Kabar Hoax Sebabkan Capaian Target Imunisasi MR Cuma 17,8 %
LABUHANBATU, SUMUT, BN – Dinas Kesehatan Pemkab Labuhanbatu melaksanakan pertemuan evaluasi dan upaya peningkatan capaian target imunisasi MR (Measles Rubella), Selasa (16/10) di ruang data dan karya kantor Bupati Labuhanbatu.
Dari pertemuan itu terungkap, capaian target imunisasi MR di Kabupaten Labuhanbatu hanya sebesar 17,8 %. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya capaian itu adalah kabar hoax yang menyatakan bahwa imunisasi MR berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan anak.
Wiwi Erdiyanti menggendong Nizam bocah penderita Rubela saat memberikan testimoni.
“31 hari kami melaksanakan imunisasi tapi hanya mencapai 17,8 % dari target 95 % lebih. Penyebab tidak tercapainya target antara lain, kurangnya sosialisasi terhadap kelompok sasaran, kurang dukungan lintas sektoral, kurangnya pemahaman terhadap fatwa MUI dan adanya berita atau kabar hoax tentang isu negatif tentang imunisasi MR,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Labuhanbatu Tinur Bulan SKM, MKes.
Menurut Tinur Bulan, target sasaran imunisasi MR di Labuhanbatu yakni sebanyak 162.630 orang anak. Namun sampai saat ini yang telah mendapatkan imunisasi sebanyak 27.118 (17,8 %).
Pada kesempatan itu, juga diperdengarkan testimoni dari Wiwi Erdiyanti orang tua dari Nizam, anak penderita Rubella.
Dalam testimoninya itu, Wiwi menceritakan, Nizam lahir prematur saat usia kandungan 8 bulan. Setelah berusia 2 bulan, Nizam tidak bisa melihat dengan kedua matanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan ke RS khusus mata di Medan, Nizam dinyatakan menderita katarak dan harus dilakukan operasi.
Sebelum akan dilakukan operasi, terlebih dahulu Nizam menjalani tes darah. Dari hasil tes darah diketahui Nizam juga mengalami jantung bocor.
“Saya sangat sedih, belum selesai satu penyakit yang diderita Nizam, datang satu lagi” katanya menitiskan air mata mengundang haru yang hadir disana seperti Sekda Ahmad Muflih, SH, MH dan perwakilan Forkopimda dan undangan lainnya.
Selesai menjalani operasi mata, ia senang bukan main karena anaknya telah dapat melihat. Sebulan setelah itu, Nizam kembali menjalani operasi jantung di RS Adam Malik, Medan.
“Ada dua lubang di jantung Nizam. 1 telah berhasil dioperasi. Saat ini tinggal 1 lagi” ujarnya.
Usai menjalani operasi jantung, Nizam kembali divonis mengidap tumor di batang hidungnya. Itu semakin membuat hancur hati sang ibu.
“Awalnya ada benjolan sebesar biji merica.Kemudian, lama kelamaan semakin membesar dan akhirnya divonis tumor,” kenang Wiwi.
Tidak hanya itu, sebulan yang lalu, saat diperiksa juga dinyatakan ada gangguan pada telinganya. ” Namun itu belum akurat.Akhir tahun ini akan kembali diperiksa” terangnya seraya menambahkan, saat ini di usia 1,9 tahun, Nizam belum mampu berjalan bahkan duduk sendiri, melainkan harus didudukkan.
Sekda Ahmad Muflih, SH, MH mendengarkan testimoni mengaku tergugah. Ia mengatakan, kemungkinan banyak lagi Nizam-Nizam lainnya yang belum ditemukan.
“Jika seperti itu generasi, mau jadi apa kita. Saat ini zaman milenial, serba digital, serba IT. Tapi Nizam, berjalan pun tidak bisa” ujarnya.
Dia berharap, seluruh stake holder mulai dari aparat pemerintah lintas sektoral dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya imunisasi MR. (M.SUKMA)