
Senen ,Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang
JOMBANG, BIDIKNASIONAL.com – Baru-baru ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen, S.Sos., M.Si mengkhawatirkan sikap orang tua jangan sampai tidak memotivasi anaknya untuk tidak melanjutkan sekolah kejenjang lebih tinggi.
Kekhawatiran itu diutarakan Kepala Dindikbud menjawab awak media terkait dengan kekukarangan siswa baru yang terjadi pada sejumlah sekolah SDN dan SMPN memasuki ajaran baru tahun 2021/2022. Kekhawatiran mengingat beberapa waktu lalu dilakukan pembelajaran secara online.
“Memang ada kekurangan, terjadi pada sekolah pinggiran, terutama di daerah terpencil, pada sekolah yang sudah rencana di marger,” ujar Senen, waktu itu seusai rapat dengan pendapat dengan Komisi D DPRD Kabupaten Jombang, Senin (11/7/2022).
Dikatakan oleh Senen,Bahwa kekurangan siswa berhubunngan berkembangnya lembaga sekolah swasta SD IT, SD unggulan, maupun MTs swasta yang lebih representatif. Kekurangan siswa bukan hanya dilingkup sekolah negeri, hal serupa juga terjadi pada sekolah swasta.
Masih menurut Senen, hingga kini penerimaan belum maksimal penyerapan siswa yang daftar, karena orang tua biasanya mendaftarkan anaknya kalau ajaran baru dimulai.
Pagu untuk tahun 2021/2022 ini target siswa SDN yang terjaring sebanyak 14.672 siswa, yang sudah daftar 9.102 siswa, terdapat kekurangan 5.570 siswa. Pada SD swasta pagu sebanyak 1.686 siswa namun yang sudah masuk 1.219. kekurangan 467 siswa.
Sedangkan pada jenjang SMP Negeri terdapat kekurangan 100 siswa. Diantaranya kekurangan berada di SMPN 2 Bareng ada empat, SMPN 2 Jombang satu siswa mundur, SMPN 2 Mojowarno satu mundur, SMPN 2 Wonosalam kurang 34 siswa, kemudian SMPN 4 di Desa Jarak, Wonosalam kurang 41 siswa, SMPN Ngusikan kurang dua dan SMPN Jipurapah, Kecamatan Plandaan kurang 17 siswa.
“Kekurangan yang riil terjadi pada SMPN Jipurapah, SMPN 2 Wonosalam dan SMPN 4 Wonosalam di Desa Jarak ini memang kondisi daerah terpencil, sarana prasana jalan sangat tidak memadai, dan jaraknya relatif jauh,” pungkasnya.
“Kedepan kita akan melakukan evaluasi, terhadap problem kekurangan ini. Apakah karena kondisi usia bangunan sekolah sudah tua, apakah karena jarak tempuh terlalu jauh, apakah orang tua belum tau SD sudah di merger atau problem lain,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Jombang.
Kekurangan ini, katanya, akan menjadi evaluasi kita, Pemerintah Daerah akan memfasiltasi agar proses belajar mengajar tetap bisa berjalan. Diantaranya, dengan cara merger, terutama pada SDN. Pada level SMPN tidak ada yang di merger, sesuai dengan kebutuhan kondisi jarak tempuh wilayah setempat.
Sementara itu ketika setelah usai pimpin hearing, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Jombang, M Syarifhidayatullah yang akrab dipanggil Gus Sentot, mengharapkan Dikbud mengambil sikap yang bijak terhadap PPBD penerimaan SDN kekurangan murid baru.
“Saya berharap status tanah SDN diperjelas kepemilikkannya, jangan sampai menjadi polemik, karena sebagian lokasi gedung sekolah masih berada ditanah milik desa setempat,” ujarnya.
Dalam hal menyikapi kekurangan siswa SDN, Gus Sentot berharap, agar Pemkab melalukan evaluasi perbaikan kondisi kualitas gedung sekolah, karena kompetitir sekolah swasta belakangan ini sangat bagus. “Yang penting jangan sampai ada anak warga kita yang tidak sampai sekolah,” pungkasnya.
Dia berpesan, Kalaupun dilakukan merger sekolah SDN jangan sampai mengorbankan guru tenaga honorer di sekolah dimaksud, pimpinan diharapkan bisa menyikapi kendisi ini. “Ini karena kita sudah banyak kehilangan guru honorer,” ujarnya.
Laporan: Tok
Editor: Budi Santoso