Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr. Pramesti Griana Dewi (dok: ist)
CILACAP, BIDIKNASIONAL.com – Langkah Kongkrit dalam Merancang Program Pencegahan Penanganan Stunting di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr. Pramesti Griana Dewi mengatakan,
dengan Instruksi Presiden Joko Widodo waktu itu bahwa semua kabupaten kota diminta untuk melakukan percepatan penurunan stunting.
dr. Pramesti Griana Dewi mengatakan di Kabupaten Cilacap juga sudah terbentuk Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) yaitu pada bulan april Tahun 2022, kemudian di bulan November Tahun 2022.
Pj Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar memberikan arahan membuat suatu ide atau terobosan untuk lebih menajamkan upaya percepatan penurunan stunting tersebut.” Jadi di TPPS sudah melaksanakan berbagai kegiatan perencanaan kemudian pelaksanaan maupun mengkoordinir semua lintas sektor terkait,” ungkap dr. Pramesti Griana Dewi.
Dari Pemkab Cilacap dan Dinas Kesehatan dalam hal ini membuat satu terobosan inovasi yang disebut dengan kancing merah yaitu gerakan stunting masa depan cerah, ini tentu saja berhubungan langsung dengan upaya untuk percepatan penurunan stunting. Adapun inovasi tersebut dimulai sejak bulan Januari 2023 dan masih berjalan sampai saat ini.
dr. Pramesti Griana Dewi mengatakan
Dalam Pelaksanaan Inovasi Kancing merah ini meliputi 6 pilar kegiatan, yang pertama yaitu mengkonsumsi gizi seimbang, kemudian Asi eksklusif 6 bulan, Rutin Ke Posyandu, Cuci tangan pakai sabun dan menggunakan jamban sehat, menggunakan air bersih.” Dengan ke enam pilar ini kita semua berupaya untuk menurunkan angka Stanting di Kab.Cilacap,” sebutnya.
Kegiatan ini tentu saja didukung dengan penganggaran yang cukup yaitu ada peningkatan jumlah penganggaran dari 2022 anggaran untuk stunting itu 12,7 miliar kemudian di 2023 ini menjadi 72,7 miliar tentu saja dari berbagai sumber yaitu APBD, Dana Desa Untuk PMT, CSR, Anggaran Stunting di Desa, BOP Pengadaan beras.
” Kegiatan yang sudah rutin dilaksanakan di Dinas Kesehatan dalam hal ini tentu saja didukung oleh teman-teman yang terisi konstanting dengan melihat hasil penimbangan serentak yang dilaksanakan sejak bulan Januari sudah kita laksanakan, kemudian bulan September dan Oktober akan terlihat Balita yang berat badannya atau panjang badannya, tinggi badannya tidak sesuai dengan umur jadi akan terlihat ada berapa jumlahnya balita yang mengalami Stunting atau mengalami gizi kurang ataupun mengalami gizi buruk,” ungkapnya.
dr. Pramesti Griana Dewi menambahkan guna upaya edukasi kepada masyarakat kita sebetulnya sudah cukup paham dengan Gisi yang baik untuk balitanya tapi mungkin harus selalu diingatkan.” Jadi pada tahapan pelaksanaan percepatan kita mengadakan pelatihan untuk semua kader PKK dan kader Posyandu di seluruh kabupaten tentu saja kita ambil perwakilannya yang kemudian akan menyebarluaskannya kepada teman-teman di lapangan. Itu kita berikan edukasi yang kuat tentang gizi seimbang termasuk cara memasaknya kemudian menu yang tepat untuk balita dan variasi menunya itu beberapa kali kita laksanakan termasuk juga pola asuhnya pola pemberian makan yang harus selalu diingatkan kepada ibu-ibu balita,” urainya.
Lebih jauh dijelaskan,” kegiatan penurunan stunting ini sudah cukup terlihat di mana di awal kegiatan kita melakukan penimbangan serentak kepada seluruh balita yang ada di Cilacap kemudian didapatkan ada sejumlah 4.494 balita yang Stunting atau potensi Stunting. Ini kita lakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan lokal, kemudian juga Pola Asuh, Pola Pemberian Makan, memperbaiki menu makanan maupun cara pemberian makanan,” cetusnya.
” Pada saat Evaluasi sejak Triwulan1,2,3 sudah terlihat Penurunanya stunting,dan di triwulan 4 di bulan Oktober dari 4494 itu menjadi 2.455 atau ada penurunan sebanyak 45%,” Ungkap dr. Pramesti Griana Dewi .
dr. Pramesti Griana Dewi menambahkan,” terkait harapan kita generasi ke depan menjadi generasi emas untuk Cilacap khususnya, generasi yang berkualitas tentunya dimulai dari anak-anak balita bahkan dari kehamilan sejak ibu-ibu mengandung itu sudah harus dipersiapkan gizi bagi ibu, maupun bayi yang dikandungnya. Itu yang harus kita upayakan bersama supaya tercipta generasi emas di tahun 2045 dengan menguatkan ibu hamil dan balita kita sejak dini,” pungkasnya.
Reporter : Asep Saepudin
Editor: Budi Santoso