Mantan Kades di Muba Jadi Tersangka Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan
Wakapolres Muba Kompol Malik Fahrin Husnul Aqif SH SIK, didampingi Kasat Reskrim AKP Morris Widhi Harto SIK, dan Kasi Humas AKP Susianto saat konferensi Pers, Selasa 30/5/2023 (Foto: Ist)
MUSI BANYUASIN, BIDIKNASIONAL.com – Mantan Kades Air Putih Ilir, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Muba NK (41) jadi tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Informasi disampaikan, mantan Kades di Kabupaten Muba tersebut membuka lahan kebunnya seluas setengah hektare, dengan cara membakarnya. Titik api pun terpantau patroli udara Tim Karhutbunlah Provinsi Sumsel. Lokasinya di Dusun IV, Desa Air Putih Ilir, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Muba.
Tindak lanjut informasi itu, tim gabungan penanganan karhutlah Kabupaten Muba melakukan ground check ke lapangan, Minggu (28/5), sekitar pukul 12.30 WIB.
“Didapati sisa lahan yang telah terbakar, seluas 21 meter. Tersangka kedapatan hendak memadamkan api sisa pembakaran tersebut,” beber Wakapolres Muba Kompol Malik Fahrin Husnul Aqif SH SIK, didampingi Kasat Reskrim AKP Morris Widhi Harto SIK, dan Kasi Humas AKP Susianto, Selasa 30/5/2023.
Personel Unit Pidsus Satreskrim Polres Muba yang turut mendatangi TKP, langsung mengamankan tersangka Neli Karnedi. Barang bukti yabng diamankan dari TKP, 2 potongan kayu bekas terbakar, dan 1 korek api.
Atas perbuatannya, tersangka NK diduga melanggar Pasal 108 jo Pasal 56 ayat 1 UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun.
Malik mengimbau, agar masyarakat Kabupaten Muba tidak lagi membuka lahan dengan cara membakarnya.
“Gunakan cara lain, dalam membuka lahan. Jangan terulang lagi kejadian seperti ini. Kami harap peristiwa ini yang pertama dan yang terakhir,” tegasnya.
Sementara itu tersangka NK mengaku khilaf dan menyesal, membuka lahan miliknya seluas setengah hektare dengan cara membakar.
“Karena keterbatasan dana (untuk membuka lahan) Pak. Rencananya lahan yang kubuka, untuk bertanam cabai,” tutupnya,
Sumber: bidhumaspoldasumsel
Laporan: Sirlani
Editor: Budi Santoso