JATIM

Kaum Milenial Metropolis Wajib Menjadi Peserta JKN

Nirmala Ayu Febria (18) warga Petemon Barat Surabaya peserta JKN-KIS

SURABAYA, JATIM, BN-Memahami arti penting menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), bukan hanya pada saat kita membutuhkan bantuan untuk pembiayaan ketika sakit atau bermalas malasan membayar iuran JKN perbulan pada saat sudah menjadi peserta.

Nirmala Ayu Febria (18) warga Petemon Barat Surabaya mewakili suara kaum milenial Kota Surabaya mengaku bangga dan sepakat jika program jaminan kesehatan milik pemerintah ini terus berkembang, melayani masyarakat dengan inovasi kemajuan tehnologi.

“Kaum millenial seperti saya harus tahu, BPJS Kesehatan adalah program mulia membantu masyarakat kita yang sekarang ini sakit di Rumah Sakit,” terangnya.

Sebagai peserta segmen JKN PBI kemudian mengalihkan kepesertaan seluruh anggota keluarganya menjadi peserta mandiri (Pekerja Bukan Penerima Upah) kelas 3, Nirmala berfikir, pola tidak menunggu ketika ia dan keluarga sakit menjadi peserta, namun lebih sepakat jika sedia payung sebelum hujan.

“Jangan menunggu sakit mas, seperti tetangga saya dulu, pas ingin mendapat pembiayaan gratis persalinannya, dan waktunya ‘mepet’ baru dia mendaftar, ” kata Nirmala saat ditemui wartawan di halaman kantor BPJS Kesehatan KCU Surabaya (24/07).

Memahami arti taat dan patuh ujarnya, sebagai warga negara, yang pertama mengikuti aturan menjadi peserta adalah kewajiban.

“Ini kan program wajib. Jadi kaum muda Surabaya harus tahu itu,” ujarnya.

Ditanya apakah yang bersangkutan dan keluarga pernah menggunakan kartu BPJSnya untuk berobat, Nirmala mengatakan keluarga sering memakainya pada saat sakit biasa seperti demam, flu, dan suhu badan panas tinggi.

“Keluarga saya sering berobat ke Puskemas Simo Mulyo kalau lagi sakit – sakit ringan,” ucapnya.

Dia sendiri pernah memeriksakan keluhan sakit pada matanya sebelah kanan di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya ketika bulu matanya tumbuh kedalam.

“Saya waktu itu periksa ke Rumah Sakit Undaan. Pelayanan normal seperti antrian, kemudian konsultasi dokter sampai kelar, saya dilayani dengan baik. Tidak dibedakan, dan mereka melayani sangat ramah. Padahal saya peserta BPJS kesehatan yang dibayar pemerintah lo mas waktu itu, ” ungkap Nirmala sambil menunjukkan kartunya.

Yang lebih sering menggunakan kartu KIS yaitu adiknya yang bungsu bernama Hasna.

“Hasna sering mengalami kejang-kejang. Rumah sakitpun sering berpindah-pindah. Pernah dirawat di RS Bunda dan RS William Booth Surabaya, ” ujarnya.

Memaknai arti sehat sendiri dimasa pandemi Covid-19 yang belum juga reda. Menjaga kesehatan wajib hukumnya.

“Sehat itu mahal. Ya kalau kita memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit. Jika tidak maka BPJS kesehatan lah yang berperan. Membantu seluruh pembiayaan pengobatan atau lebih tepatnya gratis mas,” ucapnya.

Dipenghujung pembicaraannya, Nirmala mengajak kaum muda Surabaya bergabung menjadi peserta.

“Ayo, kaum millenial Surabaya, bergabung menjadi peserta JKN, gotong royong membantu yang sakit,” pungkasnya. (boody)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button