Siswa SMPN 7 Klaten Jadi Agen Perubahan Stop Bullying di Sekolah
KLATEN, JATENG, BN-Tingkat kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Klaten menduduki peringkat ketiga dari seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut mengemuka saat digelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan Bullying dan Kekerasan Terhadap Anak di Sekolah. Kegiatan diinisiasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DissosP3AKB) Kabupaten Klaten berlangsung di SMPN 7 Klaten, Senin (23/9) pagi.
Kepala SMPN 7 Klaten Sri Suharni saat membuka kegiatan sosialisasi menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak DissosP3AKB Klaten atas terpilihnya siswa SMPN 7 Klaten sebagai agen perubahan kegiatan pencegahan kekerasan sebaya di sekolah.
“Pengaruh gadget saat ini sudah sangat luar biasa dahsyatnya. Saya berharap orangtua akan mampu menjalin komunikasi yang hangat dengan anak sehingga akan terjalin kasih sayang dalam kehidupan keluarga. Semoga melalui program ini akan mampu menghasilkan generasi muda yang hebat berkat peran serta orangtua, sekolah dan masyarakat,” katanya.
Kepala Seksi Perlindungan Anak DissosP3AKB Klaten Ir. Hari Suroso MPHR dalam kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan sosialisasi akan diikuti 40 siswa kelas VII dan VIII dari sekitar 460an siswa. Menurutnya, penyelenggaraan kegiatan dilatarbelakangi adanya keprihatinan terkait tingkat kekerasan terhadap anak yang sudah pada taraf mengkhawatirkan.
“Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan rasa percaya diri siswa akan semakin meningkat. Setelah itu siswa diharapkan akan mampu menjadi agen perubahan untuk menularkan ilmunya kepada teman dan masyarakat untuk bersama-sama mencegah terjadinya kekerasan kepada anak,” kata Hari.
Sementara itu, Anggota Tim Teknis Pencegahan Bullying Wancik Ridwan Barari mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah sebagai salah satu upaya menurunkan angka bullying khususnya di lingkungan siswa SMP. Selain itu kegiatan diadakan untuk mencegah agar anak-anak yang belum terpapar bullying jangan sampai menjadi korban.
“Untuk Provinsi Jawa Tengah, program ini baru ada di Semarang dan Klaten. Di Klaten sendiri program ini sudah memasuki tahun ketiga. Karena masih terkendala anggaran dan SDM (Sumber Daya Manusia) maka baru ada enam SMP yang ikut program ini yaitu, SMPN 2 Prambanan, SMPN 6 Klaten, SMPN 3 Klaten dan SMPN 2 Jatinom. Untuk tahun ini di SMPN 7 Klaten dan SMPN 1 Jogonalan. Pemilihan sekolah yang ikut program dilakukan secara acak. Kedepannya program ini diharapkan bisa menyasar hingga ke jenjang sekolah dasar,” kata Wancik. (rkt)