LAMPUNG

Pengusaha dan Petani Sayuran di Lampung Barat Mengalami Kerugian

Tumpukan sayur di Gudang milik H. Edwin

LAMPUNG BARAT, BN – Hampir seluruh komponen masyarakat di negara ini mulai mengalami dampak akibat merebaknya virus corona, tak terkecuali di Kabupaten Lampung Barat.

Seperti yang dialami Rudi Edwin, pengusaha yang  bergerak di bidang usaha jual beli sayuran di Pekon Hanakau Kecamatan Sukau.

Ia mengeluh karena usaha yang digelutinya mengalami penurunan omset secara drastis akibat dari merebaknya virus corona.

Rudi mengaku perubahan yang sangat luar biasa tersebut disebabkan karena pedagang pasar di luar daerah terbatas ruang geraknya sehingga pengiriman barang berupa cabe, kol, sawi, wortel, ubi jalar dan komoditas lainnya ikut terhambat. Dan perubahan tersebut mulai dialaminya sejak Minggu (15/3/2020).

“Sejak merebaknya antisipasi penyebaran Covid-19 atau virus Corona usaha yang saya geluti ini mengalami penurunan hingga 40 persen,” tandasnya, Sabtu (21/3).

Ia menyebut mobil pemasaran luar daerah banyak yang tidak mengambil atau masuk ke Lambar. Dan kalaupun mereka masuk dan membeli barang,jumlahnya sangat berkurang bila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Pengepul sayuran lainnya, Haji Pudin yang merupakan pengusaha kelas kakap yang merintis usaha jual dan beli sayuran sejak tahunp 1999.

“Ini menjadi dilematis,disatu sisi kita harus membantu petani untuk membeli hasil panen mereka, sementara disisi lain pembeli yang biasanya memesan barang dalam jumlah yang banyak kini mengalami penurunan hingga mencapai angka 50 persen. Akibatnya barang menumpuk digudang dan petani tidak mau tahu bila barang mereka tidak terjual,” keluh Haji Pudin.

Tumpukan sayur di Gudang milik H. Pudin

Sementara salah seorang pembeli sayuran yang membawa barangnya ke Sumatera Selatan, Ismanto membenarkan keluhan yang disampaikan kedua pengepul sayuran itu.

“Itu semua benar mas, masalahnya jika kondisi pasar kini mulai sepi karena dampak daripada merebaknya Virus Corona,” terang Manto.

Hal itu tentu sangat berdampak juga bagi penghasilan para petani, tukang ojek barang dan pedagang di pasaran yang notabene nya adalah masyarakat menengah kebawah.

Jasutak salah seorang tukang ojek sayuran yang selama beberapa tahun ini bekerja di gudang sayur milik H. Pudin ikut merasakan dampaknya.

“Biasanya saya dapat mengumpulkan barang ke gudang sebanyak 1500 kg / hari dengan upah sebesar Rp. 200 / kg, artinya sehari bisa menghasilkan Rp. 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Tapi sejak adanya virus Corona ini saya hanya bisa mengumpulkan barang kisaran 500 hingga 700 kg atau mendapat upah Rp. 100 – 150 ribu / hari dan itupun bila ada yang pesan barang ke gudang,” keluh Jasutak.

Sebagai catatan, di Kabupaten Lampung Barat untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) sudah mencapai angka 109 orang dengan rincian hari pertama 3 orang, hari kedua 22 orang, dan hari ketiga 84 orang. (FIK)‎

Related Articles

Back to top button