Dinas Pertanian Kab Ngawi Gelar Sosialisasi Cara Pengendalian Hama Sundep

NGAWI, JATIM, BN- Hama merupakan organisme penginfeksi tanaman yang menimbulkan kerusakan sehingga berdampak pada hasil pertanian, Penurunan hasil pertanian yang di timbulkan oleh hama memiliki kisaran yang bervariasi, mulai dari penurunan hasil panen yang tidak terlalu signifikan sampai tahap yang paling parah yaitu gagal panen.
Salah satu jenis hama tanaman yang sering menyebabkan kerugian hasil pertanian padi adalah hama penggerek batang. Hama ini adalah salah satu hama yang paling sering menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan hingga 90%.
Hama ini juga menyerang berbagai fase pertumbuhan mulai dari vase vegetatif sampai generatif. Gejala yang di timbulkan secara umum ada dua jenis yaitu Sundep dan Beluk. Hal ini di sampaikan oleh Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Kab Ngawi , Nurhamid, SP, MMA ( 26/11/2020 ) di Desa Kawu Kec Kedunggalar dalam acara sosialisasi cara pencegahan dan perlindungan hama sundep dan penggerek padi dengan kelompok Tani Makmur.
Masih kata Nurhamid , “Untuk penyakit sundep pada tanaman padi, gejalanya terlihat setelah tanaman berumur 21 hari dari masa tanam. Hal ini disebabkan oleh telur larva yang sudah menetas dan menyebar sekaligus merusak pembuluh di seluruh Batang padi. Dampak visualnya adalah pucuk batang padi menjadi kering kekuningan serta batang mudah di cabut. Sedangkan untuk gejala beluk ini , biasanya serangannya pada masa generatif ,Yaitu padi sudah mulai pembentukan buah. Sehingga padi menjadi Gabug atau tidak terisi.
Masih kata Nurhamid ,” Selain kita melihat kondisi di lahan pertanian persawahan , juga sudah saya ajarkan cara dan pencegahan diantaranya sebagai berikut; -Pengendalian pengaturan dengan pola tanam dan – Pengendalian secara mekanik kemudian Pengendalian secara Hayati serta yang terakhir adalah Pengendalian secara kimiawi. Hal ini adalah cara pengambilan langkah yang paling akhir bila harus terpaksa kita lakukan.
Dalam pertemuan ini, kita juga melakukan dan memberikan pelatihan cara penyemprotan serta memberikan cara dan kapan harus ada penyemprotan. Aplikasi insektisida cair dilakukan pada fase generative dengan bahan aktif Dimehipo,Klorntranilipral,Spinitoram.
Hal ini juga di kuatkan oleh keterangan Kepala Dinas Pertanian kab Ngawi waktu ditemui di kantornya,”Pengendalian terhadap OPT Khususnya hama penggerek batang padi harus dilakukan secara terpadu, mulai dari Pra tanam sampai menjelang panen. Maksudnya hama penggerek batang padi harus dilakukan kegiatan hama terpadu (PHT) yang melibatkan pengendalian yang Padu, Padan dan Serasi atau saling sesuai. Pengendalian PBP ini dengan melakukan kegiatan pengendalian secara Dini dan Ramah lingkungan ,” Pungkasnya. (leo /adv)