KEBO KETAN, TRADISI IKONIK NGAWI YANG ANGKAT BERBAGAI ASPEK PENTING DI MASYARAKAT


NGAWI, JATIM, BN – Masih banyak hal yang menarik dari Kabupaten Ngawi. Mulai dari tempat wisata hingga budayanya yang beragam. Tahun ini untuk menunjukkan kearifan lokalnya Ngawi adakan sebuah acara Kebo Ketan.
Sesuai dengan namanya Kebo Ketan menggunakan hasil bumi berupa ketan yang di susun menyerupai hewan kerbau dan ukurannya benar-benar disesuaikan dengan kerbau asli.
Prosesi acaranya tidak hanya memamerkan kerbau tersebut, tapi juga ada upacara sakral yang sarat dengan unsur budaya. Adat istiadat masyarakat Ngawi sangat terasa selama acara.
Dengan mengambil tiga tempat bersejarah di Ngawi, Kebo Ketan juga menunjukkan kecintaan masyarakat terhadap sejarah daerahnya kebada khalayak ramai.
Tempat pertama yang digunakan adalah rumah tua sekar alas atau disini digunakan sebagai kandangnya si Kebo Ketan. Setelah keluar dari kandang, kebo diarak menuju ke Sendang Marga untuk dimandikan. Setelah mandi proses selanjutnya adalah membawa kembali kebo ke kandangnya sejenak lalu yang terakhir diusung ke lapangan Sekar Putih.
Tidak sembarang acara Kebo Ketan juga acara yang mengandung seni didalamnya. Terbukti perencanaan skenario matang ada di belakangnya. Dialah Bramantyo Prijo Susilo yang telah menyajikan sebuah acara yang kini juga menjadi acara rutin tahunan Kabupaten Ngawi yaitu Kebo Ketan seperti yang dikenal sekarang.
Kali ini Kebo Ketan mengambil tema penawar racun devide et impera, tidak lupa untuk menambah ketradisionalan acara di usung pula musik tretek dan kelompok Sendika Dawuh dari Sragen yang memeriahkan arak-arakan.
Memang dari pihak penyelenggara dan juga pemerintah Kabupaten Ngawi selalu berfikir kreatif dan inovatif untuk mengingatkan masyarakat terhadap pentingnya budaya sebagai salah satu cara untuk membentuk Ngawi yang berkarakter kuat dan tahan terhadap banyaknya pengaruh global yang juga membawa banyak dampak negatif.
Dengan Kebo Ketan diharapkan Ngawi memiliki ikon wisatanya sendiri yang nantinya akan menambah perekonomian warganya.
Dalam acara ini sudah dirancang untuk menampung berbagai macam aspek yang mendukung kemajuan daerah mulai dari ekonomi, pendidikan, budaya, dan pariwisata.
Sukadi Kabid Kebudayaan Disparpora saat ditemui di tengah acara oleh Bidik Nasional menjelaskan bahwa kebo ketan diharapkan menjadi sebuah ajang promosi dan silaturrahmi antar seniman dan budayawan.
”Untuk tahun-tahun berikutnya kami akan mengajak lebih banyak lagi budayawan yang berpartisipasi. Wirausahawan juga jangan menyia-nyiakan momen penting seperti ini. Disini kita kembangkan sektor pariwisata Ngawi, dan sudah semestinya para pelaku usaha menangkap peluang besar ini sebaik-baiknya karena pariwisata yang berkembang pasti juga membuka peluang bisnis yang besar pula,”ungkapnya. (Dik/Adv)