JATIM

Ferdianto Peserta JKN-KIS : Iuran BPJS Kesehatan Sebulan, Tidak Menghabiskan Uang Rokok Saya Dalam Sehari

Ferdianto (25) warga Platuk Gang Langgar Surabaya Jawa Timur peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)

SURABAYA, JATIM, BN-Menunggu lama kartu BPJS kesehatannya belum juga aktif, Ferdianto (25) warga Platuk Gang Langgar Surabaya Jawa Timur peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) mendatangi kantor BPJS Kantor Cabang Utama Surabaya untuk mengaktifkan kembali kartu miliknya.

“Entah mengapa kok tiba-tiba kartu JKN-KIS saya tidak aktif. Waktu itu saya pergunakan dipuskemas tempat biasa saya berobat. Kata petugasnya, maaf pak kartunya tidak aktif, silahkan bapak mendatangi kantor BPJS Kesehatan terdekat, ” ucap Ferdian menirukan petugas.

Usut punya usut lanjutnya, Kartu kepesertaan yang ia miliki tidak aktif karena memang subsidi atau quota peserta PBI atau gratis tersebut telah dicabut oleh pemerintah.

Setelah itu, Ferdian mencoba berkomunikasi melalui nomor WA atau Instagram yang terpampang di depan kantor BPJS Kesehatan Surabaya yang selama ini dipasang.

“Silahkan bapak jika ingin mengaktifkan kartunya, mendaftar sebagai peserta mandiri di kantor kami, ” kata Ferdian saat dijawab melalui pesan singkat oleh aplikasi online BPJS Kesehatan.

Kemudian, sambung Ferdian, karena musim pandemi yang belum juga reda, ia mengkhawatirkan jika dirinya atau sang istri tiba-tiba sakit.

“Mending saya pindah saja menjadi peserta mandiri kelas III pak. Kartu saya akan aktif setelah nomer Virtual Account saya dicetak kata petugas.Bahkan Iurannya tidak menghabiskan uang rokok saya dalam sehari, ” ujarnya.

Ferdian mengatakan, menjadi peserta BPJS Kesehatan sangatlah penting. Disamping iurannya yang murah, tetangga sebelah rumah yang dulu pernah mengalami sakit jantungpun semua biayanya ditanggung tanpa mempermasalahkan kelas.

Apalagi lanjutnya, ia memiliki istri yang sekarang sedang hamil lima bulan.

“Jika KIS saya tidak diurus, lalu bagaimana jika istri saya melahirkan?, ” tanyanya kepada wartawan.

Hadirnya BPJS Kesehatan merupakan bukti hadirnya pemerintah dalam membantu masyarakatnya.

“Saya sendiri tidak bisa membayangkan jika seluruh biaya pengobatan yang selama ini saya lakukan, saya sendiri yang harus bayar. Belum lagi jika nanti istri melahirkan. Berapa banyak uang yang harus saya keluarkan pak,” imbuhnya.

Keinginan Ferdian disampaikan melalui media ini terhadap program BPJS kesehatan, adalah terus ada dan selalu hadir melayani masyarakat yang benar-benar membutuhkan uluran tangan BPJS.

“Hal yang terbaik yang dilakukan pemerintah demi menjaga warganya dengan keberlanjutan program mulia ini. Semoga pelayanan senantiasa ditingkatkan. Selalu memberikan yang terbaik sehingga apa yang dinginkan masyarakat dapat difasilitasi oleh Badan penyelenggara ini atau yang dulunya askes ini,” urainya.

Disisi lain, Ferdian menjelaskan kurang lebih butuh waktu dua puluh menit untuk mendaftar kembali di kantor pelayanan BPJS Kesehatan Surabaya di Jl. Dharmahusada 2 Surabaya.

“Setelah saya masuk loket pendaftaran di sebelah kanan, petugas memberikan petunjuk syarat -syarat menjadi peserta mandiri termasuk nomer rekening yang akan saya pakai untuk auto debet. Berikutnya saya mendapatkan nomer antrian. Setelah masuk ke ruang pelayanan yang didalam, sebelum saya duduk, saya sudah dipanggil petugas melalui pengeras suara yang diatas, ” kata Ferdian sambil tangannya menunjuk ke atas.

“Alhamdulillah, dua menit saya dilayani, VA saya sudah dicetak dan saya diarahkan petugas agar membayar iuran pertama pada tanggal yang sudah tertera, ” pungkasnya. (boody)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button