JATENG

Kapendam Berikan Materi Public Speaking dan Kepemimpinan Pemimpin Unit PLN

JATENG, BN – Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh. Zaenudin, S.H., M.Hum. dipercaya sebagai narasumber/pemateri peserta In House Training Public Speaking bagi para pemimpin unit di lingkungan PLN yang diselenggarakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Jateng dan DIY di Ruang Rapat Borobudur PT PLN (Persero) Jl. Teuku Umar No. 47 Semarang, Jum’at, Selasa dan Kamis (5,9,11/7/2019).

Sebagai pemateri, Kapendam memberikan materi yang berbeda dan dalam kelas yang berbeda. Kepada para pemimpin unit tingkat Kecamatan, Kapendam memberikan materi tentang bagaimana cara berbicara didepan umum (publik speaking) dan kepada para pemimpin unit tingkat Kabupaten diberikan materi kepemimpinan dan pemecahan masalah (leader and problem solving).

Ditemui usai memberikan materi, Kapendam menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas antara TNI dalam hal ini Kodam IV/Diponegoro dengan PT. PLN (Persero) wilayah Jateng dan DIY.

Disoal tentang materi yang disamapikan, Pamen dengan melati tiga itu menerangkan, bahwa semua orang begitu lahir di dunia sudah langsung berfikir dan itu akan terus berjalan hingga dirinya meninggal dunia. Namun karena tidak diungkapkan atau disampaikan kepada orang lain maka semua yang dipikirkan tidak dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat, karena memang tidak semua orang memiliki keberanian untuk mengutarakannya ide/pemikirannya.

“Sebesar apapun ide/gagasan bila hanya ada dalam pikiran kita, maka hanya akan tetap menjadi sebuah angan-angan, tetapi sekecil apapun ide yang dimiliki bila disampaikan kepada orang lain bisa jadi akan menjadi sebuah karya yang besar”, ungkapnya.

Disinilah pentingnya sebuah keberanian untuk mengungkapkan/menyampaikan ide dan gagasan termasuk semua informasi yang sangat dibutuhkan oleh orang lain, karena ide/gagasan/informasi yang kita anggap kecil atau remeh bisa jadi me jadi sesuatu yang penting bagi otang lain, imbuhnya.

Pun demikian dengan masalah kepemimpinan, pada dasarnya manusia dilahirkan ke dunia untuk menjadi pemimpin, setidaknya untuk memimpin dirinya sendiri agar mampu mengatasi segala macam problema kehidupan yang dihadapi dengan baik dan benar. Namun demikian tidak tidak semua orang dilahirkan untuk menjadi pemimpin bagi kelompok atau organisasi.

Menurutnya, untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan ilmupengetahuan (knowlage), ketrampilan (skill) dan keberanian (bravery) selain bakat yang dimiliki sejak lahir. Kepemimpinan itu adalah seni/gaya untuk mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan organisasi/satuan, oleh karena itu masing-masing orang tentu memiliki gaya sendiri-sendiri.

Sebagai seorang pemimpin harus bisa menguasai bidang tugasnya, mengetahui kondisi satuan dan yang tak penting adalah harus mengetahui bawahannya agar organisasi dapat bejalan sebagaimana mestinya dalam mencapai tujuan. Untuk dapat menguasai bidang tugasnya maka seorang pemimpin harus mau membekali dirinya sengan selalu belajar dan berlatih, dan untuk dapat mengetahui kondisi satuan dan bawahan diperlukan adanya komunikasi yang intensif.

“Bagaimana mungkin kita dapat mengetahui dan memecahkan persoalan yang dihadapi oraganisasi/satuan kita kalau tidak ada komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahannya”, ungkap Kapendam.

Disinilah pentingnya komunikasi bagi seorang pemimpin, sehingga dapat menemukan kendala yang dihadapi dan bagaimana cara memecahkan persoalan tersebut, imbuhnya.

Selain itu peminpin juga harus memiliki integritas dan karakter yang kuat agar mampu meyakinkan bawahannya dan keberadaan/kehadiranya selalu dinantikan oleh anggota/bawahannya.

“Bagaimana mungkin seorang pemimpin dapat berhasil memimpin organisasi/satuannya kalau kehadirannya tidak diharapkan anggotanya”, ungkap Kolonel Arh Zaenudin.

Oleh karena itu, seoreang pemimpin harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, karena itu sebagai landasan utama, apapun agamanya. Pemimpin harus bisa menjadi contoh tauladan bagi bawahannya dan harus bisa bekerjsa sama sekaligus memberikan semangat semangat/motivasi bawahannya, hal ini penting karena pemimpin harus tanggap dan dapat memberikan koreksi kesalahan bawahannya.

Seorang pemimpin juga harus bisa memilih dan memilah mana yang harus didahulukan, harus memiliki sikap sederhana/tidak berlebihan, serta mampu membatasi pengeluaran hanya untuk keperluan yang penting. Pemimpin harus berani mengatakan yang benar dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan, harus loyal baik kepada atasan, sesama maupun bawahan.

Dan yang tak kalah peting, pemimpin juga harus siap bila sewaktu-waktu harus menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada orang lain, pungkasnya. (AR/ PENDAM IV)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button