Bangsa Indonesia Harus Tumbuhkan Kembali Budaya Gotong Royong
SURABAYA, JATIM, BN-Bangsa Indonesia harus mampu menumbuhkan kembali budaya gotong royong yang mulai memudar. Gotong royong yang selama ini menjadi ciri dan kekuatan bangsa harus tetap lestari di bumi pertiwi. Hal itu dikemukakan oleh Dra. Lucy Kurniasari Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrat dapil Jatim 1 dalam Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Selasa, 27 Agustus 2019.
“Menumbuhkan kembali budaya gotong royong merupakan salah satu bentuk pengamalan sila Persatuan Indonesia. Untuk itu, semua anak bangsa harus dapat menjadi penggerak dengan bergotong royong melalui berbagai kegiatan, seperti kerja bakti di sekolah, di sekitar tempat tinggal, dan di rumah ibadah,” Terang Lucy.
“Mari kita tumbuh kembangkan rasa kegotong royongan di mulai dari keluarga. Contohnya adalah orang tua dan anak dapat bersama-sama membersihkan rumah atau menyiram bunga tanpa membedakan jenis kelamin dan mudah-mudahan melalui kegiatan rutin seperti ini dalam jangka panjang dapat menumbuhkan budaya kebersamaan,” imbuhnya.
Cinta Bangsa
Dihadapan 175 warga Surabaya, Lucy Kurniasari mantan Ning Surabaya tahun 1986 ini menjelaskan, pengamalan sila Persatuan Indonesia dapat juga diwujudkan melalui cinta bangsa dan negara. Untuk itu, sesama anak bangsa harus menghargai karya anak bangsa dan bangga mengenakan produk dalam negeri.
Cinta bangsa dan negara dapat juga diamalkan dengan tidak merendahkan suku lain. Suku-satu dan suku lainnya seyogyanya saling berempati sehingga persoalan yang dialami suku tertentu dapat dirasakan suku lainnya.
Lucy mengatakan pengamalan sila Persatuan Indonesia dapat juga diamalkan dengan berteman atau bergaul dengan semua orang walau berbeda suku, agama, dan status sosial ekonomi. Setiap anak bangsa harus menjadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk mengembangkan potensi diri agar lebih baik dari hari ke hari.
“Bila di lingkungan terjadi konflik, setiap anak bangsa hendaklah maju ke depan untuk mendamaikan. Anak bangsa tidak boleh ikut larut terlibat dalam konflik, apalagi turut memperluas konflik,” ungkap Lucy.
Menurutnya, kalau semua itu dapat diwujudkan, maka anak bangsa tidak akan ada lagi yang membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri. Kita juga tidak lagi menjelekan suku lain dengan membanggakan suku sendiri.
Sebagai warga Surabaya, Lucy berharap arek Suroboyo dapat menjadi teladan bagi anak bangsa lainnya dalam mengamalkan Pancasila, khususnya sila Persatuan Indonesia.
“Saya percaya, arek Suroboyo akan bersatu padu mewujudkannya,” pungkasnya penuh harap. (boody)