung Bali.
Destinasi wisata di Nusa Peninda tidak kalah menariknya dengan destinasi wisata yang ada di Pulau Bali.
Semenjak diadakannya festival Nusa Peninda yang diadakan oleh Pemkab Klungkung ini yang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata di Nusa Peninda, setelah itu banyak wisatawan yang tertarik untuk berlibur di Nusa Peninda.
Kawasan telor emas Nusa Peninda bakal terus dikembangkan sebagai wisata unggulan di Bali. Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengatakan, pulau kecil di gugusan pulau Bali itu banyak ditemukan potensi wisata besar, Minggu, (28/01/18).
Nusa Peninda selain memiliki destinasi wisata yang mempesona, pulau kecil ini juga menjadi tempat para penyelam menikmati keindahan laut Nusa Peninda yang memiliki biota laut yang beraneka ragam.
Bagi penyelam yang sudah profesional pastinya akan dapat bertemu dengan ikan pari manta dan ikan mola – mola di perairan Nusa Peninda.
Ikan mola – mola menjadi salah satu icon dari Nusa Peninda, dimana ikan ini hanya dapat ditemukan di perairan Nusa Peninda.
Wisata diving dengan panorama bawah laut yang mendunia maupun ciri khas ikan mola-mola yang menjadi ciri khas Nusa Peninda, akan mendapatkan perhatian besar wisatawan dunia jika terus dikembangkan dengan baik.
“Saat ini sudah mulai terlihat, infrastruktur jalan, kebutuhan air tawar sudah dibangun dengan baik di Nusa Peninda, seperti temen-temen lihat, “kata Suwirta.
Dari perkembangan pariwisata di Nusa Peninda, rumput laut sebagai potensi lokal terancam tidak mampu bertahan. Fakta itu juga terlihat dari mulai menurunnya produktifitas rumput laut dalam beberapa tahun terakhir.
Bupati Nyoman Suwirta mengatakan, persoalan itu tengah dikaji secara akademis. Suwirta tidak memberikan komentar terkait kondisi rumput laut di Nusa Peninda saat ini. “Saya tidak bisa asal bicara, tapi kita tengah kaji secara akademis, apakah rumput laut menurun akibat pariwisata atau karena suhu laut yang tidak sesuai,” jelas Suwirta di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar.(awi).