Sekertaris komisi penanggulangan AIDS kabupaten Grobogan, Rahayu ismarwini (dok.foto: Heru BN.com)
GROBOGAN, BIDIKNASIONAL.com – Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Grobogan Menyebutkan data pasien positif AIDS di Grobogan kurun 2022-Oktober 2023 ditemukan 1.591 kasus HIV/AIDS yang berada di kabupaten Grobogan, atas temuan tersebut menempatkan Kabupaten Grobogan menjadi peringkat ke-4 se Jawa Tengah.
Sementara itu, Kota Purwodadi menjadi penyumbang terbanyak kasus HIV-AIDS di Grobogan dengan total 282 temuan kasus HIV-AIDS. Sedangkan kasus tersedikit berada di wilayah Kecamatan Tanggungharjo dengan jumlah temuan 11 kasus.
Lebih lanjut, untuk penyumbang temuan kasus HIV-AIDS sebanyak 100 kasus ke atas ditemukan di wilayah Kecamatan Toroh, Wirosari, Godong dan Penawangan.
Sekertaris komisi penanggulangan AIDS kabupaten Grobogan Rahayu Ismarwini mengatakan, data pasien positif AIDS di Grobogan kurun 2022-Oktober 2023 ditemukan 1.591 kasus HIV-AIDS. 4,46 persen atau 71 kasus merupakan pasien anak-anak.
Dalam hal ini, menurutnya peringkat ke-4 bukan hal yang buruk, melainkan adalah kebanggan atas kerja keras dari semua elemen yang ikut berperan.
“Penemuan kasusnya kita itu tertinggi, jadi dapat dilihat bahwa semua komponen yang ada di kabupaten Grobogan itu bekerja dengan maksimal,” ucapnya, Kamis (7/12).
Menurutnya, temuan kasus harus dapat di tingkatkan agar dapat mengantisipasi hal yang dinilai lebih buruk. Lebih lanjut, ia menyebutkan peringkat empat sudah baik, bila mana melihat peringkat sebelumnya diposisi delapan atau sembilan.
“Harus ditingkatkan kembali, seharusnya dapat menempati peringkat pertama se Jawa Tengah,” sambungnya.
Dari 1781 kasus yang telah ditemukan, lanjut Sekertaris KPA Grobogan, untuk di Kabupaten Grobogan saat ini didominasi ibu rumah tangga, karena Kabupaten Grobogan termasuk kota yang tenaga kerja prianya banyak keluar kota atau merantau ke daerah lain.
Ia menilai, untuk penyebaran atau temuan kasus paling banyak terjadi di kota Purwodadi. karena menjadi pusat Sliweranya (Perputaran) penduduk yang ada.
“Sehingga memang ketularanya di luar daerah, namun dibawa pulang,” jelasnya.
Kendati demikian, tidak dapat hanya disalahkan para bapak-bapak tersebut. Lanjut ia mengatakan, karena saat ini para ibu-ibu rumah tangga, yang di rumah juga bisa jadi penyebab, dikarenakan semuanya pegang hp.
“Hp untuk saat ini kan bisa dibuat kencan, transaksi, dan yang lainya. jadi, tidak bisa hanya menyalahkan bapak-bapak yang diluar sana yang sedang merantau,” ucapnya.
Menurutnya dari banyaknya temuan kasusnya itu, yang banyak terinfeksi HIV adalah dari ibu-ibu. Sedangkan, untuk yang AIDS-nya itu dari bapak-bapak. Lanjut, ia mengatakan, untuk bapak-bapak kesadarannya sangat susah untuk periksa kesehatan.
“Namun, untuk ibu-ibu begitu merassakan badannya ada perubahan yang seperti biasanya mereka segera periksa ataupun skrening guna mengetahui gejala yang terjadi,”
Dalam hal ini, ia mengatakan bahwa pengobatannya gratis di 28 puskesmas dan beberapa RS yang ada di kabupaten Grobogan.
Lebih lanjut, ia menambahkan untuk saat ini KPA sudah menjalankan semua program yang berkaitan dengan penanggulan HIV/AIDS di kabupaten Grobogan.
“Salah satu nya, kita sudah Kordinasi dengan MUI, kita sedang melaksanakan screening di cafe karaoke, juga di lokalisasi,” jelasnya.
Laporan : Heru Budianto
Editor: Budi Santoso