JATENG

Klarifikasi Kasus Desa Kentong, Positif Rapid Test Belum Tentu Positif Covid 19

BLORA, JATENG, BN-Maraknya informasi di media sosial tentang salah satu warga Desa Kentong, Kecamatan Cepu yang diduga terkena virus Corona atau Covid-19, membuat Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora angkat bicara.

Sabtu sore (18/4/2020), Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, SKM, M.Kes, memberikan keterangan langsung ketika ditemui tim media center Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19.

“Ada pendatang dari Jakarta yang pulang ke Desa Kentong, Kecamatan Cepu pada hari Kamis tanggal 16 April 2020. Seperti biasa, dari pihak desa sudah memantau dan mendata. Ternyata setelah dilihat tim Puskesmas setempat, ada yang sakit. Setelah dicek dan ada bukti dari rumah sakit di Jakarta, dia pernah sakit di rumah sakit Jakarta dan sudah pulang, diagnosanya bukan Covid-19 namun panas,” terang Lilik Hernanto.

“Tetapi dari hasil lab, leukositnya turun, sehingga tim Puskesmas kita aktif untuk mengambil rapid test dan hasilnya positif berdasarkan rapid test pertama. Positif rapid test. Untuk itu langsung kami putuskan untuk segera dirujuk ke RSUD Cepu dan sekarang sudah di RSUD Cepu untuk dilakukan swab test,” lanjut Lilik Hernanto.

Pihaknya menegaskan bahwa hasil dari rapid-test belum bisa memastikan pasien tersebut terkonfirmasi positif Covid-19 atau belum. Yang bisa memastikan adalah swab test melalui pemeriksaan PCR melalui laboratorium.

“Rapid test itu sensitifitasnya baru 70 persen, jadi harus terkonfirmasi secara laboratorium berdasarkan swab test. Segera akan kita lakukan swab test, sample akan kita kirim ke Yogyakarta atau Salatiga agar pemeriksaan PCR nya bisa diketahui. Pasien diisolasi di RSUD Cepu dahulu,” tambahnya.

“Masyarakat jangan takut berlebihan terlebih dahulu. Sekali lagi, pasien ini sudah di rawat dan boleh pulang oleh rumah sakit yang ada di Jakarta. Tetapi dia masih merasa kurang enak badan malah pulang ke Kentong. Kita tunggu saja hasil swab nya nanti, hasil swab nya paling cepat keluar tujuh hari. Kita sabar, sambil kita pantau proses isolasi di RSUD Cepu. Mudah-mudahan tidak positif,” terang Lilik Hernanto.

Dirinya juga memberikan contoh kasus Desa Bangkleyan Kecamatan Jati beberapa hari lalu. Yakni salah satu warga Ngawi yang melahirkan sempat pulang ke rumah orang tuanya di Desa Bangkleyan telah dinyatakan positif melalui rapid-test.

“Ibu yang pernah berkunjung ke Bangkleyan itu ketika di rapid-test positif, ternyata setelah di Ngawi hasil swab test nya negatif. Semoga kasus Desa Kentong ini seperti itu. Karena rapid test itu hanya reaksi cepat atau tes cepat dengan pengambilan darah. Memastikan ada tidaknya virus dalam darah, namun belum tentu Covid-19. Yang akurat nanti swab test dari cairan tenggorokan atau hidung,” lanjutnya.

Sementara itu untuk masyarakat yang sempat kontak fisik dengan pasien akan ditracing hingga tujuh kari kedepan.

“Yang pernah kontak akan kita tracing dalam masa waktu tujuh hari kedepan. Karena kalau kita rapid sekarang juga tidak ada artinya karena dia datang ke Kentong hari Kamis, maka Kamis depan baru kita rapid test termasuk para petugas medis,” ujar Lilik Hernanto.

Sebagai antisipasi, pihaknya tetap meminta agar masyarakat pendatang untuk isolasi mandiri selama empat belas hari. Pihaknya kembali menegaskan agar tidak mudik dulu, jangan sampai kasus yang terjadi di daerah merah tersebar ke daerah hijau.

“Apalagi kalau mengalami sakit di zona merah, jangan pulang kampung dahulu. Tolong, ini demi keselamatan kita bersama,” pungkasnya. (p.Jo/ali)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button