JATIMLAMONGAN

Dinas PPPA Lamongan Cegah Kekerasan Terhadap Anak

Keterangan Gambar: Dinas PPPA Lamongan Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan dan Bullying Pada Anak

LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com –  Gencarkan kegiatan sosialisasi dalam pencegahan kekerasan dan bullying pada anak sejak dini dan berlangsung di aula Dinas PPPA Kabupaten Lamongan.

Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan hal ini di lakukan.

Kegiatan dengan menghadirkan puluhan siswa siswi dari MI Pembangunan Desa Sidomukti Kecamatan Lamongan serta dari Aiansi Perempuan Lamongan sebagai narasumber atau pemateri nya.

Hal ini diadakan guna menekan angka kekerasan dan bullying pada anak di Kabupaten Lamongan,” ungkap Kepala Dinas PPPA Kabupaten Lamongan Etik Sulistyani, S.Sos, M.Si., yang disampaikan oleh Kabid PPA Djuwari Tarno, SKM. MM.Kes.

Sementara, perkembangan kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Lamongan sempat mengalami penurunan di tahun 2020 lalu tercatat 28 kasus.

Diantaranya 22 kasus yang melibatkan anak dan 6 kasus yang melibatkan perempuan, sedangkan di tahun 2021 naik menjadi 42 kasus, dengan rincian 27 kasus yang melibatkan anak dan 15 kasus yang melibatkan perempuan.

“Ada banyak indikator sebagai penyebab, mungkin dari internal sendiri dari keluarga sendiri, mungkin juga dari luar, sekarang kan dari luar sarana informasi sangat terbuka masyarakat bisa melaporkan melalui online,” terangnya.

Terkait peningkatan ini, ia mengatakan Dinas PPPA Lamongan melaksanakan sosialisasi pencegahan kekerasan dan bullying pada anak sejak dini.

Dinas PPPA Lamongan juga menghimbau kepada masyarakat jika melihat atau mengalami kekerasan bisa melaporkan pengaduan melalui call center 081276770778.

Atau aplikasi Sempol Penak (Sistem Pelaporan Online Perempuan dan Anak). Kamis (24/03).

“Jika ada laporan masuk, kita langsung respon dengan mendatangi ke rumahnya (home visit) dan kalau memang nanti ada sampai sidang, kita dampingi sampai selesai.

Maka, dengan pengenalan sejak dini, diharapkan bisa memberikan pemahaman dan pengetahuan serta bisa mengantisipasi agar mereka tidak melakukan tindakan kekerasan.

Dan tidak menjadi korban kekerasan dan juga bullying baik di sekolah ataupun diluar sekolah.

Kedepan pihaknya berharap kekerasan ataupun bullying di sekolah tidak ada lagi. Karena itu akan merusak mental anak dan anak-anak koban bullying akan merasa dikucilkan sesama temannya.

“Hal ini diharapkan agar seluruh elemen masyarakat bergerak bersama dan dapat memahami indikasi awal anak terkena kekerasan.

Sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan sehingga kekerasan dapat dicegah dan tidak meluas kepada anak yang lain,” tutur Djuwari Tarno mengakhiri.

Penulis     : Bang IPUL

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button