JATIMPASURUAN

Periksa Kehamilan dan Kuret Patmawati Dicover BPJS Kesehatan

Patmawati (35) warga Kota Pasuruan peserta BPJS Kesehatan (dok.foto: ist)

PASURUAN, BIDIKNASIONAL.com – Diceritakan oleh Patmawati salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kelas dua mandiri segmen kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU) mengikuti suami, fasiltas kesehatan tingkat primer dokter perseorangan yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, dr. Dwinarti di wilayah Perumahan Bugul Kidul Kota pasuruan.

Perempuan warga kota Pasuruan ini membeberkan perihal pengalaman nya berobat dengan status pasien BPJS Kesehatan, ketika melakukan pemeriksaan kehamilan anak ketiga usia kandungan menginjak berjalan 3 bulan.

Disampaikan Patmawati, sebelumnya memiliki riwayat kandungan lemah mulai persalinan anak pertama dan kedua.

“ Kesibukan mengantar anak dengan aktifitas banyak bersepeda, antar anak kedua ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh, akhirnya kecapekan. Gejalanya waktu itu saya mengalami pendarahan. Sempat berobat ke dokter spesialis kandungan, sudah dikasih obat, namun sampai obatnya habis, dua kali observasi hasilnya sama tidak ada perubahan,” ungkap Patmawati.

Sejauh itu belum ada perubahan, Patmawati berinisiatif pindah tempat periksa ke dr. Dwinarti di faskes tingkat pertama sebagai pasien JKN.

“ Waktu periksa ke dr. Dwinarti, menerima surat rujukan ke Griya Sehat Medika (GSM). Setelah di GSM ada keluar gumpalan darah. Sore saya diobservasi dan kemudian rawat inap untuk kiret. Nginep hanya semalam, total rawat inap tiga hari. Setelah dijadwalkan kiret dan pelaksanaan operasi kiret, selanjutnya saya dipulangkan dan berobat jalan,” ucap Patmawati.

Sejauh itu, diakui Patmawati, semua pembiayaan tercover oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).” Seluruh pembiayaan sejak periksa kehamilan dan persalinan, semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan tanpa harus mengeluarkan biaya sendiri,” ucapnya.

Selain itu, Wanita berusia 35 tahun ini menyebutkan, semua anggota keluarga telah menjadi peserta JKN. Mengenai sakit dan berobat berstatus pasien BPJS Kesehatan semua anggota keluarga pernah sakit.” Dari prosentase pengguna kartu JKN dalam keluarga, saya dan anak saya lah yang paling sering berobat,” sebut Patmawati.

Seperti pada waktu kehamilan anak ketiga ucap dia, intensitas pemakaian kartu meningkat dengan penggunaan kontrol kehamilan serta persiapan persalinan.

Menurut Novi, setelah menerima surat rujukan, kepercayaan dirinya tetap bulat, tanpa ada rasa was-was karena kemana melangkah, kartu BPJS Kesehatan selalu melekat dalam Handphone milik nya yang tersimpan dalam aplikasi Mobile JKN. Memiliki aplikasi JKN Mobile merupakan kebutuhan wajib. Didalamnya terdapat berbagai fitur, utamanya tidak khawatir jika fisik Kartu Indonesia Sehat (KIS) hilang, maka di dalam aplikasi tersebut tetap aman tersimpan.

” Selama ini saat berobat, saya tinggal menunjukan kartu JKN dalam aplikasi ini. Mudah dan cepat, tidak perlu lagi mondar mandir foto copy seperti dulu bahkan terlayani tuntas,” ucap Novi.

Bicara kebutuhan akan BPJS Kesehatan, Novi menambahkan, selama kontrol rutin dia selalu mengandalkan jaminan kesehatan dari program JKN.” Lebih percaya sepenuhnya berkat pengalaman-pengalaman sebelumnya. Tentu pakai BPJS dong pak,” kata Patmawati sambil tersenyum.

” Kelas dua ruang perawatan sesuai kelas kepesertaan. Secara keseluruhan BPJS Kesehatan nyaman dan aman. Semua ditanggung tanpa perlu minta persetujuan kesana kemari. Ditambah lagi adanya aplikasi Mobile JKN semakin mempermudah tanpa harus menunggu antrean lama, daftar antrean melalui aplikasi pintar ini, datang tinggal menunjukan nomor antrean dan selesai tanpa berlama lama di dr. Dwinarti maupun Rumah Sakit,” bebernya.

“ Terimakasih BPJS Kesehatan, terus tingkatkan sosialisasi program pelayanan,” pungkasnya.

Laporan: rn/gt/red

Editor: Budi Santoso

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button