Bicara Jaminan Kesehatan, Djulaikah : BPJS Kesehatan Saja Jangan Yang Lain
SURABAYA, JATIM, BN – Bicara perihal Jaminan Kesehatan, Djulaikah (57) warga Semampir Tengah/Mer Kota Surabaya menegaskan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) menjadi pilihan yang tak bisa tergantikan.
“Wes pilih program iki ae mas, BPJS Kesehatan ae (Pilih program ini saja mas, BPJS kesehatan saja-red), program Jaminan Kesehatan dari Pemerintah yang peduli wong cilik,” ucap Djulaikah di Surabaya (28/04), Siang.
Ibu rumah tangga yang satu ini menceritakan dia pernah mengalami komplikasi beberapa penyakit yang di deritanya sejak tahun 2016.
“Iya mas ,setelah sebelumnya saya sakit paru-paru, dalam beberapa bulan saya mengalami perubahan, menjadi sekian macam penyakit dan atas beberapa kondisi kesehatan tersebut saya sangat tidak inginkan. Seperti sakit jantung,
paru-paru,diabetes ,dan kolesterol,” terangnya.
Munculnya kepuasaan dan kebanggaan menjadi peserta JKN milik BPJS kesehatan ini telah berkali-kali ia buktikan di beberapa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Rumah sakit type C dan Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Sukolilo Surabaya.
Sebagai informasi, Djulaikah merupakan peserta Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID kota Surabaya), berstatus aktif, nomor kepesertaan JKN 000078694XXXX serta Faskes Tingkat 1 Puskesmas Keputih Kota Surabaya Jawa Timur.
Perempuan yang memiliki suami dan bekerja sebagai nelayan tersebut menceritakan, sejak awal bulan september 2015, Ia telah memiliki kartu jaminan kesehatan berupa JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Kartu Jamkesmas telah berulang kali dipergunakannya untuk memeriksakan kesehatannya.
“Karena kondisi kesehatan saya semakin tidak baik bahkan ngedrop, pada tahun 2017, suami dan anak-anak membawa saya ke RSU Haji Sukolilo Surabaya. Tetap berbekal kartu KIS, semuanya berjalan lancar dan kembali sehat hingga sekarang ini,” ujarnya.
Lebih lanjut Djulaikah menerangkan, ketika sampai di RSU Haji Sukolilo, seluruh para medis yang merawatnya begitu cekatan dan sigap menanganinya.
“Para medis bekerja cepat. Selepas urusan pendaftaran selesai, semua alat medis bekerja untuk badan kami. Semua pemeriksaan lengkap dan penunjang saya terima. Cairan infus, cek laboratorium, Foto scan kepala ,scan paru, jantung dan seterusnya beserta alat mesin yang lain,ready disekitar ruang kami dirawat,” tegasnya.
Kembali mengingat sambung Djulaikah, ia menerima perawatan intensive di kamar Arofah Lantai 5 RSU Haji bahkan menjalani rawat inap kurang lebih delapan hari.Walaupun berstatus peserta PBID yang bersangkutan tetap dilayani dengan sangat baik.
“Hal ini saya alami sebelum pandemi Corona mas. Baik ruangan yang saya tempati selalu bersih dan steril. Sangat penting dan perlu disampaikan kepada masyarakat luas, saya dilayani dan bagus pelayanannya. Permakanan teratur dan bersih kamarnya. Oh iya mas, kenapa keluarga pilih RSU Haji, karena memang Rs Haji, Rs terdekat dari kediaman,” tuturnya.
Diujung perbincangannya ibu tiga orang ini menyampaiakan ucapan terimakasihnya kepada pemerintah dan BPJS kesehatan yang telah terbukti membantu masyarakat kecil melalui program baik untuk memberikan pembiayaan gratis dan layanan yang terus diberikan agar masyarakat puas.
“Terimakasih pemerintah dan BPJS kesehatan.Program peduli wong cilik untuk keluarga kecil saya, dan semoga JKN-KIS terus ada untuk menjamin pelayanan kesehatan rakyatnya,” pungkasnya. (boody)