JATIM

Kapan Pemkab Pasuruan Salurkan Bantuan Ditengah Pandemi Corona? (1)

Dok. Pembagian Sembako oleh Pemerintah Pusat

PASURUAN, JATIM, BN-Ditenga suasana “duka” yang melanda bangsa akibat pandemi corona, pemerintah terus bekerja tak kenal lelah mencegah penyebaran wabah hingga memulihkan sendi – sendi perekonomian negara yang tertekan bencana.

penyebaran virus corona yang tak kasat mata kini tidak saja menjadi ancaman punduduk ibu kota, namun sudah menjadi ancaman kita bersama karena telah merambah ke semua wilayah.

Korbanya pun tak hanya rakyat biasa, pejabat tinggi negara juga tak luput terjakit vurus corona, yang sudah memakan banyak korban jiwa.

Corona “memaksa” Pemerintah harus meminta agar masyarakat Indonesia bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.

Menjadi bukti bahwa wabah ini sangat berbahaya, penularannya begitu cepat, dan agresif benar – benar menjadi ancaman kesehatan manusia sekaligus perekomian negara.

Kendati kondisinya sudah demikian “berbahanya”, sebagai bangsa yang besar kita optimis dapat melewati semua ujian ini.

Kedisiplinan setiap warga jelas sangat dibutuhkan. Inisiatif kita untuk saling menjaga juga sangat menentukan.

Namun pemerintahlah yang harus mengambil peran paling maksimal, karena hanya pemerintah yang bisa menggerakkan seluru instrumen secara optimal.

Ditenga sendi-sendi perekonomian yang terpukul akibat pandemi yang tak dapat dipastikan kapan berahirnya, “kehadiran” Pemerintah untuk memastikan ketersediaan kebutuhan dasar setiap warganya tidak boleh lenga.

Kisah Siti Nurhayati (62) tahun asal Dsn. Satak, Kel. Kalirejo, Kec. Bangil yang tinggal seorang diri menjadi pengingat bersama tentang arti sebuah kewajiban.

Dalam wawancara singkat dengan wartawan, Ibu delapan anak yang kini tampak sedih itu dengan jujur mengungkap bahwa hingga saat ini, Sabtu (25/4/2020) dirinya tak mendapat bantuan sama sekali dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan sebagai warganya.

Beruntung beliau memiliki anak yang berbakti kendati diantara mereka secara ekonomi pas – pasan namun bisa mencukupi kebutuhan hidup dasar ibunya dengan cara patungan.

Sebagai orang tua sejujurnya Nur Hayati mengaku tidak sampai hati bergantung pada anak – anak yang secara ekonomi pas-pasan ditenga kondisi sulit seperti sekarang. (Red/Lipsus)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button