BANYUWANGIJATIM

Kisah Ida dan JKN, Bagai Lebah dan Madu yang Selalu Bersatu

Ida Ari Kuswati (38) terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ Foto: SDM Komlik

BANYUWANGI, BIDIKNASIONAL.com – Menjadi seorang pekerja khususnya tenaga kesehatan tentunya harus memiliki daya tahan tubuh yang kuat agar tetap bisa melayani pasien dan siap siaga 24 jam. Selain itu, terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga menjadi sangat penting agar bisa memproteksi diri ketika sakit nanti.

Seperti kisah Ida Ari Kuswati (38) yang sudah 21 tahun mengabdi menjadi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Al Huda Banyuwangi dan merasakan betapa pentingnya menjadi peserta JKN.

“JKN ini sangat penting sekali karena bisa menjadi proteksi diri untuk jangka panjang karena sakit itu tidak ada yang tahu kapan terjadinya. Menjaga pola hidup sehat juga menjadi poin penting bagi kita agar kita selalu dalam keadaan sehat,” ujarnya.

Ida yang sudah mengabdi selama 21 tahun dan juga sebagai Petugas Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) Rumah Sakit Al Huda Banyuwangi harus berinteaksi setiap hari dengan peserta JKN. Hal itu membuat dirinya bangga karena bisa menjadi bagian dari Program JKN sampai dengan saat ini.

“Saya tentunya sangat bangga sekali bisa menjadi kepanjangan tangan BPJS Kesehatan. Bahkan saat BPJS Kesehatan masih menjadi Askes, saya sudah dipercaya oleh manajemen rumah sakit menjadi petugas yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Pernah suatu ketika, Ida medapati pasien yang juga peserta JKN meneleponnya pada dini hari dan saat itu ia terjaga dari tidurnya. Tanpa ada rasa ragu, ia langsung mengambil ponsel nya lalu menggengamnya dengan erat sembari melihat nomor panggilan yang tidak dikenal.

“Saya saat itu terbangun dan melihat nomor panggilannya tidak dikenal, saya sudah yakin kalau itu adalah panggilan yang mendesak dan harus segera saya angkat, dan benar saja, ternyata itu adalah pasien kami yang juga sebagai peserta JKN membutuhkan informasi terkait pelayanan karena saat itu kondisi kartunya sedang tidak aktif karena ada tunggakan. Disaat itu pula saya jelaskan bahwa yang bersangkutan bisa langsung membayar tunggakannya atau jika dalam keadaan darurat, pasien bisa ditangani terlebih dahulu sambil menunggu kepesertaanya aktif,” bebernya.

Melihat kejadian tersebut, lantas tidak membuat dirinya berkeras hati dan menaruh rasa marah kepada peserta, bahkan dirinya merasa sangat senang dan bahagia karena bisa membantu orang yang memang harus segera di respon dengan cepat. Terlebih, itu sudah menjadi tugasnya sebagai petugas PIPP di rumah sakit.

“Ini sudah menjadi kewajiban saya sebagai petugas PIPP dan saya sekali lagi merasa bangga menjalani tugas ini karena selain bisa paham terkait Program JKN, saya juga bisa membantu pasien yang membutuhkan informasi baik khususnya peserta JKN ini,” tegas Ida.

Pada awalnya Ida sempat ragu menjadi petugas PIPP, namun saat ia mejalaninya, ia mulai merasa nyaman dan sampai saat ini ia bisa bertahan dan masih dipercaya oleh rumah sakit tempat ia bekerja.

“Ada alasan dimana saya bisa bertahan sampai dengan sekarang ini, alasan itu adalah dimana saya bisa mengetahui sifat dari orang-orang. Hal penting lainnya itu adalah saya bisa bertemu dengan orang-orang yang membutuhkan pertolongan,” jelasnya.

Selain pengalaman dalam pekerjaannya, Ida juga pernah merasakan betapa besarnya manfaat dari program JKN ini, salah satunya adalah dimana saat dirinya harus menjalani operasi caesar untuk anak pertamanya rumah sakit.

“Saya sudah merasakan dan membuktikan sendiri bagaimana Program JKN ini sudah sangat membantu masyarakat yang membutuhkan khususnya saya pribadi. Saya tidak pernah mendengar pasien di rumah sakit kalau mereka dibeda-bedakan dan bahkan mereka cenderung merasa puas dengan pelayanan yang diberikan,” kata Ida.

Lebih lanjut, ayahnya juga pernah dirawat di rumah sakit karena terkena serang jantung pada 2014 lalu. Saat itu ayahnya sudah terdaftar sebagai peserta JKN aktif dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas dua.

“Ayah saya waktu itu tiba-tiba terkena serang jantung dan harus dirawat di rumah sakit, tepatnya pada 2014. Pada tahun itu kan awal berdirinya BPJS Kesehatan, alhamdulillah saat itu ayah saya sudah terdaftar sebagai peserta JKN dan bisa kembali sehat serta pulang ke rumah tanpa ada biaya apapun lagi,” ungkapnya.

Menyambungkan cerita tentang ayahnya, saat ini sang ayah sudah kembali sehat dan bisa beraktivitas seperti sediakala dan harus rajin kontrol ke dokter. Hal itu tentunya tidak terlepas dari peran JKN yang sudah menjamin biaya pengobatannya sampai dengan saat ini.

“Peran JKN ini sangat besar dan saya sendiri yang menjadi saksinya, baik untuk saya pribadi, untuk keluarga maupun untuk Masyarakat lainnya,” sambungnya.

Diakhir, Ida berharap bahwa JKN agar tetap selalu ada karena sudah banyak masyarakat yang terbantu dengan kehadiran JKN ini.
“Saya ucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada BPJS Kesehatan yang sudah menyelenggarakan Program JKN dan tentunya sudah banyak menbantu masyarakat dalam hal pengobatan mulai dari penyakit ringan sampai dengan penyakit yang berat, terima kasih, “ tutupnya.

Laporan: Humas/red

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button