
Mujaahidur Rohmah Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat dirawat (Foto: SDM Komlik)
GRESIK, BIDIKNASIONAL.com – Oktober 2022 merupakan peristiwa yang tidak bisa hilang dari ingatan Mujaahidur Rohmah. Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) asal Desa Roomo, Kabupaten Gresik ini meluapkan rasa syukur atas pertolongan kesembuhan gangguan kesehatan yakni vertigo yang dideritanya sejak 2017.
Vertigo sendiri merupakan rasa pusing yang menimbulkan sensasi palsu bahwa seseorang atau lingkungan di sekitarnya berputar atau bergerak. Kondisi ini juga dapat terjadi secara tiba-tiba pada seseorang.
“Saya memiliki gangguan vertigo sejak enam tahun silam. Saat itu ditangani dengan minum obat, setelah itu sembuh. Namun sekitar Oktober 2022 itu saya merasakan gejala yang lebih parah daripada biasanya. Rasanya perut mual, jika buka mata, pandangan berputar-putar, jika berdiri rasanya mau jatuh. Akhirnya, saya langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD),” kisah Zahid sapaan akrabnya.
Kondisi yang membuat Zahid kehilangan keseimbangan tersebut mengharuskan dirinya untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. Beruntung, vertigo yang diidapnya merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit yang dijamin dalam Program JKN.
“Alhamdulillah segala biaya pengobatan selama saya di rumah sakit bisa dibayar menggunakan jaminan kesehatan yang selama ini saya miliki. Tidak ada tambahan biaya lagi yang ditagihkan, hanya tambahan biaya kamar karena saya yang meminta sendiri untuk naik kelas rawat inap. Selain itu petugas medis yang melayani ramah, fasilitas rumah sakit semuanya nyaman dan saya rasa tidak dibedakan dengan pasien yang tidak menggunakan JKN,” imbuhnya.
Menurut Zahid, kelancaran perawatan yang ia rasakan tidak lain karena ia mengikuti prosedur layanan yang ditetapkan. Hal itu juga yang membuat proses administrasi tidak berbelit.
“Prosesnya semua mudah. Untuk administrasi juga saya tidak lagi diminta fotokopi berkas ini itu, saya cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan. Yang terpenting, selalu pastikan kepesertaannya aktif agar pelayanan tidak terhambat,” kata Zahid.
Zahid menyebut, manfaat JKN tidak hanya ia yang merasakan, melainkan sang istri dan sang buah hati. Ia mengaku puas karena kesehatan keluarganya memiliki jaminan yang ikut andil meringankan beban perekonomiannya.
“Bukan hanya vertigo saya tapi dua orang anak saya lahir ke dunia ini dengan selamat beserta ibunya juga atas bantuan JKN. Seperti yang kita ketahui bersama, biaya kelahiran kan tidak sedikit. Bahkan bukan hanya biaya saat melahirkan saja, saat kehamilan pun kami memanfaatkan JKN,” tuturnya.
Lebih lanjut, Zahid menerangkan bahwa saat kelahiran sang buah hati istrinya harus melewati proses persalinan secara caesar. Hal tersebut tentunya berdasarkan hasil indikasi dokter, bukan atas permintaan sendiri.
“Biaya operasi caesar tentunya tidak murah, tapi sekali lagi kami sebutkan bahwa kami telah dibantu program JKN. Melihat kondisi kandungan istri, dokter menyarankan operasi sehingga kami harus dirujuk ke rumah sakit. Saya lega karena biayanya semua ditanggung JKN. Dari hal tersebut, saya jadi teringat saat kelahiran anak pertama saya, yang saat itu belum menjadi peserta JKN. Baru terasa sekali perbedaan bagaimana dahulu keluarga kami mengumpulkan uang untuk biaya persalinan. Terima kasih JKN, kau adalah penyelemat dalam keluargaku,” ungkapnya.
Peserta JKN kelas satu ini juga mengakui manfaat lain yang dirasakan yakni dari layanan administrasi seperti pendaftaran pelayanan secara daring. Ia mengatakan adanya inovasi digital tersebut menghemat waktu dan tenaga.
“Saya kebetulan bekerja di kantor, istri saya ibu rumah tangga tapi mengurusi 3 orang anak jadi kami tidak repot dan tidak perlu takut antre saat mau berobat ke klinik karena sekarang bisa mendaftar melalui Aplikasi Mobile JKN. Caranya mudah karena bisa diakses melalui handphone, dan bisa dilakukan dimana saja,” puji Zahid.
Laporan: rn/qa
Editor: Budi Santoso