JATIMSURABAYA

Kolaborasi BPJS Kesehatan dan Dukcapil, Implementasikan Integrasi Face Recoginition Pelayanan JKN

Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan David Bangun bersama Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Teguh Setyabudi (dok.foto: ist)

SURABAYA, BIDIKNASIONAL.com – Sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan integrasikan teknologi Face Recognition dalam layanan Program JKN dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil). Teknologi Face Recognition adalah sebuah sistem identifikasi dan autentikasi data biometrik yang dapat mencocokkan wajah seseorang dengan gambar digital berbasis data yang dimiliki.

Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan David Bangun menjelaskan melalui implementasi Face Recognition yang terintegrasi dengan Ditjen Dukcapil diharapkan nanttinya, tidak hanya meningkatkan mutu layanan, namun juga dapat dapat meminimalisir adanya fraud (kecurangan) dalam pemanfaatan kepesertaan JKN. Selain itu integrasi Face Recognition juga dibutuhkan untuk meningkatkan keamanan data peserta dan kualitas pelayanan berbasis teknologi.

“Kenapa kami implementasikan Face Recognition? Sebagai contoh, dalam proses perubahan Fasilitas Kesehatan (Faskes) kami temukan potensi fraud yang cukup besar disini. Saat ini upaya yang dilakukan untuk mencegah adalah dengan peserta datang ke kantor cabang. Namun dengan implementasi Face Recognition, proses tersebut dapat dipermudah atau dipersingkat melalui transformasi digital yang terintegrasi dengan Face Regonition. Jadi lebih mudah dan lebih cepat,” ujar David.

Integrasi Face Recognition dalam layanan JKN akan diimplementasikan dalam pelayanan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan, layanan Anjungan Mandiri (AMAN) JKN dan pelayanan di fasilitas kesehatan provider BPJS Kesehatan. Pada pelayanan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan dan AMAN JKN, Face Recognition akan dilakukan saat peserta melakukan pengecekan atau perubahan data kepesertaan JKN miliknya. Berdasarkan hasil pemindaian Face Regonition, sistem akan mencocokkan data peserta dengan data kependudukan Dukcapil sehingga proses perubahan data kepesertaan dapat dilanjutkan.

Sedangkan dalam mengakses pelayanan di Faskes, terlebih dahulu peserta diminta melakukan perekaman wajah di Faskes Tingkat Pertama (FKTP) maupun di rumah sakit. Jika perekaman wajah telah dilakukan dan telah masuk dalam database, saat mengakses layanan JKN setelah menginput identitas kepesertaan, teknologi Face Recognition akan melakukan pemindaian dan mencocokkan apakah peserta tersebut sesuai dengan database dan dapat mengakses pelayanan kesehatan sesuai dengan haknya.

Lebih lanjut David menyampaikan, besar harapannya dengan diintegrasikannya Face Recognition dalam layanan Program JKN pada tahun 2024 nanti, peserta JKN akan dapat semakin mudah mengakses pelayanan kesehatan. Tidak hanya kemudahan dalam akses layanan, namun juga terlindungi haknya sebagai Peserta JKN.

“Semua (akses) sudah siap, harapan kami dapat diimplementasikan lebih cepat. Semoga dengan integrasi ini dapat menjadikan JKN lebih baik, karena JKN adalah milik kita bersama dan kebanggaan kita bersama,” terang David.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Teguh Setyabudi menyampaikan komitmennya untuk mendukung BPJS Kesehatan dan keberlangsungan Program JKN.

“BPJS Kesehatan adalah pengguna strategis yang menggunakan data kami untuk untuk melayani masyarakat. Jadi pada instansi lain kami support, pada BPJS Kesehatan kami lebih support support lagi. Karena ini masuk kepada pelayanan dasar untuk masyarakat,” ujar Teguh.

Teguh menjelaskan implementasi Face Recognition terintegrasi dengan Data Dukcapil saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Menurutnya impelementasi Face Recognition terintegrasi untuk mencegah Fraud layanan Program JKN adalah sebuah gagasan yang baik untuk memastikan masyarakat dapat memanfaatkan hak kepesertaan JKN dengan baik.

“Kami berharap, sesuai dengan Undang-Undang, data kependudukan dapat dimaksimalkan dengan baik untuk perencanaan pembangunan dan juga tentunya untuk pelayanan kesehatan,” pungkas Teguh.

Laporan: rn/ws/red

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button