Menparekraf Sandiaga Uno Puji keindahan Wisata Bandar Grissee saat memberikan sambutan dalam acara Peresmian Kawasan Wisata Heritage Gresik (Foto: Ist)
GRESIK, BIDIKNASIONAL.com – Kagum dengan Penataan Kawasan wisata Heritage Gresik tanpa menghilangkan jejak sejarah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno apresiasi keberhasilan penataan Kawasan Kota Lama Gresik, yang dibangun melalui program Peningkatan Kualitas Kawasan Pesisir Timur Pemerintah Kabupaten Gresik kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dan Pemerintah Kabupaten Gresik.
“Saya sangat terkesan, kagum atas launching wisata heritage kota tua Bandar Grissee. Jujur saya kagum melihat estetika kawasan wisata heritage yang baru di lauching ini, sangat cantik,” kata Menparekraf saat memberikan sambutan dalam acara Peresmian Kawasan Wisata Heritage Bandar Grissee, Gresik, Jawa Timur.
Menurut Sandiaga Uno, keberhasilan pelaksanaan program Peningkatan Kualitas Kawasan Pesisir Timur menjadi destinasi wisata sejarah ini akan memberikan geliat ekonomi kepada penduduk setempat sehingga industri pariwisata mampu menciptakan peluang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sekaligus kebahagiaan bagi masyarakat.
Estetika Kawasan Wisata Heritage Bandar Grissee Gresik yang baru selesai dikerjakan BPPW Jatim, sangat cantik
Terpisah, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur M. Reva Sastrodiningrat, ST. M.Sc., menuturkan sejarah Gresik Kota Bandar sudah dikenal sejak Abad Ke – 11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan rempah tidak saja antar pulau namun meluas ke berbagai negara.
Gresik yang merupakan jalur strategis pelayaran dan perdagangan di Nusantara yang terletak di tengah jalur pelayaran dari selat Malaka ke Maluku dan banda.
“Dari sejarah itulah maka Pemerintah daerah Kabupaten Gresik saat ini mengangkat kembali kejayaan Bandar Grissee melalui Revitalisasi Kawasan di Sekitar pelabuhan dengan nama Kawasan Pesisir Timur dikarenakan memang berdekatan dengan Laut,” kata M. Reva Sastrodiningrat, ST. M.Sc., melalui Rekyan Sari, ST. M.Sc, PPK. Pengembangan Kawasan Permukiman Wilayah 1.
“Untuk mewujudkan Revitalisasi Kawasan Pesisir Timur Gresik tersebut, Bupati Gresik Bapak H. Fandi Akhmad, SE dalam kepemimpinannya memasukkan Penataan Kawasan Bandar Gresik atau Bandar Grissee dalam Visi dan Misinya,” terang wanita kelahiran Surabaya 37 tahun silam itu.
Lebih lanjut wanita yang mengawali kariernya sebagai ASN pada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR itu menambahkan, Revitalisasi Kawasan Bandar Grissee butuh waktu yang cukup lama, mulai dari perencanaan sejak tahun 2018 karena memang saat itu banyak permasalahan kumuh yang ada di Kawasan tersebut yaitu genangan air/banjir setiap tahun dan masalah persampahan.
“Alhamdulillah berkat senergi – kolaborasi Pemerintah kabupaten Gresik dibawah kepemimpinan H. Fandi Akhmad, SE dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR Revitalisasi Kawasan di 7 ruas jalan sesuai dengan konsep Kawasan Bandar Grissee berhasil dilaksanakan,” ungkap Rekyan Sari, ST. M.Sc.,
Launching Wisata Heritage Kota Tua Bandar Grissee: Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani, SE (Kanan) beserta Istri Hj. Nurul Haromaini Fandi Akhmad Yani
Ruang Lingkup penataan Kawasan Pesisir Timur mencakup, Kawasan Kampung Arab di ruas Jl. Agus Salim, Jl. KH Zubair dan Jl. Maulana Malik Ibrahim, Kawasan Kampung Pecinan di Jl. Setia Budi, Kampung Kreasi di Jl. Kramat Langon dan Kampung Kolonial di Jl. AKS Tubun serta Jl. Basuki Rahmat, dengan pembangunan Jalan, Pedestrian, hingga Drainase.
“Pemerintah Kabupaten Gresik juga melaksanakan kolaborasi lanjutan pada Kawasan Bandar Grisse dengan mengalokasikan dana APBD di Kampung Kemasan, Kawasan Pribumi dan Gg. Klenteng dikampung Pecinan yang terhubung dengan pendanaan dari Pemerintah Pusat begitu juga penanaman pohon dan tanaman beserta bak sampah sesuai tema masing-masing ruas jalan,” ujar wanita yang dikenal berprestasi tersebut.
Sebagai informasi, Kawasan Wisata Heritage Bandar Grissee terdiri dari empat kampung yang berbeda dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Empat kampung tersebut adalah kampung kolonial, kampung pribumi, kampung pecinan, dan kampung arab.
Kampung kolonial memiliki bentuk bangunan khas Belanda yang bisa dijadikan sebagai cagar budaya, kemudian kampung pribumi dihuni oleh masyarakat asli Gresik.
Adapun kampung pecinan memiliki klenteng tertua di Indonesia yang menjadi sejarah tersendiri bagi Kabupaten Gresik. Untuk kampung arab, terdapat Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim yang diharapkan dengan penataan kembali kawasan tersebut dapat mendorong pengembangan wisata religi. Cerita Rekyan Sari, ST. M.Sc, saat berbincang bincang dengan wartawan
“Wisata sejarah ini sangat menarik, ini menjadi daya tarik yang banyak diminati. Di sini juga ada wisata religi yang sangat menginspirasi nilai-nilai luhur, dan kawasan ini bisa dimanfaatkan sebagai magnet pariwisata sejarah kota atau heritage city,” kata Rekyan Sari, ST. M.Sc, menunjukkan ekspresi kekaguman mengakhiri wawancara.
Laporan : Toddy Pras H
Editor : Budi Santoso