Pengamat Sepakbola Azhari Lubis : Muscab PSSI Gayo Lues Terkesan Main Belakang
GAYO LUES, ACEH, BN – Musyawarah Cabang (Muscab) PSSI Kabupaten Gayo Lues menjadi perhatian serius kader dan pengurus Partai PNA Gayo Lues yang juga pengamat sepakbola Azhari Lubis.
Menurutnya, Muscab PSSI Kabupaten Gayo Lues untuk memilih ketua dan pengurus PSSI periode 2019-2024 tersebut terkesan adanya main belakang alias ditutup-tutupi ke ranah publik. Hal ini terlihat dengan tidak adanya informasi soal adanya Muscab untuk memilih pengurus yang baru kepada pihak media maupun ke ranah publik lainnya.
“Seharusnya pihak pelaksana Muscab PSSI mempublikasikan ke media dan media informasi lainnya bahwa di Gayo Lues akan dilaksanakan Muscab PSSI untuk memilih ketua dan pengurus yang baru. Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat ikut serta berpartisipasi termasuk pimpinan klub sepakbola yang ada di Gayo Lues yang merupakan anggota PSGL maupun PSSI. Namun yang terjadi kesannya seperti ditutup-tutupi dan ada upaya pihak tertentu yang berusaha untuk meloloskan diri menjadi ketua PSSI Gayo Lues dengan cara tidak transparan dan fair. Akibatnya hanya ada dua calon yang mulai muncul kepermukaan, hal ini tentunya sangat tidak baik bagi dalam iklim demokrasi,” katanya.
Menurutnya, seharusnya calon jauh lebih banyak, sehingga akan diketahui apa visi dan misi setiap calon untuk memajukan sepak bola di Gayo Lues. Jangan bermain di belakang sebab masyarakat saat ini sudah cerdas.
“Beberapa tahun belakangan ini sepak bola di Gayo Lues belum punya prestasi,baik ditingkat provinsi apalagi di liga nasional. Gayo Lues dengan PSGLnya dulu pernah masuk dalam Divisi Utama PSSI, semasa tim managernya Jakaria S.Hut. Namun setelah beliau mundur, prestasi PSGL terus melorot. Untuk itu PSSI Gayo Lues harus memiliki ketua dan pengurus yang mampu mengangkat kembali prestasi PSGL. Jangan cuma bisa bicara saja tanpa bekerja dengan sungguh-sungguh. Harus serius dan fokus, serta mau berkorban dan tidak menjadikan PSSI sebagai sarana priuk nasinya,” beber Azhari.
Menurut Azhari, ketika prestasi PSGL sudah di puncak untuk mencapai profesional dan tidak boleh menggunakan APBK, disinilah peran dari ketua PSSI untuk mencari donatur bukan meninggalkan PSGL begitu saja. Hal ini pernah terjadi dan jangan sampai terulang lagi.
“Saya berharap pemilik klub atau yang punya suara di Muscab PSSI wajib jeli untuk memilih ketua dan pengurus yang baru agar sepakbola Gayo Lues kembali mengukir prestasi,” katanya.
Azhari Lubis meminta kepada pihak pelaksana apakah itu Asprov PSSI Aceh maupun panitia daerah, untuk menunda Muscab dan memberikan kesempatan kepada calon lainnya untuk maju, dengan mempublikasikan agenda Muscab PSSI Gayo Lues. Bahkan Azhari Lubis sempat mendengar selentingan bahwa ada oknum yang mencalonkan diri mendatangi klub pemilik suara dengan meminta tanda tangan ketua klub dengan alasan untuk peserta Liga Tarkam.
“Untuk menjaring calon ketua dan pengurus PSSI Gayo Lues sebaiknya Muscab PSSI itu harus ditunda dan semua prosedur dan persyaratan calon harus dipenuhi,” pungkasnya. (rilis/dir)