JATIM

Dibutuhkan Tambahan Sudetan Sungai Bengawan Solo

MADIUN, JATIM,BN – Mengantisipasi meluapnya Sungai Bengawan Solo terutama saat tingginya intensitas hujan, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa akan menambah tiga sudetan baru. Dari hasil konsultasi dengan pakar air, Sungai Bengawan Solo membutuhkan lima sudetan, dan saat ini baru terdapat dua sudetan.

“Saya sudah minta untuk menyempurnakan tata ruang wilayah Jatim, kira-kira di kabupaten mana saja yang bisa menyiapkan lahan untuk dijadikan sudetan Sungai Bengawan Solo, jadi bisa sustain. Kalau butuhnya lima sudetan sekarang baru ada dua, potensi meluapnya Sungai Bengawan Solo yang mengalir ke kali-kali tertentu tidak bisa kita selesaikan tuntas dan butuh langkah strategis jangka panjang,” katanya saat meninjau banjir yang terjadi di Kecamatan Balerejo, Kab. Madiun, Kamis (7/3).

Selain menambah jumlah sudetan, Gubernur Khofifah juga terus melakukan langkah-langkah koordinatif dengan instansi terkait dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

“Dalam waktu kurang lebih dua jam ini BBWS akan melakukan langkah preventif dengan menyiapkan sand bag atau karung pasir untuk mengantisipasi makin meluasnya luapan tanggul di Balerejo. Sedangkan untuk jangka panjang akan dibuat Bronjong, kemudian Plengsengan,” kata mantan Menteri Sosial RI ini.

Selain langkah jangka panjang, mengatasi banjir di Kab. Madiun ini Gubernur Khofifah juga serius melakukan langkah jangka pendek yakni evakuasi terutama bagi masyarakat lansia, ibu hamil, maupun anak-anak.

Pemprov Jatim dalam hal ini BPBD Provinsi Jatim bersama dengan Pemkab Madiun dan Forpimda Kab. Madiun, terus melakukan gerak cepat mengatasi bencana dengan mendirikan posko pengungsian, mengirimkan bantuan baik makanan, pakaian sampai dengan bantuan personil.

“Saya mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan jajaran Bupati dan Forpimda Kab. Madiun yang telah melakukan evakuasi dan tanggap darurat secara baik. Saya melihat juga banyak relawan yang membantu, saya harap mereka dapat terus membantu hingga masa tanggap darurat selesai,”” katanya sembari menambahkan setelah itu akan dilakukan masa rekonstruksi dimana akan dilakukan dinas terkait seperti Dinas PU dan Dinas Pertanian.

Tidak hanya itu, selama seminggu ini Gubernur Khofifah akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan Bupati/Walikota yang wilayahnya terdampak banjir seperti Bojonegoro, Lamongan, Ponorogo dan Ngawi.

Ia juga akan melakukan koordinasi agar daerah-daerah tersebut dapat melakukan mitigasi bencana dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi.Ke depan, Gubernur Khofifah akan bekerjasama dengan penyedia layanan telekomunikasi atau provider dalam menyediakan peringatan dini melalui pesan singkat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai atau titik rawan bencana. Dengan begitu, masyarakat bisa segera melakukan langkah antisipasi dan tanggap bencana.

 

Tinjau Posko Pengungsian

Saat meninjau banjir di Kab. Madiun, Gubernur Khofifah pertama kali  meninjau posko umum Balai Desa Garon Kec. Balerejo Kab. Madiun. Disini Gubernur berdialog dengan warga, sekaligus membagikan sembako. Sekitar 20 menit disana, dengan menggunakan perahu karet, Gubernur melanjutkan peninjauannya ke Desa Jeruk Gulung Kec. Balerejo Kab. Madiun. Gubernur meninjau rumah-rumah warga yang tergenang banjir.

Selanjutnya, Gubernur mengunjungi Pondok Pesantren Wisma Wisnu yang terdampak banjir.Usai dari Ponpes Wisma Wisnu, Gubernur melanjutkan peninjauannya ke tanggul yang ada di Kecamatan Balerejo. Saat meninjau tanggul, Gubernur Khofifah melakukan koordinasi dengan Kementerian PU dan instansi terkait. Terakhir, Gubernur Khofifah meninjau posko pengungsian yang ada di Kantor Kecamatan Balerejo, Kab. Madiun.

“Disini saya memastikan agar para pengungsi mendapatkan makanan yang cukup, tempat mengungsi yang layak, air bersih dan MCK. Saya juga melihat disini ada layanan kesehatan bagi warga,” katanya yang juga meninjau keberadaan dapur umum di posko pengungsian ini.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para pengungsi. Bantuan ini diantaranya 100 paket sembako dari Biro Kesejahteraan Sosial Setdaprov Jatim, makanan siap saji dan tambahan gizi dari BPBD Prov. Jatim, serta bantuan pakaian dan selimut dari Kementerian Sosial.

Sementara itu, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos mengatakan, hingga saat ini jajaran baik dari Pemkab Madiun dan Forpimda terus melakukan langkah-langkah evakuasi dan mengoptimalkan ketersediaan pangan baik di posko pengungsian maupun rumah-rumah warga terdampak banjir.

“Kami terus berharap dan berusaha agar tidak ada korban jiwa dan jangan sampai  ada keterlambatan bantuan penanganan. Kami bersama Forpimda kantornya pindah disini untuk terus memantau dan melakukan koordinasi,” katanya.

Untuk diketahui, tingginya intensitas hujan yang tinggi sejak Selasa, (5/3) menyebabkan tiga titik tanggul yang berada di Desa Balerejo, Kec. Balerejo, Kab. Madiun mengalami retakan dan jebol. Hal ini mengakibatkan meluapnya sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun. Sehingga pada Rabu, (6/3) dini hari pukul 03.00 WIB, air sungai meluap dan menyebabkan banjir di wilayah Kab. Madiun.

Turut mendampingi Gubernur Jatim dalam peninjauan ini, Kepala BPBD Prov. Jatim, Kepala Dinas Sosial Prov. Jatim, beberapa Kepala OPD terkait di lingkungan Pemprov Jatim, Bupati Madiun, serta Forpimda Kab. Madiun. (dji)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button