ACEHGAYO LUES

Soal Bidan Desa, Pustu dan Poskesdes, Kadinkes Gayo Lues Sebut Sesuai Klarifikasi di Media

■ Tim PKN Gayo Lues, Sutrisno: Mana yang Betul?

Kondisi Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Pantan Lues dan Poskesdes desa Rime Raya Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh nampak terbengkalai (Foto.dok: dir)

GAYO LUES, BIDIKNASIONAL.com – Menanggapi klarifikasi wartawan terkait Bidan Desa yang dirumahkan, Pustu dan Poskesdes yang diduga terbengkalai, di Kecamatan Terangun, Kabupaten Gayo Lues, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Gayo Lues, Riadus Salihin menjelaskan melalui selulernya, Sabtu (10/12/2022), sesuai klarfikasi yang ada di Media yang sudah beredar kemarin.

“Cuma itu saja yang kami klarifikasi di Media Sosial kemarin, yang lain tidak ada,” kata Kadis Dinkes singkat.

Untuk diketahui, telah diberitakan sebelumnya,”145 Kepala Keluarga di Kecamatan Terangun Gayo Lues Keluhkan Layanan Pustu Tanpa Bidan Desa”,

Lebih kurang 70 Kepala Keluarga Desa Rime Raya mengeluhkan Bidan Desa yang selalu tidak pernah ada di tempat. Keberadaan seorang Bidan Desa telah menjadi suatu kebutuhan bagi warga masyarakat Desa Rime Raya Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh yang selalu mengandalkan Bidan Desa baik untuk berobat dan cek Kesehatan.

Begitu juga dengan Bidan Desa Pantan Lues yang masuk wilayah Kecamatan Terangun, juga tidak pernah menempati Puskesmas Pembantu (Pustu). Akibatnya, 75 Kepala Keluarga mengeluhkan pelayanan di Pustu tersebut karena tidak adanya Bidan Desa yang menempati Pustu Pantan Lues tersebut.

Namun belakangan, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di dua desa itu yang menjadi tempat praktek Bidan Desa di Kecamatan Terangun nampak lengang. Bahkan tidak berpenghuni hingga tumbuh semak belukar.

Pustu di Pantan Lues saat ini dijadikan kandang ternak masyarakat setempat, bahkan hingga kini masyarakat sangat kesulitan jika mau berobat.

Menurut salah seorang masyarakat Desa Rime Raya kepada Bidik Nasional, Rabu (7/12/2022) mengatakan, Bidan nya tak mau menempati Pustu tersebut karena kata Bidan, tempatnya tak layak dihuni, sengnya bocor lantainya retak dan turun.

“Kata Bidan itu dia tidak mau menempati bangunan Pustu tersebut karena katanya sengnya bocor dan lantainya retak dan turun, makanya kami jika berobat termasuk sangat sulit. Bayangkan jika mau berobat ke Pustu kan tidak ada Bidanya yah terpaksa kami telpon, kan rumit jadinya,” ujarnya.

Sama halnya dikatakan salah satu masyarakat di Pantan Lues menyebutkan, saat ini kami sangat sulit jika mau berobat, karena Bidan Desanya tak pernah ada ditempat. Jika anak atau cucu kami mau berobat kami harus telpon dulu Bidan Desanya, kan rumit jadinya, iya jika kami punya hp jika masyarakat yang enggak punya Hp gimana,” tanya dia.

Memang lanjutnya, sudah beberapa bulan ini bidannya tidak terlihat di tempat perakteknya sehingga warga Pantan Lues kesusahan disaat akan berobat.

“Udah beberapa bulan ini bang, Bidannya gak ada di tempat/Pustu tersebut, gak tau juga dan dimana. Kami susah pak kalau mau berobat musti ke Puskesmas Terangun yang jaraknya jauh dari desa kami ini,” keluhnya.

Kepala Puskesmas Terangun Mustafa Kamil

Terkait permasalahan tersebut, kepala Puskesmas Terangun Mustafa Kamil saat dikonfirmasi Bidik Nasional menerangkan, tidak adanya Bidan Desa di Pustu dan di Poskesdes di dua desa tersebut akibat tidak ditempati Pustu dan Poskesdes didua desa tersebut, karena saat ini Bidanya sudah dirumahkan.

“Akibat tidak ditempatinya Puskesmas Pembantu dan Poskesdes di dua desa tersebut, karena Bidan Desanya saat ini sudah di rumahkan oleh Dinas Kesehatan Gayo Lues,” Pungkasnya.

Tim Pemantau Keuangan Negara (PKN) Kabupaten Gayo Lues Sutrisno

Disisi lain, menyikapi permasalahan ini, Tim Pemantau Keuangan Negara (PKN) Kabupaten Gayo Lues Sutrisno menyampaikan beberapa hal yang wajib diketahui masyarakat.

Pertama adalah tentang pemberitaan yang telah tersebar ke publik dan beberapa media yang mengklarifikasi pemberitaan yang diberitakan oleh Media Bidik Nasional.

Terkait yang disebutkan Kadis Kesehatan Gayo Lues Riadus Salihin, yang mana dalam pemberitaan tersebut dirinya membantah dan mengatakan, permasalahan itu sudah begitu keadaannya sebelum dirinya dilantik menjadi Kadis Kesehatan.

“Jadi mana yang betul, menurut keterangan dari Kepala Puskesmas (Kapus) Terangun yang langsung di Konfirmasi oleh Wartawan Bidik Nasional baru baru ini mengatakan Bidan Desa yang bertugas di Desa Rime Raya dan Bidan di Desa Pantan Lues udah enam bulan di rumahkan, kemudian keesokan harinya wartawan Bidik Nasional kembali mengkonfirmasi Sekretaris Dinas yang didampingi Kabid PSDK Usin juga mengatakan hal yang sama.

Sekretaris Dinkes mengatakan akibat dirumahkan Bidan Desa tersebut dikarena anggarannya tidak ada. Jadi mana yang benar?

Jadi mana yang benar, jadi kita menyimpulkan permasalahan dirumahkannya Bidan Desa tersebut ada kesan Kadis Dinkes Gayo Lues buang badan alias buang tanggung jawab,” sebut Sutrisno.

Untuk itu, Sutrisno menegaskan, meminta kepada Pj. Bupati Gayo Lues agar segera mengevaluasi kinerja Kadis Dinkes Gayo Lues.” Kami beranggapan, kurangnya berkoordinasi Kadis kepada bawahannya dan seharusnya dia lebih memahami apa tugasnya sebagai atasan atau Kadis Dinkes agar masyarakat tidak mengeluh masalah perobatan apalagi Desa Pantan Lues dan Desa Rime Raya Kecamatan Terangun termasuk Desa yang sangat jauh dari Ibu Kota Blangkejeren dan Ibu Kota Kecamatan Terangun.

Menurutnya yang kedua, terkesan Kadis Dinkes Gayo Lues, kurangnya SDM dan kurangnya pengalaman di lapangan.” Sekali lagi kami meminta kepada Pak Pj. Bupati Gayo Lues agar segera mengevaluasi kembali kinerja Kadis Dinkes, agar masyarakat yang akan berobat di Pustu bisa normal kembali,” tambahnya.

Selain itu, Sutrisno menjelaskan bagian ketiga yakni, kepada rekan wartawan jika mau Klarfikasi masalah pemberitaan tolong cek dan ricek dulu di lapangan.

“Jadi kami beranggapan ada yang kepanasan masalah pemberitaan tersebut, mungkin mereka punya kepentingan atau ada hal lain?, kami Tim PKN Gayo Lues terus memantau perkembangan kabar ini di lapangan,” Pungkasnya.

Laporan: dir

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button