JATENG

Cegah DBD, Dinkes Klaten Maksimalkan Peran Srikandi Jumantik 

KLATEN, JATENG, BN-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Kabupaten Klaten hingga minggu ke-46 tahun 2019 mencapai 311 kasus dengan korban meninggal dunia mencapai 5 jiwa.

Di Kabupaten Klaten saat ini ada 4 desa yang termasuk endemi DBD yaitu, Desa Tlogorandu di Kecamatan Juwiring, Danguran di Klaten Selatan, Ketandan di Klaten Utara dan Desa Tlogo di Kecamatan Prambanan.

Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten Cahyono Widodo pada acara pertemuan pemantauan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Grebeg Jentik yang diadakan Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten.

Kegiatan berlangsung di Obyek Wisata Bukit Cinta Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Klaten, Rabu (20/11) siang.

Menurutnya, untuk mencegah DBD, Dinkes Klaten memaksimalkan peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang tergabung dalam Srikandi Jumantik Kabupaten Klaten.

“Kasus DBD di Klaten dari tahun ke tahun berubah-ubah. Pada tahun 2015 ada 525 kasus, 2016 naik menjadi 703 kasus. Lalu pada tahun 2017 turun menjadi 100 kasus, tahun 2018 turun lagi hanya ada 20 kasus dan tahun 2019 sampai pertengahan November 2019 mencapai 311 kasus,” kata Cahyono.

Ia menambahkan, pada akhir tahun 2019 dan memasuki tahun 2020 ada beberapa desa yang harus waspada DBD seperti, Desa Paseban di Kecamatan Bayat, Kelurahan Jatinom di Kecamatan Jatinom, Desa Pugeran di Karangdowo, dan Desa Kebondalem Kidul di Prambanan. Desa Belangwetan di Klaten Utara, Desa Sajen dan Desa Kalikebo di Kecamatan Trucuk.

“Tujuan pertemuan pemantauan PSN dan Grebeg Jentik antara lain untuk menggalang komitmen pemangku kepentingan dalam pencegahan dan pengendalian DBD. Selain itu juga untuk memantau pelaksanaan gerakan PSN di masyarakat,” katanya.

Menurut Cahyono, hasil yang diharapkan dari kegiatan ini diantaranya adanya persamaan persepsi pencegahan dan pengendalian DBD. Tergalangnya komitmen pihak terkait untuk mencegah DBD dan terpantaunya kegiatan PSN di masyarakat.

Pada acara tersebut Bupati Sri Mulyani didampingi Kepala Dinkes Kabupaten Klaten serta jajaran pejabat Pemkab Klaten memantau jentik di kamar mandi dan tempat wudhu Masjid Ar Ridho serta jamban milik keluarga Marjuki.

Usai kegiatan, kepada pers Bupati Sri Mulyani mengatakan, setelah dilakukan pemantauan di bak penampungan air, baik di Masjid Ar Ridho dan rumah Marjuki di Dukuh Girisono, Desa Gunung Gajah tidak ditemukan adanya jentik yang menjadi penyebab penyakit DBD.

Kemudian jamban juga bersih karena untuk bak penampungan air warga menggunakan ember dan tidak menggunakan bak penampungan air permanen, sehingga mudah dibersihkan.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sri Mulyani mengucapkan terimakasih kepada kader Jumantik yang tergabung dalam Srikandi Jumantik yang selalu rajin melakukan sosialisasi dan melakukan gerakan gotong royong untuk PSN.

Menurutnya, Srikandi Jumantik yang ada di semua desa dan kelurahan yang ada di Klaten pada musim pancaroba dari musim kemarau ke musim penghujan agar terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya PSN. Sehingga nantinya di Klaten tidak ditemukan kasus DBD dan semua warga Klaten sehat. (rkt)

Related Articles

Back to top button