NTT

Aprianus Hale : Kita Dipilih Jadi Wakil Rakyat Bukan Untuk Jadi Bos, Tapi Siap Jadi Jongosnya Masyarakat

ATAMBUA, NTT, BN-Kita dipilih masyarakat menjadi wakil rakyat bukan mau jadi bos tetapi kita dipilih rakyat untuk siap menjadi jongosnya masyarakat, apapun suara rakyat harus betul-betul diserap saat melakukan reses di masing-masing Dapil.

Hal ini dikatakan Politisi partai Nasional Demokrat (Nasdem) Aprianus Hale saat melakukan reses di Dapil IV di Kantor Desa Rafae Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu NTT untuk serap aspirasi masyarakat, Rabu (30/10/2019) siang.

Aprianus mengatakan bahwa menjadi wakil rakyat itu sesungguhnya adalah hamba bagi masyarakat bukan jadi bos di belakang meja, tetapi menjadi anggota DPRD harus selalu siap turun langsung dan berbaur dengan kehidupan masyarakat, menghimpun dan menggali keluhan masyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang layak bagi masyarakat seutuhnya, sebagaimana tercatat dalam misi partai Nasdem, yakni layak sebagai rakyat merdeka, layak sebagai rakyat berbudaya dan bermartabat sekaligus layak sebagai rakyat yang berdaulat secara ekonomis.

“Naik DPR itu bukan untuk mau jadi bos. Jadi DPR itu siap menjadi jongosnya rakyat kecil. Rakyat suruh, kau harus ikut. Kalau tidak mau disuruh dan tidak mau bersuara untuk kepentingan masyarakat, tidak usah jadi DPR,” tandasnya.

Lanjut Aprianus menegaskan bahwa menyandang status DPRD itu dinilai sebagai yang terhormat karena tugasnya adalah satu untuk semua. Satu untuk bersuara bagi kepentingan banyak orang.

“Kalau DPR kerja tidak betul, bisa dipecat oleh ketua partai. Jadi, DPR harus kerja baik- baik. DPR harus siap berkelahi untuk mempertahankan hak urgennya masyarakat,” tegasnya.

Aprianus menuturkan bahwa, DPRD itu 40% berada di kantor, sedangkan 60%nya mengunjungi masyarakat hingga ke tingkat dusun.

“Kita sebagai wakil rakyat kalau duduk di kantor tidak ada kerja,lebih baik jalan keluar datangi masyarakat untuk melihat dan mendengarkan langsung aspirasi dan keluhan rakyat,” tuturnya.

Lebih lanjut Aprianus menegaskan, tugas legislasi itu kawal kerja eksekutif. Semua aspirasi yang diperoleh dari masyarakat disampaikan kepada OPD terkait, kemudian diharapkan untuk ditindaklanjuti.

“Nanti kalau aspirasi masyarakat yang kita sampaikan tidak ditindaklanjuti baru kami baku lihat,” tegasnya.

Sementara, Nini Wendelina Atok, anggota DPRD termuda dari fraksi PAN menambahkan bahwa, anggota DPRD mesti selalu punya waktu untuk bertemu langsung dengan masyarakat.

“Kami rindu sekali untuk bertemu dengan bapak mama semua. Silakan sampaikan keluhan kepada kami. Kami datang untuk mendengarkan aspirasi dan keluhan masyarakat lalu kemudian akan dibawa ke pimpinan DPRD, selanjutnya akan kita suarakan ke bupati saat sidang dewan,” ujarnya.

Sementara, Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Belu, Jhon Tanur menyampaikan bahwa, dirinya terharu ketika melihat banyak warga masyarakat yang hadir untuk megikuti reses anggota DPRD Belu Dapil IV.

Tanur mengisahkan bahwa Aprianus yang adalah anak dari kampung dengan latar belakang pendidikan pertanian yang sangat memadai kemudian direkrut dan terus diberi motivasi untuk hidup yang lebih bermanfaat bagi kepentingan banyak orang. Ketika itu, lanjut Tanur, Aprianus dipercayakan menjadi ketua kelompok petani Nasdem Kabupaten Belu karena dianggap sangat berbobot.

“Aprianus memang orang yang hebat dan tepat sekali bergabung di Nasdem. Aprianus itu tegas dan jujur. Aprianus tidak cocok jadi pengusaha. Dia lebih cocok di politik. Aprianus ini sebelum menjadi DPR, demo ribut di mana- mana pasti dia ada. Dia paling suka teriak tentang hal- hal yang merugikan banyak orang,” kisahnya.

Adapun aspirasi masyarakat Dapil IV yang dihimpun anggota DPRD saat masa reses I, 2019 yakni: jalan dan jembatan, air, listrik, rumah layak huni, beasiswa, handtraktor, mesin mol jagung, bak penampung air, sumur bor, ruang perpustakaan, pengadaan tangki air untuk Puskesmas Rafae.(anis ikun).

Related Articles

Back to top button