Digelontor Uang Negara Rp 900 M, BUMN PT Dok Kodja Bahari Mangkrak
Kinerja Dirut Wahyu Suprayono Dipertanyakan
JAKARTA, BN – Dugaan kasus ketidak jelasan kucuran anggaran Penanaman Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2014/2015 yang diterima oleh PT Dok Kodja Bahari (DKB Persero) Jakarta Utara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekitar Rp 900 Milyar, disinyalir peruntukananya tidak jelas bahkan kesannya ada pembiaran seperti Dok dan Fasilitas lainnya rusak. Dugaaan pembiaran fasilitas tersebut muncul setelah pucuk pimpinan PT Dok Kodja Bahari digantikan oleh Wahyu Suprayono sebagai Direktur Utama.
Menurut sumber BN selama 1 tahun lamanya memegang puncuk pimpinan PT. Dok Kodja Bahari, Wahyu Suprayono belum menampakan hasil dari kinerja selama ini, malah hanya sebuah janji-janji pelaksanaan kinerjanya saja. “Belum ada perbaikan Dok Buana dan Dok Volker kurang lebih 1 tahun, malah terkesan mangkrak karena tenggelam plate-plate yang dibeli dengan anggaran PMN,” terang sumber BN
Sedangkan, kucuran anggaran dari Penanaman Modal Negara (PMN) sekitar Rp 900 Miliyar, terang sumber BN hanya yang dikeluarkan sekitar Rp120 Milyar. “Patut dipertanyakan, dikemanakan sisa anggaran sebesar Rp.780 Milyar dari kucuran anggaran Penanaman Modal Negara (PMN) selama ini,” ungkapnya.
Hasil investigasi wartawan BN dilapangan menemui salah satu sumber terkuat di jajaran PT Dok Kodja Bahari (DKB) yang enggan dimediakan namanya menegaskan, “kalau perlu dan kalau bisa direktur direktur Kodja Bahari diganti semua, karena mereka semua gak ada yang beres. Masak hak-hak karyawan gak diperhatikan, bahkan gaji dicicil, lemburan gak dibayar-bayar sampai sekarang,” ungkap sumber yang berperawakan tinggi besar itu.
Lanjut sumber BN itu, ia menyesalkan manajeman PT DKB adanya pembiaran dok dan fasilitas yang belum terealisasi peruntukan anggaran PMN tersebut . “Jabat di DKB sudah hampir kurang 1 tahun, jabat gak menghasilkan apa-apa, dok pada tenggelam didiamin aja, katanya mau dibeliin dok nyatanya sampai sekarang gak ada khabarnya. Kalau ditanya katanya masih dalam proses kurang lebih ada 1 tahun, dok dibiarkan tenggelam plate plate numpuk sampai pada karatan, gak jelas Plate buat apa ditumpuk. Padahal itu beli pakai dana PMN ada yang bilang perbaikan dock tapi kenyataannya doknya gak diapa-apain, besok tak foto ya plate sama dock yang sudah diangkat sama yang masih tenggelam,” Aku sumber yang wanti-wanti kepihak awak media BN,agar namanya tidak dimediakan. Hingga berita ini diterbitkan Wahyu Suprayono sebagai Direktur Utama DKB belum berhasil dikonfirmasi. (BYP)